"Disnak, Jangan Sepelekan Dewan"

PEKANBARU (RiauInfo) - Ketua Komisi B DPRD Riau, Drs.H Ruspan Aman, MH beserta Wakil, AB Purba dan beberapa anggota dewan lainnya menghimbau kepada Kepala Dinas Peternakan, Raja Erisman beserta jajarannya "Jangan Sampai Menyepelekan Dewan" terkait dengan proyek Sapi K2I. Pasalnya, proyek sapi K2I sekitar 1200 ekor untuk tahun 2007 ini, dari hasil evaluasi terakhir induk sapi yang meninggal 24 ekor dan yang lagi melahirkan sekitar 61 ekor.

"Sudah sampai sejauh mana Disnak mengevaluasi proyek sapi K2I. Yang jelas proyek sapi dan kambing pada tahun 2002 hingga 2003 telah gagal sama sekali. Terus bagaimana sapi yang tidak bunting, bagaimana tanggapan Kadis?," tanya Pimpinan Hearing Komisi B DPRD Riau, Ruspan Aman dan beberapa anggota dewan kepada Disnak Riau, Kamis (19/7). Menurut AB Purba, memasuki tahun 2007, proyek sapi K2I ini akan dianggarkan melalui APBD sebesar Rp14 miliar. "Untuk itu, Disnak harus betul-betul melaksanakan tugasnya dengan baik. Termasuk juga harus dapat memperhatikan segala aspek yang dianggap perlu, seperti obat-obatan," tambahnya. Kalau mengenai masalah pelaksanaan tender secara administratif dilakukan secara ketat. Atau diperkuat dari berbagai segi yakni dari segi fisik, yuridis dan legalitasnya. Apakah semua ini dapat terjaga dengan baik. Terus bagaimana dari hasil temuan BPK-RI Pekanbaru, tambah anggota dewan lainnya. Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Riau, Raja Erisman langsung menjawab beberapa pertanyaan ketua dan anggota dewan. "Untuk proyek sapi K2I tahun 2006 lalu sudah kita evaluasi sejauh mungkin. Hanya saja pada waktu itu saya baru menjabat sebagai kadis," jawabnya. Proyek sapi K2I tahun 2007 ini baru diterima sekitar bulan Maret 2007 lalu sebanyak 1200 ekor. Dari hasil perkembangan terakhir terindikasi ada induk sapi yang meninggal sekitar 24 ekor dan melahirkan 61 ekor. Sedangan yang tidak bunting hingga saat ini yang baru terdata di Rokan Hulu yang terimanya 200 ekor dan 93 ekor yang tidak bunting. Kabupaten/ kota yang lainnya belum didapat hasil yang lebih jelas. Tahun 2008 mendatang, sebelum memberikan proyek sapi K2I ini. Disnak terlebih dahulu akan memantau daerah yang dianggap layak untuk pengembagangan proyek sapi K2I kedepannya. "Semua permasalahan terletak pada sistem. Kita mempunyai waktu tender 37 hari, pada waktu itu stok sapi tak ada. Sehingga kita coba mau membeli ke Australia. Karena harga tinggi hal itu tidak jadi dibeli," kata Erisman. Kalau masalah obat-obatan semuanya telah tersedia dengan baik. Dan Disnak telah membuat Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) didua tempat yakni Pekanbaru dan Dumai. Mengenai temuan BPK-RI Pekanbaru dengan tidak buntingnya sapi sekitar 93 ekor. Kepada pemenang tender dikenai denda sekitar 5 persen dikali lima kali kontrak dengan nilai ganti rugi sebesar Rp 801 juta. Pemenang tender wajib membayar dengan cara mencicil dalam tempo waktu yang diberikan dua bulan. "Kami sangat percaya dengan BPK-RI Pekanbaru. Dimana saat ini empat Kabupaten sedang dianalisanya diantaranya adalah Kampar, Rohul, Kuansing dan Dumai. Mudah-mudahan dengan waktu yang ada ini semuanya dapat berjalan dengan baik," katanya mengakhiri. (Dd)
 

Berita Lainnya

Index