PEKANBARU (RiauInfo) - Meski Hari Kartini yang jatuhnya tanggal 21 April tidak pernah dirayakan secara besar-besaran, namun diyakini perjuangan yang dilakukan ajeng dari Kota Jepara itu terus bergelora hingga sekarang di hati setiap wanita.
Ini dibuktikan dari banyaknya wanita di Indonesia yang tidak mau lagi hidup terkukung oleh kodratnya. Secara berangsur-angsur wanita Indonesia mulai bangkit, dan berusaha bisa hidup sejajar dengan kaum laki-laki.
Saat ini diperkirakan lebih 50 persen wanita di Indonesia bekerja mencari nafkah untuk keluarganya. Bahkan ada pula diantaranya yang menjadi tulang punggung keluarga, karena suami tidak mampu memberikan nafkah yang mencukupi.
Tapi tidak sedikit pula yang bekerja dengan niat tidak ingin hidup terkukung di dalam rumah. Hal ini dikatakan sejumlah karyawati yang berhasil ditemui RiauInfo Sabtu (21/4) di Pekanbaru berkaitan dengan
Hari Kartini ini.
Netti (27) salah seorang karyawati di sebuah perusahaan pers terkemuka di Riau mengatakan dia bekerja bukan untuk mencari uang bagi keluarga. "Tapi supaya saya merasa hidup tidak terkungkung di rumah," ujarnya.
Wanita beranak 2 yang suaminya seorang pengusaha ini mengatakan, hidup hanya menjadi ibu rumah tangga terasa tidak berarti. "Percuma ibu Kartini memperjuangkan emansipasi, kalau kita masih hidup di dalam rumah sepanjang hari," ungkapnya.
Karena itulah, dia berusaha mencari kesibukan di luar rumah dengan menjadi karyawati di sebuah kantor penerbitan. "Meski gaji saya disini kecil, tapi saya betah kerja disini, ketimbang menghabiskan waktu di dalam rumah," ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Neneng (37) seorang guru TK di Pekanbaru. Neneng yang suaminya pedagang cukup sukses ini mengatakan tujuannya jadi guru bukan untuk mencari uang. "Tapi saya merasa perlu menteladani semangat ibu Kartini," ujarnya.
Dikatakannya, wanita masa kini tidak boleh hidup terkukung di dalam rumah seperti halnya wanita jalan dulu. "Karena itu ibu Kartini berupaya keras memperjuangkan emansipasi wanita, agar wanita bisa menjalani hidup sejajar dengan laki-laki," jelasnya lagi.(Ad)Semangat Kartini Bikin Wanita Tak Mau Hidup Terkungkung Lagi
Kiki
Sabtu, 21 April 2007 - 08:11:33 WIB
PEKANBARU (RiauInfo) - Meski Hari Kartini yang jatuhnya tanggal 21 April tidak pernah dirayakan secara besar-besaran, namun diyakini perjuangan yang dilakukan ajeng dari Kota Jepara itu terus bergelora hingga sekarang di hati setiap wanita.
Ini dibuktikan dari banyaknya wanita di Indonesia yang tidak mau lagi hidup terkukung oleh kodratnya. Secara berangsur-angsur wanita Indonesia mulai bangkit, dan berusaha bisa hidup sejajar dengan kaum laki-laki.
Saat ini diperkirakan lebih 50 persen wanita di Indonesia bekerja mencari nafkah untuk keluarganya. Bahkan ada pula diantaranya yang menjadi tulang punggung keluarga, karena suami tidak mampu memberikan nafkah yang mencukupi.
Tapi tidak sedikit pula yang bekerja dengan niat tidak ingin hidup terkukung di dalam rumah. Hal ini dikatakan sejumlah karyawati yang berhasil ditemui RiauInfo Sabtu (21/4) di Pekanbaru berkaitan dengan
Hari Kartini ini.
Netti (27) salah seorang karyawati di sebuah perusahaan pers terkemuka di Riau mengatakan dia bekerja bukan untuk mencari uang bagi keluarga. "Tapi supaya saya merasa hidup tidak terkungkung di rumah," ujarnya.
Wanita beranak 2 yang suaminya seorang pengusaha ini mengatakan, hidup hanya menjadi ibu rumah tangga terasa tidak berarti. "Percuma ibu Kartini memperjuangkan emansipasi, kalau kita masih hidup di dalam rumah sepanjang hari," ungkapnya.
Karena itulah, dia berusaha mencari kesibukan di luar rumah dengan menjadi karyawati di sebuah kantor penerbitan. "Meski gaji saya disini kecil, tapi saya betah kerja disini, ketimbang menghabiskan waktu di dalam rumah," ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Neneng (37) seorang guru TK di Pekanbaru. Neneng yang suaminya pedagang cukup sukses ini mengatakan tujuannya jadi guru bukan untuk mencari uang. "Tapi saya merasa perlu menteladani semangat ibu Kartini," ujarnya.
Dikatakannya, wanita masa kini tidak boleh hidup terkukung di dalam rumah seperti halnya wanita jalan dulu. "Karena itu ibu Kartini berupaya keras memperjuangkan emansipasi wanita, agar wanita bisa menjalani hidup sejajar dengan laki-laki," jelasnya lagi.(Ad)Pilihan Redaksi
IndexPeran Pendidikan Kewirausahaan dalam Mendorong Tumbuhnya Generasi Produktif
Indosat Ooredoo Hutchison Hidupkan Semangat Kreator Muda lewat Indonesia Creator Hub di USU
PWI Pusat Matangkan Persiapan HPN 2026 di Banten, Berikan Dampak Nyata bagi Masyarakat
Bhinneka Tunggal Ika: Menyatukan yang Tak Sama, Merawat yang Berbeda
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Umum
Indosat Ooredoo Hutchison Hidupkan Semangat Kreator Muda lewat Indonesia Creator Hub di USU
Sabtu, 25 Oktober 2025 - 10:20:06 Wib Umum
PWI Pusat Matangkan Persiapan HPN 2026 di Banten, Berikan Dampak Nyata bagi Masyarakat
Sabtu, 25 Oktober 2025 - 07:52:38 Wib Umum
Indosat dan Komdigi Gelar Demo Biometrik eSIM, Dorong Registrasi Pelanggan Lebih Aman dan Modern
Jumat, 17 Oktober 2025 - 21:27:02 Wib Umum
PWI Pusat Siapkan Anugerah Kebudayaan di HPN 2026 Banten: Ajang Penghargaan untuk Kepala Daerah dan Wartawan Berprestasi
Kamis, 16 Oktober 2025 - 22:52:18 Wib Umum
