Hindari Distorsi, FKMPS Ingatkan Kehati-hatian dalam Penulisan Ulang Sejarah

Hindari Distorsi, FKMPS Ingatkan Kehati-hatian dalam Penulisan Ulang Sejarah
Para tokoh FKMPS menegaskan bahwa proses ini harus hati-hati dan tidak terburu-buru karena sangat berisiko menghasilkan distorsi sejarah

JAKARTA (Riauinfo) —  Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Sejarah (FKMPS) menyampaikan apresiasi tinggi terhadap berbagai langkah strategis yang digulirkan oleh pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Organisasi independen ini memandang terobosan yang direncanakan pemerintah sebagai harapan baru yang signifikan bagi kemajuan bangsa.

Sejumlah kebijakan progresif yang mendapat sorotan positif dari FKMPS meliputi agenda pemberantasan korupsi dan perampasan aset hasil kejahatan, termasuk penertiban kebun sawit ilegal seluas 3 juta hektar yang selama ini merugikan negara. Inisiatif ini dinilai sebagai langkah fundamental dalam menegakkan keadilan dan memastikan pemanfaatan sumber daya alam yang bertanggung jawab.

Selain itu, program unggulan seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan penghapusan utang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga menjadi poin apresiasi utama. FKMPS melihat kedua program ini sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat, khususnya kelompok rentan dan pelaku UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Pendirian Koperasi Desa Merah Putih dengan dukungan anggaran yang memadai juga tak luput dari pujian. Inisiatif ini diharapkan mampu menggerakkan ekonomi perdesaan, memperkuat kemandirian masyarakat, dan menciptakan pemerataan kesejahteraan di seluruh pelosok negeri, sejalan dengan semangat kebangsaan.

Di bidang kebudayaan, FKMPS secara khusus menyoroti rencana Kementerian Kebudayaan RI untuk menulis ulang sejarah Indonesia. Langkah ini dinilai sebagai upaya monumental yang sangat krusial dan layak didukung oleh seluruh komponen bangsa. Penulisan ulang sejarah dipandang sebagai momentum strategis untuk menyusun narasi sejarah nasional yang lebih Indonesia-sentris.

Menurut FKMPS, narasi sejarah yang Indonesia-sentris akan berperan vital dalam membangun karakter kebangsaan yang kokoh. Selama ini, FKMPS berpandangan bahwa ada kecenderungan sejarah Indonesia ditulis dari perspektif asing atau berdasarkan kepentingan kelompok tertentu, sehingga mengaburkan esensi dan perjuangan otentik rakyat Indonesia.

FKMPS, yang didirikan pada 4 Desember 2019, memang memiliki fokus utama pada penelitian sejarah agar generasi mendatang dapat mengenal sejarah Indonesia secara otentik. Tujuan mulianya adalah membebaskan narasi bangsa dari glorifikasi terhadap kekuatan luar dan memusatkan pada nilai, peran, serta perjuangan rakyat Indonesia sendiri.

Namun demikian, di tengah optimisme yang tinggi, FKMPS juga menyampaikan sebuah peringatan penting kepada pemerintah. Organisasi ini menekankan agar proses penulisan ulang sejarah tidak dilakukan dengan tergesa-gesa. Penulisan sejarah, menurut FKMPS, memerlukan pendekatan yang sangat hati-hati, jujur, dan komprehensif.

Laksamana (Purn.) Tedjo Edhie Pudjiatno, Ketua Dewan Penasehat FKMPS, menegaskan bahwa proses yang terburu-buru sangat berisiko menghasilkan distorsi baru dan bahkan memicu perpecahan di masyarakat. “Sejarah tidak boleh ditulis dengan tergesa-gesa. Ia harus ditulis dengan integritas, disusun oleh mereka yang memahami makna bangsa, dan mampu melihat dengan mata hati serta kebijaksanaan,” ujar Tedjo Edhie.

FKMPS lebih lanjut menegaskan bahwa penulisan ulang sejarah harus dilengkapi dengan tim yang terpercaya dan objektif. Selain itu, organisasi ini menyerukan agar pemerintah membuka ruang seluas-luasnya bagi partisipasi publik, terutama para peneliti dan tokoh dari berbagai kalangan yang memiliki kredibilitas akademik dan komitmen kebangsaan.

DR (HC) Heppy Trenggono, Ketua Dewan Pembina FKMPS, menambahkan bahwa semangat meluruskan sejarah jangan sampai justru melahirkan distorsi baru yang lebih berbahaya. "Penulisan sejarah adalah penulisan arah masa depan bangsa, kita pastikan generasi mendatang mewarisi kebenaran, mewarisi sejarah yang ditulis dengan jujur dan berorientasi pada pembangunan karakter bangsa," ungkap Heppy Trenggono.

FKMPS beranggotakan tokoh-tokoh terkemuka dari berbagai latar belakang, yang menunjukkan komitmen kuat terhadap sejarah bangsa. Di antara tokoh-tokoh tersebut adalah Laksamana (Purn.) Tedjo Edhie Pudjiatno, Batara Hutagalung, DR (HC) Heppy Trenggono, Prof. Taufik Abdullah, Prof. Makarim Wibisono, DR. Rudi Gunawan, Prof. Yuddy Chrisnandi, DR. Mufti Mubarok, Prof Lily Wasitova, Bambang Wiwoho, dan Laksda (Purn.) Surya Wiranto, serta banyak tokoh bangsa lainnya.

Dengan rekam jejak dan keanggotaan yang kredibel, FKMPS menyatakan kesiapan penuh untuk menjadi mitra strategis pemerintah. Mereka berkomitmen untuk memastikan bahwa proses penulisan ulang sejarah ini berjalan dengan integritas, kecermatan, dan keberpihakan total kepada kepentingan bangsa Indonesia di masa depan.

Kesiapan FKMPS ini menjadi sinyal positif bagi terwujudnya narasi sejarah yang utuh, jujur, dan mampu membentuk karakter kebangsaan yang kuat bagi generasi penerus. Kolaborasi antara pemerintah dan elemen masyarakat sipil seperti FKMPS diharapkan dapat melahirkan karya sejarah yang menjadi pilar kebanggaan dan persatuan bangsa.

 

Berita Lainnya

Index