 PEKANBARU (RiauInfo) - Jelang hari raya Idul Fitri 1428 Hijiriah, terjadinya peningkatan akan kebutuhan pesanan Baliho (Reklame) di Lingkungan "Pemerintah Provinsi Riau" maupun
pihak swasta. Tak kalah menarik, sebagian kalangan pengusaha reklame engan menerima pesanan dari Pemprov. Pasalnya terjadi syarat Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN). Apakah itu benar?
"Memang benar itu yang terjadi saat ini. Yang lebih lucu lagi, kepada yang mengantarkan pesanan mereka meminta kwitansi kosong. Padahal harga yang saya tawarkan sebesar Rp2,5juta. Toh, tahunya mereka buat dua kali dari harga semula pada kwitansi kosong yang saya berikan tersebut," ungkap Syafrizal Usman salah seorang pengusaha Reklame kepada RiauInfo di KONI Riau, Sabtu (29/9).
Menurut Usman, kejadian itu terlihat betul didepan matanya. Bukan satu kali dua kali saja mereka melakukan hal itu. Malah setiap memesan baliho maupun yang lainnya pasti harganya dinaikan dua kalilipat.
"Melihat gelagat seperti itu, saya tak mau lagi menerima pesanan seperti yang dilakukan seorang PNS dilingkungan Pemprov Riau. Lebih baik saya buka usaha dengan jalan yang lurus. Bukan jalan yang seperti ini," keluhnya setelah mengetahui perbuatan si pembuat pesanan baliho tersebut.
Bukan Usman saja yang merasakan seperti itu. Tapi juga dialami Ujang, seorang pengusaha reklame. "Nyaris dirinya tertipu akibat ulah oknum PNS yang meminta kwitansi kosong terhadap dirinya. Untung pada waktu itu saya tak mau memberikan kwitansi kosong," kata Ujang.
Oknum PNS tersebut dengan gagah berani memesan dibuatkan baliho itu. Tapi, dirinya terlebih dahulu meminta kwitansi kosong, bukan pesanan yang diberikannya terlebih dahulu. "Dengan tegas saya langsung menolak untuk tidak mengambil pesanan tersebut. Saya takut, usaha yang saya jalani ini menjadi jelek," katanya mengakhiri. (Dd)
PEKANBARU (RiauInfo) - Jelang hari raya Idul Fitri 1428 Hijiriah, terjadinya peningkatan akan kebutuhan pesanan Baliho (Reklame) di Lingkungan "Pemerintah Provinsi Riau" maupun
pihak swasta. Tak kalah menarik, sebagian kalangan pengusaha reklame engan menerima pesanan dari Pemprov. Pasalnya terjadi syarat Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN). Apakah itu benar?
"Memang benar itu yang terjadi saat ini. Yang lebih lucu lagi, kepada yang mengantarkan pesanan mereka meminta kwitansi kosong. Padahal harga yang saya tawarkan sebesar Rp2,5juta. Toh, tahunya mereka buat dua kali dari harga semula pada kwitansi kosong yang saya berikan tersebut," ungkap Syafrizal Usman salah seorang pengusaha Reklame kepada RiauInfo di KONI Riau, Sabtu (29/9).
Menurut Usman, kejadian itu terlihat betul didepan matanya. Bukan satu kali dua kali saja mereka melakukan hal itu. Malah setiap memesan baliho maupun yang lainnya pasti harganya dinaikan dua kalilipat.
"Melihat gelagat seperti itu, saya tak mau lagi menerima pesanan seperti yang dilakukan seorang PNS dilingkungan Pemprov Riau. Lebih baik saya buka usaha dengan jalan yang lurus. Bukan jalan yang seperti ini," keluhnya setelah mengetahui perbuatan si pembuat pesanan baliho tersebut.
Bukan Usman saja yang merasakan seperti itu. Tapi juga dialami Ujang, seorang pengusaha reklame. "Nyaris dirinya tertipu akibat ulah oknum PNS yang meminta kwitansi kosong terhadap dirinya. Untung pada waktu itu saya tak mau memberikan kwitansi kosong," kata Ujang.
Oknum PNS tersebut dengan gagah berani memesan dibuatkan baliho itu. Tapi, dirinya terlebih dahulu meminta kwitansi kosong, bukan pesanan yang diberikannya terlebih dahulu. "Dengan tegas saya langsung menolak untuk tidak mengambil pesanan tersebut. Saya takut, usaha yang saya jalani ini menjadi jelek," katanya mengakhiri. (Dd)PESANAN BALIHO "PEMPROV RIAU" TERKESAN ADA KKN Sebagian Pengusaha Enggan Menerima
Kiki
Sabtu, 29 September 2007 - 07:17:16 WIB
 PEKANBARU (RiauInfo) - Jelang hari raya Idul Fitri 1428 Hijiriah, terjadinya peningkatan akan kebutuhan pesanan Baliho (Reklame) di Lingkungan "Pemerintah Provinsi Riau" maupun
pihak swasta. Tak kalah menarik, sebagian kalangan pengusaha reklame engan menerima pesanan dari Pemprov. Pasalnya terjadi syarat Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN). Apakah itu benar?
"Memang benar itu yang terjadi saat ini. Yang lebih lucu lagi, kepada yang mengantarkan pesanan mereka meminta kwitansi kosong. Padahal harga yang saya tawarkan sebesar Rp2,5juta. Toh, tahunya mereka buat dua kali dari harga semula pada kwitansi kosong yang saya berikan tersebut," ungkap Syafrizal Usman salah seorang pengusaha Reklame kepada RiauInfo di KONI Riau, Sabtu (29/9).
Menurut Usman, kejadian itu terlihat betul didepan matanya. Bukan satu kali dua kali saja mereka melakukan hal itu. Malah setiap memesan baliho maupun yang lainnya pasti harganya dinaikan dua kalilipat.
