[/caption]
Pekanbaru (RiauInfo) - APBD Provinsi Riau tahun 2014 yang seharusnya sudah bisa dipergunakan untuk pembangunan, sampai saat ini belum bisa dicairkan. Hal ini menyebabkan tidak adanya uang beredar di masyarakat.
Direktur Eksekutif Riau Development Watch, Ir. Yanto Budiman S mengungkapkan kegusarannya dalam menyikapi maraknya peristiwa kejahatan belakangan ini di Provinsi Riau. "Dengan tidak berjalannya APBD, otomatis perputaran duit tidak ada, akibatnya tidak ada multiplier effect, terjadi pengangguran, orang makin lapar tidak ada pekerjaan, sehingga muncul peluang berbuat kejahatan", katanya.
Dalam dua hari ini saja telah terjadi 3 kejahatan yang cukup besar, yaitu perampokan toko emas dan perampokan ATM di beberapa gerai Alfamart.
"Bukan tidak mungkin kejahatan ini semakin berlanjut akibat tidak terbukanya lapangan kerja, tidak adanya perputaran duit, Riau makin rawan", lanjutnya risau. "Antara ekonomi dan kriminalitas pasti ada korelasi yang cukup signifikan."
Seperti yang marak diberitakan media dalam dua hari ini, 2 ATM milik BRI yang berada di dalam gerai Alfamart di Jl. Rambutan dan gerai di Jl. Rejosari Tenayan Raya digasak rampok yang berhasil menggondol ratusan juta rupiah. Sedangkan sebelumnya perampok juga menjarah toko emas Mulia di Jalan Sudirman, dengan membawa 3 kg emas, dilakukan di siang bolong.
Sementara itu pengamat ekonomi, Edyanus Herman Halim, tidak sependapat dengan Yanto. Ia menganggap kejahatan yang terjadi tidak ada korelasi antara ekonomi dan kejahatan.
"Ini adalah murni kriminalitas yang terorganisir yang dilakukan oleh orang-orang profesional", katanya. "Inilah yang harus diungkap oleh aparat keamanan".
Edyanus juga heran dengan aksi perampok yang dilengkapi dengan senpi. "Karena mereka menggunakan senjata api. Dari mana senjata tersebut. Ini yang harus diungkap oleh aparat keamanan".
Ketika ditanya mengenai korelasi antara stagnannya pembangunan akibat belum berkalannya APBD dengan meningkatnya angka kri,inalitas baru-baru ini, Ediyanus mengganggap tidak ada korelasi.
Menurutnya, "Pengaruh APBD cuma 18% terhadap perekonomian. Jadi sangat tidak signifikan jika dikaitkan dengan kriminalitas akhir-akhir ini". (Tony)
Pembangunan Stagnan, Riau Makin Rawan
Anthony
Selasa, 22 April 2014 - 07:16:25 WIB
[caption id="" align="alignnone" width="1024" caption="Direktur Eksekutif Riau Development Watch, Ir. Yanto Budiman"]
[/caption]
Pekanbaru (RiauInfo) - APBD Provinsi Riau tahun 2014 yang seharusnya sudah bisa dipergunakan untuk pembangunan, sampai saat ini belum bisa dicairkan. Hal ini menyebabkan tidak adanya uang beredar di masyarakat.
Direktur Eksekutif Riau Development Watch, Ir. Yanto Budiman S mengungkapkan kegusarannya dalam menyikapi maraknya peristiwa kejahatan belakangan ini di Provinsi Riau. "Dengan tidak berjalannya APBD, otomatis perputaran duit tidak ada, akibatnya tidak ada multiplier effect, terjadi pengangguran, orang makin lapar tidak ada pekerjaan, sehingga muncul peluang berbuat kejahatan", katanya.
Dalam dua hari ini saja telah terjadi 3 kejahatan yang cukup besar, yaitu perampokan toko emas dan perampokan ATM di beberapa gerai Alfamart.
"Bukan tidak mungkin kejahatan ini semakin berlanjut akibat tidak terbukanya lapangan kerja, tidak adanya perputaran duit, Riau makin rawan", lanjutnya risau. "Antara ekonomi dan kriminalitas pasti ada korelasi yang cukup signifikan."
Seperti yang marak diberitakan media dalam dua hari ini, 2 ATM milik BRI yang berada di dalam gerai Alfamart di Jl. Rambutan dan gerai di Jl. Rejosari Tenayan Raya digasak rampok yang berhasil menggondol ratusan juta rupiah. Sedangkan sebelumnya perampok juga menjarah toko emas Mulia di Jalan Sudirman, dengan membawa 3 kg emas, dilakukan di siang bolong.
Sementara itu pengamat ekonomi, Edyanus Herman Halim, tidak sependapat dengan Yanto. