Gambar SBY berpakaian Melayu di Baleho-Baleho Diduga Rekayasa

news2635PEKANBARU (RiauInfo) - Akhirnya-akhir ini hangat dibicarakan bahwa gambar Presiden SBY berpakaian Melayu bergandengan dengan Gubri HM Rusli Zainal di sejumlah baleho hanyalah merupakan rekayasa. Diduga kuat gambar SBY itu hanya menggunakan sistem croping, yakni kepalanya asli SBY sedangkan tubuhnya orang lain. Dugaan itu muncul setelah melihat secara seksama gambar kedua tokoh itu di sejumlah baleho yang tersebar di Pekanbaru dan di beberapa kota lainnya di Riau. Pertama di baleho itu terlihat postur tubuh SBY sama tingganya dengan tubuh Rusli Zainal. Padahal kenyataannya tubuh SBY jauh lebih tinggi dan lebih tegap. "Coba saja lihat di foto-foto saat kunjungan SBY ke Riau beberapa waktu lalu, tubuh SBY jauh lebih tinggi dari Rusli Zainal. Namun di baleho keduanya punya tinggi yang hampir sama," ujar Syam Irfandi, salah seorang ahli telematika di Pekanbaru. Sedangkan kedua, terlihat batas yang jelas antara bagian leher ke atas SBY dengan bagian bawahnya. Ini disebabkan adanya perbedaan resolusi gambar antara kepala SBY dengan bagian tubuhnya, akibat dari sistem croping tersebut. "Bagaimanapun jelimetnya menggabungkan hasil croping, pasti hasilnya akan ketahuan juga," ungkap Syam Irfandi lagi. Makanya, menurut dia, untuk kasus baleho ini masih terlihat jelas adanya rekayasa untuk gambar SBY. Dugaan lainnya, menurut dia, pada baleho-baleho itu terlihat Presiden SBY menggunakan baju melayu dengan bermacam-macam motip dan warna untuk masing-masing baleho. "Secara akal sehat sajalah, kapan SBY punya kesempatan menggunakan pakaian Melayu berganti-ganti seperti itu," jelasnya. Dulu waktu menghadiri Hari Pers Nasional (HPN) di Pekanbaru memang sempat menggunakan pakaian Melayu. Tapi itu hanya untuk satu stel saja. Sedangkan di masing-masing baleho, SBY menggunakan pakaian Melayu berlain-lain, atau lebih dari satu stel. Dan menurut Pimpinan Umum "Riau News" ini, baleho-baleho yang menampilkan Presiden SBY berpakaian Melayu itu sudah bermunculan sebelum dia menerima gelar adat Melayu Riau. Makanya menurut penilaian dia, rekayasa seperti ini sama halnya dengan melakukan pembohongan publik.(Ad)


Berita Lainnya

Index