PEKANBARU (RiauInfo) – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pekanbaru kembali mengukuhkan posisinya sebagai institusi pendidikan unggul di tingkat nasional dengan capaian akademik luar biasa. Sebanyak 18 alumni angkatan ke-45 MAN 1 Pekanbaru secara resmi dilepas untuk melanjutkan studi mereka ke Universitas Al-Azhar, Mesir, salah satu pusat pendidikan Islam tertua dan paling berpengaruh di dunia.
Keberangkatan 18 siswa—terdiri dari 16 laki-laki dan 2 perempuan—ini menjadi puncak dari sebuah program pembinaan yang dirancang secara serius dan berkelanjutan oleh pihak madrasah. Acara pelepasan berlangsung khidmat dan dipimpin oleh Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, Yusniar, mewakili Kepala Madrasah, yang menekankan bahwa keberhasilan ini bukan datang secara instan.
“Capaian membanggakan ini tidak lahir secara tiba-tiba. Ini adalah hasil nyata dari sebuah program yang terstruktur, didukung oleh kerja keras tanpa lelah para siswa, serta dukungan penuh dan sinergi dari seluruh guru dan tenaga pendidik,” tegas Yusniar dalam sambutannya, memberikan apresiasi tinggi atas kegigihan para peserta didik.
Dua perwakilan alumni yang akan berangkat, Muhammad Habibi Insani dan Hayfa Thalita, turut menyampaikan pesan motivasi yang menyentuh hati para hadirin. Habibi menuturkan, pembinaan yang mereka jalani tidak hanya mengasah kemampuan akademik semata. “Lebih dari itu, pembinaan ini melatih kami untuk memiliki ketangguhan mental dalam menghadapi seleksi internasional yang sangat kompetitif,” ujarnya.
Sementara itu, Hayfa menambahkan sebuah pesan kunci mengenai proses yang mereka lalui. “Setiap tahap yang kami lewati selama pembinaan memberikan keyakinan bahwa disiplin yang tinggi dan proses belajar yang terarah akan selalu membawa hasil yang terbaik, insyaallah,” kata Hayfa, memberikan semangat kepada adik-adik kelasnya.
Fondasi utama dari kesuksesan ini adalah Program Unggulan Timur Tengah yang mewajibkan seluruh pesertanya untuk tinggal intensif di Asrama Ghuraba. Di asrama ini, pembinaan akademik berjalan intensif dan terpantau ketat, baik di dalam maupun di luar jam pelajaran reguler.
Rafiqi Almunawwar, Koordinator Program Unggulan Timur Tengah, menjelaskan detail pembinaan tersebut. Selain mengikuti kurikulum nasional, mereka mendapatkan penguatan khusus pada Bahasa Arab dan ilmu-ilmu keislaman, yang merupakan komponen krusial dalam seleksi masuk ke Al-Azhar.
Tahap krusial penguatan terakhir dilakukan melalui karantina akademik selama tiga bulan penuh—yakni Januari, Februari, dan Maret—saat siswa berada di kelas XII semester genap. Karantina ini dilaksanakan di Markaz Al-Azhar Indonesia, Bekasi, untuk memastikan kesiapan yang optimal.
“Karantina di Markaz Al-Azhar Indonesia sangat penting. Tahap ini memastikan para siswa berada dalam ritme dan materi belajar yang sesuai dengan standar Al-Azhar, sekaligus mematangkan kesiapan bahasa mereka agar benar-benar siap berkompetisi,” jelas Rafiqi, menggarisbawahi peran strategis dari karantina tersebut.
Acara pelepasan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Wahyudi Irawan, yang diikuti dengan momen emosional ketika para alumni bersalaman satu per satu dengan guru serta tenaga kependidikan. Momen tersebut menjadi simbol permohonan doa dan restu dari keluarga besar MAN 1 Pekanbaru menjelang keberangkatan mereka ke Mesir.
Keberangkatan 18 alumni ke Universitas Al-Azhar ini tidak hanya mengangkat nama baik madrasah, tetapi juga memperkuat reputasi MAN 1 Pekanbaru sebagai institusi yang konsisten mencetak lulusan berdaya saing global. “Mereka membawa nama baik madrasah dan daerah Riau. Kami percaya, mereka akan menunjukkan prestasi terbaik di kancah internasional,” ujar salah seorang guru dengan penuh harap.