"Melihat gelagat seperti itu, saya tak mau lagi menerima pesanan seperti yang dilakukan seorang PNS dilingkungan Pemprov Riau. Lebih baik saya buka usaha dengan jalan yang lurus. Bukan jalan yang seperti ini," keluhnya setelah mengetahui perbuatan si pembuat pesanan baliho tersebut.
Bukan Usman saja yang merasakan seperti itu. Tapi juga dialami Ujang, seorang pengusaha reklame. "Nyaris dirinya tertipu akibat ulah oknum PNS yang meminta kwitansi kosong terhadap dirinya. Untung pada waktu itu saya tak mau memberikan kwitansi kosong," kata Ujang.
Oknum PNS tersebut dengan gagah berani memesan dibuatkan baliho itu. Tapi, dirinya terlebih dahulu meminta kwitansi kosong, bukan pesanan yang diberikannya terlebih dahulu. "Dengan tegas saya langsung menolak untuk tidak mengambil pesanan tersebut. Saya takut, usaha yang saya jalani ini menjadi jelek," katanya mengakhiri. (Dd)
PEKANBARU (RiauInfo) - Jelang hari raya Idul Fitri 1428 Hijiriah, terjadinya peningkatan akan kebutuhan pesanan Baliho (Reklame) di Lingkungan "Pemerintah Provinsi Riau" maupun
pihak swasta. Tak kalah menarik, sebagian kalangan pengusaha reklame engan menerima pesanan dari Pemprov. Pasalnya terjadi syarat Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN). Apakah itu benar?
"Memang benar itu yang terjadi saat ini. Yang lebih lucu lagi, kepada yang mengantarkan pesanan mereka meminta kwitansi kosong. Padahal harga yang saya tawarkan sebesar Rp2,5juta. Toh, tahunya mereka buat dua kali dari harga semula pada kwitansi kosong yang saya berikan tersebut," ungkap Syafrizal Usman salah seorang pengusaha Reklame kepada RiauInfo di KONI Riau, Sabtu (29/9).
Menurut Usman, kejadian itu terlihat betul didepan matanya. Bukan satu kali dua kali saja mereka melakukan hal itu. Malah setiap memesan baliho maupun yang lainnya pasti harganya dinaikan dua kalilipat.
"Melihat gelagat seperti itu, saya tak mau lagi menerima pesanan seperti yang dilakukan seorang PNS dilingkungan Pemprov Riau. Lebih baik saya buka usaha dengan jalan yang lurus. Bukan jalan yang seperti ini," keluhnya setelah mengetahui perbuatan si pembuat pesanan baliho tersebut.
Bukan Usman saja yang merasakan seperti itu. Tapi juga dialami Ujang, seorang pengusaha reklame. "Nyaris dirinya tertipu akibat ulah oknum PNS yang meminta kwitansi kosong terhadap dirinya. Untung pada waktu itu saya tak mau memberikan kwitansi kosong," kata Ujang.
Oknum PNS tersebut dengan gagah berani memesan dibuatkan baliho itu. Tapi, dirinya terlebih dahulu meminta kwitansi kosong, bukan pesanan yang diberikannya terlebih dahulu. "Dengan tegas saya langsung menolak untuk tidak mengambil pesanan tersebut. Saya takut, usaha yang saya jalani ini menjadi jelek," katanya mengakhiri. (Dd)Pilihan Redaksi
IndexKesadaran Kebangsaan dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Pilar Persatuan Bangsa
SMSI Riau Siap Persembahkan Penghargaan Bergengsi untuk Dunia Pers dan Mitra Pembangunan
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Umum  
                                             
                                                
                                             
                                          
                                       Kemenko Kumham Imipas Gelar Sinkronisasi dan Koordinasi di Pekanbaru, Tegaskan Pentingnya Sinergi Antar Lembaga
Jumat, 31 Oktober 2025 - 15:45:25 Wib Umum  
                                             
                                                
                                             
                                          
                                       SMSI Riau Siap Persembahkan Penghargaan Bergengsi untuk Dunia Pers dan Mitra Pembangunan
Kamis, 30 Oktober 2025 - 20:00:07 Wib Umum  
                                             
                                                
                                             
                                          
                                       Kadin Riau Gelar Rapimprov 2025 di Pekanbaru, Fokus Bahas Hilirisasi Industri dan Penguatan Ekonomi Daerah
Kamis, 30 Oktober 2025 - 18:33:54 Wib Umum  
                                             
                                                
                                             
                                          
                                       PWI Pusat Dorong Negara Aktif Lindungi Wartawan, Usulkan Pembentukan Protokol Nasional
Kamis, 30 Oktober 2025 - 11:24:17 Wib Umum  
                                             
                                                
                                             
                                          
                                        
                    
 
                   
                   
                   
                   
                  