Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-61

Waspadai Gaya Hidup Pemicu Kanker, dr. Renardy Reza Tekankan Pentingnya Deteksi Dini dan Pola Sehat

Waspadai Gaya Hidup Pemicu Kanker, dr. Renardy Reza Tekankan Pentingnya Deteksi Dini dan Pola Sehat
Renardy Reza Razali, Sp.OG, Subsp. Onk., memberi paparan dalam seminar kesehatan bertajuk “Optimalisasi Kebiasaan Hidup Sehat untuk Mencegah Kanker” digelar di Gedung Wanita Provinsi Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Kamis (13/11/2025).

PEKANBARU (RiauInfo) – Seminar kesehatan bertajuk “Optimalisasi Kebiasaan Hidup Sehat untuk Mencegah Kanker” digelar di Gedung Wanita Provinsi Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Kamis (13/11/2025). Kegiatan ini menghadirkan dr. Renardy Reza Razali, Sp.OG, Subsp. Onk., sebagai narasumber utama yang membahas secara mendalam peran gaya hidup dalam mencegah kanker.

Dalam paparannya, dr. Renardy menjelaskan bahwa lebih dari 90 persen kasus kanker disebabkan oleh faktor gaya hidup yang tidak sehat. Hanya sebagian kecil, di bawah 10 persen, yang dipicu oleh faktor genetik. Menurutnya, sekitar 30–50 persen kanker dapat dicegah dengan perubahan kebiasaan sederhana.  

“Pencegahan kanker tidak memerlukan hal muluk. Cukup dengan makan sehat, berolahraga, dan mengelola stres dengan baik,” ujarnya di hadapan peserta seminar.

dr. Renardy menyoroti persoalan utama dalam upaya pencegahan kanker, yaitu maraknya misinformasi di masyarakat. Ia menyebut banyak pasien lebih percaya pada sumber tidak terpercaya seperti obrolan warung, media sosial, atau pencarian internet tanpa validasi medis.  

“Misinformasi adalah musuh terbesar kami. Tidak jarang pasien lebih percaya pada ‘ibu-ibu tetangga’ daripada dokter,” ucapnya.

Selain faktor fisik, stres disebut sebagai pemicu utama yang sering diabaikan. Tingkat stres tinggi, menurutnya, dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan mempercepat pertumbuhan sel abnormal.  

“Kondisi psikologis yang tidak stabil dapat menjadi lahan subur bagi munculnya penyakit kronis, termasuk kanker,” tambahnya.

dr. Renardy kemudian memaparkan tiga langkah sederhana yang dapat diterapkan masyarakat untuk menekan risiko kanker, yaitu pola makan sehat, aktivitas fisik rutin, dan manajemen stres serta tidur cukup.  

“Tidak perlu diet ekstrem atau latihan berat, cukup konsisten bergerak, makan alami, dan hindari begadang,” ujarnya.

Ia mengkritik kebiasaan masyarakat modern, terutama kalangan muda, yang lebih sering memesan makanan cepat saji. Menu seperti itu biasanya tinggi gula dan karbohidrat, tetapi miskin serat dan zat gizi penting.  

“Kebiasaan ‘malas masak’ ini yang berbahaya. Tubuh butuh makanan alami, bukan olahan aplikasi,” tegasnya.

dr. Renardy menekankan pentingnya menjaga berat badan ideal dan rutin bergerak minimal 30 menit per hari. Aktivitas sederhana seperti berjalan kaki, bersepeda, atau yoga sudah sangat membantu.  

“Kanker tidak suka orang rajin bergerak. Saat tubuh aktif, metabolisme meningkat dan sel-sel abnormal sulit berkembang,” terangnya.
 
Ia juga menyoroti kebiasaan begadang menonton video, media sosial, atau drama Korea hingga larut malam. Menurutnya, kurang tidur menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang membuat daya tahan tubuh menurun.  

“Tidur itu waktu tubuh memperbaiki diri. Kalau terus begadang, tubuh tidak sempat memulihkan sel-sel yang rusak,” katanya.

Dalam sesi lanjutan, dr. Renardy menyoroti dua jenis kanker yang paling sering menyerang perempuan, yaitu kanker ovarium dan kanker serviks. Ia menjelaskan bahwa banyak pasien keliru menganggap kanker ovarium sebagai “kista ganas”.  

“Kesadaran menjadi kunci utama karena untuk kanker ovarium tidak ada pemeriksaan skrining pasti,” paparnya.

Gejala awal kanker ovarium sering kali berupa perut kembung dan rasa cepat kenyang. Banyak wanita mengabaikannya karena dikira hanya faktor ‘lemak’.  

“Kalau perut terasa penuh, kembung, atau haid tak teratur, segera lakukan USG transvaginal untuk memastikan,” sarannya.

Selain vaksin, ia menyarankan skrining rutin melalui metode co-testing, yaitu kombinasi Pap smear dan tes DNA HPV. Pemeriksaan ini diperlukan bahkan bila tidak ada gejala.  

“Lebih baik mencegah lebih awal daripada menyesal ketika sudah terlambat,” katanya.

dr. Renardy juga mengimbau kaum perempuan agar tidak ragu melakukan pemeriksaan dari bawah atau transvaginal. Pemeriksaan ini, menurutnya, merupakan cara paling akurat mendeteksi kelainan pada organ reproduksi.  

“Banyak yang malu padahal pemeriksaan ini penyelamat. Jangan tunda jika ada keluhan,” imbaunya.

Ia menegaskan bahwa dalam ilmu kedokteran, istilah “sembuh” kanker tidak benar-benar ada. Yang tepat adalah “tidak kambuh”.  

“Pasien yang bisa bertahan tanpa kambuh selama lima tahun itu adalah pejuang,” ujarnya menutup seminar dengan pesan penuh motivasi.

Seminar yang berlangsung interaktif itu menjadi pengingat penting bagi masyarakat Riau agar lebih peduli terhadap kesehatan diri dan keluarga. dr. Renardy menutup dengan pesan tegas, “Jangan takut berobat. Deteksi dini adalah kunci keselamatan.”

 

#Pemprov Riau

Index

Berita Lainnya

Index