KOLOM FEBRIYO HADIKESUMA Belajar dari Yang Muda

WUJUD kepedulian terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia ternyata tidak hanya ditunjukkan oleh kalangan yang sering muncul dalam pemberitaan seperti kepala dinas maupun mahasiswa. Sudah sepatutnya kita merubah cara pandang kita dalam melihat kemampuan siswa yang duduk dikelas menengah atas. Prestasi yang sering muncul seperti mengikuti olimpiade dan sebagainya tentu bukanlah hal yang khusus lagi di telinga kita. 

Namun pastinya menjadi hal yang sangat menakjubkan tatkala ada para siswa bisa dan mampu mengadakan suatu event yang menginspirasikan teman-teman bahkan guru-guru yang ada di Padang untuk bisa maju bersama demi sebuah perubahan yang baik dalam bidang edukasi di Indonesia. Itulah yang dilakukan oleh beberapa cendekiawan muda indonesia yang kebetulan berstatus sebagai siswa di SMA 3 Padang. Berawal dari keinginan untuk melakukan suatu event dikalangan sekolah sendiri yang berbasis pada pengembangan teknik pembelajaran mutakhir abad ini, hypno education, beberapa remaja yang dikordinatori oleh Heru yang kebetulan menjadi ketua osis mencoba melakukan suatu terobosan baru. ”Bukan hal yang gampang untuk menembus birokrasi sekolah, apalagi kalau kita sudah melihat apa yang belum mereka lihat. Niat ingin menjadi mitra bagi sekolah demi suatu perubahan yang lebih baik ternyata cukup mendapat tantangan dari elemen tertinggi” begitu penuturan Heru saat dijumpai disela-sela aktifitas kegiatan yang diadakan di UPI pada tanggal 27 Desember yang lalu. ”Kami percaya, kalau saat ini pihak sekolah belum bersedia menjadi mitra demi sebuah perubahan yang lebih baik. Itu tidak lebih adalah suatu tantangan yang harus kami tunjukkan bahwa kami peduli dengan siswa-siswa di Padang” tutur Tari yang bertindak selaku sekretaris penyelenggara. Kita harus mengacungkan jempol kepada mereka. Hanya dalam persiapan 7 hari dan terhitung 3 hari dalam penyebaran informasi melalui brosur, mereka mampu menjaring 100 peserta yang berasal dari beberapa kalangan edukasi dan membuat acara seperti yang diharapkan berjalan dengan meriah. ”Kalau percaya pada niat baik dan kejujuran, Allah akan mempermudah jalan kita. Itu yang kami percaya, buktinya kami bisa membuat acara bahkan tanpa modal sama sekali” kata Abdul Latief, kakak kelas yang menjadi penasehat Heru Cs. Kegiatan yang dimulai dari pukul 8 pagi hingga 6 petang ini menghadirkan seorang remaja 23 tahun yang berhasil menembus ketatnya persaingan antar penulis non fiksi di Gramedia sekaligus seorang trainer hypno-education dan Presiden Komunitas Pelita Hati, Febriyo Hadikesuma. “Menakjubkan!!! Ternyata selama ini kami memprogram hal yang keliru ya dalam pikiran anak didik. Dan rasanya baru aja duduk masuk ruangan kok tiba-tiba udah jam 6 aja” tutur salah seorang peserta seminar yang juga merupakan seorang guru dari salah satu SMA yang ada di kota Padang. Tugas kita selaku praktisi dunia edukasi untuk belajar dari semangat dan niat tulus Heru Cs, generasi bangsa yang peduli pada pendidikan. Dan untuk Heru Cs, teruslah berjuang demi menciptakan lilin-lilin kehidupan lainnya. Lalu bagaimana dengan minat edukasi di Pekanbaru ? *** FEBRIYO HADIKESUMAPenulis Buku Be Brilliant and Productive Remaja Riau Pertama yang Menjadi Penulis Non Fiksi di Gramedia. Kini Trainer Muda Riau untuk Universitas Gadjah Mada - Yogyakarta
 

Berita Lainnya

Index