Selama 2007, Ribuan Ekor Ayam Mati Mendadak Di Pekanbaru

PEKANBARU (RiauInfo) - Selama tahun 2007 ini tercatat sebanyak 1.292 ekor ayam milik masyarakat yang mati diduga akibat terserang virus Avian Influenza (AI) di Kota Pekanbaru. Kecamatan Tenayan Raya merupakan daerah yang paling banyak ayam yang mati yakni sekitar 511 ekor. 
Kepala Dinas Pertanian Kota Pekanbaru, Husnul Hakim melalui, Kasi Kesehatan Hewan, Ir Muhammad Firdaus, Senin (29/1) kemarin ketika dikonfirmasi soal virus AI. "Yang tercatat sama kita dan jumlah pengaduan dari masyarakat sudah mencapai 1.292 ekor. Angka itu selama bulan Januari 2007 saja," kata menegaskan. Selain, Kecamatan Tenayan Raya diikuti oleh Kecamatan Bukit Raya dengan ayam yang mati sebanyak 235 ekor, Kecamatan Rumbai Pesisir sebanyak 230 ekor, Kecamatan Sukajadi sebanyak 104 ekor, Kecamatan Lima Puluh sebanyak 49 ekor, Kecamatan Rumbai sebanyak 43 ekor. Kemudian, kata Firdaus, Kecamatan Senapelan sebanyak 37 ekor, Kecamatan Sail sebanyak 28 ekor, Kecamatan Payung Sekaki sebanyak 27 ekor, Kecamatan Tampan sebanyak 15 ekor. Tapi, untuk Kecamatan Marpoyan Damai, memang belum ada laporan yang masuk ke kantor (Dinas Pertanian, red), ujarnya. Dari angka sebanyak itu, masih kata Dia. Dan dikaitkan dengan total pengaduan dari masyarakat yang tercatat selama bulan Januari 2007 ini baru mencapai 71 pengaduan. Apabila dibandingkan dengan awal minggu pertama di bulan Januari dengan saat ini memang terdapat peningkatan pengaduan dari masyarakat soal ayam dan unggasnya yang mati. Dengan adanya laporan dan pengaduan yang masuk kedistan. Pihaknya langsung turun kelapangan untuk mengecek informasi tersebut serta mengambil langka-langka yang kongkrit bagitu mengetahui daerah tersebut terserang positif virus AI. Langka itu berupa, melakukan desinfektan (penyemprotan,red), melakukan pemusnahan dengan jalan membakar ayam yang sudah mati dan juga diduga terserang virus AI serta mengambil sample. Selain itu, memberikan sosialisasi kepada masyarakat bahaya dari flu burung dan cara mengatasi flu burung agar tidak berkembang biak. Pemahamam, seperti yang disebutkan diatas tadi setiap saat disampaikan kepada masyarakat. Apabila pihaknya sudah sampai dilapangan. Jadi masyarakat tidak mempunyai alasan lagi bahwa masalah flu burung ini kurang sosialisasi dari pemerintah, imbuhnya.(ad)
 

Berita Lainnya

Index