Makna Berkapur Sirih Bagi Orang Melayu[/caption]
DALAM kehidupan orang melayu dikenal sebagai sebuah tradisi yang disebut dengan berkapur sirih, yaitu tradisi makan sirih yang diramu dengan kapur dan pinang. Tradisi makan sirih merupakan warisan budaya masa silam, lebih dari 300 tahun yang lampau hingga sat ini. 
Budaya makan sirih hidup di Asia Tenggara. Pendukung budaya ini terdiri dari berbagai golongan, meliputi masyarakat kelas bawah, pembesar negara, serta kalangan istana.
Tepak sirih digunakan sebagai perangkat yang tidak boleh dilupakan dalam acara-upacara resmi adat. Oleh karena tepak sirih merupakan simbol yang memiliki arti penting, maka pemakaiannya tidak bileh sembarangan.
Didalam tepak sirih terdapat beberapa perlengkapan yang lainnya seperti cembul yang berjumlah empat atau lima yang digunakan untuk tempat menyimpan pinang, gambir, kapur, tembakau, dan bunga cengkeh. Bekas sirih yang digunakan untuk menyimpan sirih. Kacip, yang merupakan alat yang berfungsi sebagai pisau untuk memotong dan menghiris buah pinang atau obat-obat tradisional yang terdiri dari tumbuh-tumbuhan.
Gobek, adalah tempat sirih yang telah dilengkapi dengan kapur, gambir, pinang, dan cengkeh. Ketur, adalah tempat berludah. Orang yang memakan sirih pasti akan sering mengeluarkan ludah yang berwarna merah, pekat, dan kotor.
Didalam tradisi makan sirih sering disebut dengan ramuan berkapur sirih, yang biasanya dilengkapi dengan sirih, pinang, gambir, tembakau dan kapur. Semua ramuan atau bahan yang digunakan dalam berkapur sirih memiliki makna dan falsafah tersendiri, yang mana sirih memiliki lambang sifat rendah hati, memberi, serta selalu memuliakan orang.
Makna ini ditafsirkan dari cara tumbuh sirih yang memanjat pada para-para,batang pohon sakat, atau batang pohon api-api yang digemarinya, tanpa merusakkan batang atau apapun tempat ia hidup.
Kapur yang memberi lambang hati yang putih bersih dan serta tulus, tetapi jika keadaan memaksa, ia akan berubah menjadi lebih agresif dan marah.
Gambir memiliki rasa pahit melambangkan kecekalan atau keteguhan hati. Makna diperoleh dari warna daun gambir kekuning kuningan. Dimaknai bahwa sebelum mencapai sesuatu, kita harus sabar melakukan proses untuk mencapainya.
Pinang melambangkan keturunan orang yang baik budi pekerti, jujur,serta memiliki derajat tinggi. Bersedia melakukan suatu pekerjaan dengan hati terbuka dan bersungguh sungguh. Makna ini ditarik dari sifat pohon pinang yang tinggi lurus keatas serta mempunyai buah yang lebat dalam setandan.
Tembakau melambangkan hati yang tabah dan bersedia berkorban dalam segala hal. Ini karena daun tembakau memiliki rasa yang pahit dan memabukkan bila diiris halus sebagai tembakau,dan tahan lama disimpan.(zuriyati riya)   
                                                                                               
                                                                                                                                    
                                
                                                              
                                                           
                          
 
  Makna Berkapur Sirih Bagi Orang Melayu
Kiki
Selasa, 16 Februari 2010 - 10:03:16 WIB
                  
[caption id="attachment_13118" align="alignleft" width="300"]
 Makna Berkapur Sirih Bagi Orang Melayu[/caption]
DALAM kehidupan orang melayu dikenal sebagai sebuah tradisi yang disebut dengan berkapur sirih, yaitu tradisi makan sirih yang diramu dengan kapur dan pinang. Tradisi makan sirih merupakan warisan budaya masa silam, lebih dari 300 tahun yang lampau hingga sat ini. 
Budaya makan sirih hidup di Asia Tenggara. Pendukung budaya ini terdiri dari berbagai golongan, meliputi masyarakat kelas bawah, pembesar negara, serta kalangan istana.
Tepak sirih digunakan sebagai perangkat yang tidak boleh dilupakan dalam acara-upacara resmi adat. Oleh karena tepak sirih merupakan simbol yang memiliki arti penting, maka pemakaiannya tidak bileh sembarangan.
Didalam tepak sirih terdapat beberapa perlengkapan yang lainnya seperti cembul yang berjumlah empat atau lima yang digunakan untuk tempat menyimpan pinang, gambir, kapur, tembakau, dan bunga cengkeh. Bekas sirih yang digunakan untuk menyimpan sirih. Kacip, yang merupakan alat yang berfungsi sebagai pisau untuk memotong dan menghiris buah pinang atau obat-obat tradisional yang terdiri dari tumbuh-tumbuhan.
Gobek, adalah tempat sirih yang telah dilengkapi dengan kapur, gambir, pinang, dan cengkeh. Ketur, adalah tempat berludah. Orang yang memakan sirih pasti akan sering mengeluarkan ludah yang berwarna merah, pekat, dan kotor.
Didalam tradisi makan sirih sering disebut dengan ramuan berkapur sirih, yang biasanya dilengkapi dengan sirih, pinang, gambir, tembakau dan kapur. Semua ramuan atau bahan yang digunakan dalam berkapur sirih memiliki makna dan falsafah tersendiri, yang mana sirih memiliki lambang sifat rendah hati, memberi, serta selalu memuliakan orang.
Makna ini ditafsirkan dari cara tumbuh sirih yang memanjat pada para-para,batang pohon sakat, atau batang pohon api-api yang digemarinya, tanpa merusakkan batang atau apapun tempat ia hidup.
Kapur yang memberi lambang hati yang putih bersih dan serta tulus, tetapi jika keadaan memaksa, ia akan berubah menjadi lebih agresif dan marah.
Gambir memiliki rasa pahit melambangkan kecekalan atau keteguhan hati. Makna diperoleh dari warna daun gambir kekuning kuningan. Dimaknai bahwa sebelum mencapai sesuatu, kita harus sabar melakukan proses untuk mencapainya.
Pinang melambangkan keturunan orang yang baik budi pekerti, jujur,serta memiliki derajat tinggi. Bersedia melakukan suatu pekerjaan dengan hati terbuka dan bersungguh sungguh. Makna ini ditarik dari sifat pohon pinang yang tinggi lurus keatas serta mempunyai buah yang lebat dalam setandan.
Tembakau melambangkan hati yang tabah dan bersedia berkorban dalam segala hal. Ini karena daun tembakau memiliki rasa yang pahit dan memabukkan bila diiris halus sebagai tembakau,dan tahan lama disimpan.(zuriyati riya)   
                                                                                               
                                                                                                                                    
                                
                                                              
                                                           
                          
 
  
                                           
                                            
                                                
                                                 
                                                
                                            
                                                 
                                             
                            
                                                        
         
                  
                          
