JAKARTA (RiauInfo) — Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat mengeluarkan pernyataan sikap resmi menyikapi insiden pencabutan kartu liputan wartawan CNN Indonesia. Insiden ini terjadi setelah sang wartawan mengajukan pertanyaan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dalam pernyataan sikap bernomor 092/PWI-P/LXXIX/IX/2025, PWI Pusat menekankan bahwa kemerdekaan pers adalah amanat konstitusi dan hak asasi warga negara. Aksi pencabutan kartu liputan ini dinilai berpotensi menghambat kemerdekaan pers dan membatasi hak publik untuk memperoleh informasi yang tidak bisa dibatasi secara sewenang-wenang.
PWI Pusat juga mengingatkan bahwa kerja jurnalistik dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. UU ini secara tegas melarang adanya penyensoran, pembredelan, atau pelarangan penyiaran terhadap pers nasional. Wartawan juga memiliki perlindungan hukum dalam menjalankan profesinya. Lebih lanjut, PWI Pusat menyoroti Pasal 18 ayat (1) UU Pers yang menyatakan bahwa tindakan menghambat atau menghalangi kemerdekaan pers bisa dikenai sanksi pidana penjara maksimal dua tahun atau denda hingga Rp 500.000.000.
Menanggapi insiden tersebut, PWI Pusat mendesak Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden untuk segera memberikan klarifikasi resmi dan membuka ruang dialog konstruktif dengan insan pers. PWI Pusat berkomitmen untuk mengumpulkan keterangan dari pihak-pihak terkait, termasuk CNN Indonesia, dan berkoordinasi dengan Dewan Pers untuk memastikan perlindungan bagi wartawan yang bersangkutan.
Pernyataan yang ditandatangani oleh Ketua Umum Akhmad Munir dan Sekretaris Jenderal Zulmansyah Sekedang ini menegaskan kembali bahwa menjaga kemerdekaan pers sama dengan menjaga demokrasi. PWI Pusat menegaskan setiap bentuk pembatasan yang bertentangan dengan konstitusi dan UU Pers harus dihentikan.
Diana Valencia, sang Wartawan CNN
Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, Diana Valencia, seorang reporter yang dikenal sering mengajukan pertanyaan kritis, menjadi sorotan publik setelah kartu identitas pers Istana Kepresidenannya dicabut. Insiden ini diduga kuat berkaitan dengan pertanyaan yang diajukannya kepada Presiden Prabowo Subianto di luar agenda resmi Istana pada Sabtu (27/9). Pertanyaan Diana berfokus pada maraknya kasus keracunan yang terjadi di beberapa lokasi penerapan program MBG.
Pencabutan kartu liputan tersebut dikonfirmasi oleh Pemimpin Redaksi CNN Indonesia, Titin Rosmasari. Dalam keterangannya, Titin menjelaskan bahwa seorang staf Biro Pers, Media, dan Informasi (BPMI) Sekretariat Presiden datang langsung ke kantor CNN Indonesia TV di Jakarta untuk mengambil kartu identitas tersebut. "Benar telah terjadi pencabutan ID Pers Istana atas nama Diana Valencia. Tepatnya pukul 19.15, seorang petugas BPMI mengambil ID Pers Diana di kantor CNN Indonesia," ujar Titin pada Minggu (28/9).
Titin Rosmasari menyatakan keterkejutannya atas insiden ini dan mempertanyakan alasan di balik tindakan tersebut. Pihak CNN Indonesia telah melayangkan surat resmi kepada BPMI dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) untuk meminta klarifikasi. Pihak media juga mempertanyakan dasar pencabutan kartu liputan yang dinilai sebagai bentuk penghalangan kerja jurnalistik.