     
 Makna Berkapur Sirih Bagi Orang Melayu[/caption]
DALAM kehidupan orang melayu dikenal sebagai sebuah tradisi yang disebut dengan berkapur sirih, yaitu tradisi makan sirih yang diramu dengan kapur dan pinang. Tradisi makan sirih merupakan warisan budaya masa silam, lebih dari 300 tahun yang lampau hingga sat ini. 
Budaya makan sirih hidup di Asia Tenggara. Pendukung budaya ini terdiri dari berbagai golongan, meliputi masyarakat kelas bawah, pembesar negara, serta kalangan istana.
Tepak sirih digunakan sebagai perangkat yang tidak boleh dilupakan dalam acara-upacara resmi adat. Oleh karena tepak sirih merupakan simbol yang memiliki arti penting, maka pemakaiannya tidak bileh sembarangan.
Didalam tepak sirih terdapat beberapa perlengkapan yang lainnya seperti cembul yang berjumlah empat atau lima yang digunakan untuk tempat menyimpan pinang, gambir, kapur, tembakau, dan bunga cengkeh. Bekas sirih yang digunakan untuk menyimpan sirih. Kacip, yang merupakan alat yang berfungsi sebagai pisau untuk memotong dan menghiris buah pinang atau obat-obat tradisional yang terdiri dari tumbuh-tumbuhan.
Gobek, adalah tempat sirih yang telah dilengkapi dengan kapur, gambir, pinang, dan cengkeh. Ketur, adalah tempat berludah. Orang yang memakan sirih pasti akan sering mengeluarkan ludah yang berwarna merah, pekat, dan kotor.
Didalam tradisi makan sirih sering disebut dengan ramuan berkapur sirih, yang biasanya dilengkapi dengan sirih, pinang, gambir, tembakau dan kapur. Semua ramuan atau bahan yang digunakan dalam berkapur sirih memiliki makna dan falsafah tersendiri, yang mana sirih memiliki lambang sifat rendah hati, memberi, serta selalu memuliakan orang.
Makna ini ditafsirkan dari cara tumbuh sirih yang memanjat pada para-para,batang pohon sakat, atau batang pohon api-api yang digemarinya, tanpa merusakkan batang atau apapun tempat ia hidup.
Kapur yang memberi lambang hati yang putih bersih dan serta tulus, tetapi jika keadaan memaksa, ia akan berubah menjadi lebih agresif dan marah.
Gambir memiliki rasa pahit melambangkan kecekalan atau keteguhan hati. Makna diperoleh dari warna daun gambir kekuning kuningan. Dimaknai bahwa sebelum mencapai sesuatu, kita harus sabar melakukan proses untuk mencapainya.
Pinang melambangkan keturunan orang yang baik budi pekerti, jujur,serta memiliki derajat tinggi. Bersedia melakukan suatu pekerjaan dengan hati terbuka dan bersungguh sungguh. Makna ini ditarik dari sifat pohon pinang yang tinggi lurus keatas serta mempunyai buah yang lebat dalam setandan.
Tembakau melambangkan hati yang tabah dan bersedia berkorban dalam segala hal. Ini karena daun tembakau memiliki rasa yang pahit dan memabukkan bila diiris halus sebagai tembakau,dan tahan lama disimpan.(zuriyati riya)   
                                                                                               
                                                                                                                                    
                                
                                                              
                                                           
                          
 
  Pilihan Redaksi
IndexWakaf Produktif: Membangunkan 'Raksasa Tidur' untuk Kemajuan Bangsa
EMP Bentu Limited Raih Penghargaan Sahabat Media di Anugerah Media Siber SMSI Riau 2025
Anugerah Media Siber Indonesia SMSI Riau Sukses Digelar di Pekanbaru
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Artikel  
                                             
                                                
                                             
                                          
                                       Wakaf Produktif: Membangunkan 'Raksasa Tidur' untuk Kemajuan Bangsa
Ahad, 02 November 2025 - 00:30:50 Wib Artikel  
                                             
                                                
                                             
                                          
                                       Ketimpangan Pendidikan sebagai Tantangan Pemenuhan Hak dan Kewajiban Warga Negara di Indonesia
Jumat, 31 Oktober 2025 - 10:02:18 Wib Artikel  
                                             
                                                
                                             
                                          
                                       Kesadaran Kebangsaan dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Pilar Persatuan Bangsa
Jumat, 31 Oktober 2025 - 05:49:12 Wib Artikel  
                                             
                                                
                                             
                                          
                                       
                    
                  
                  
                  
                  
                  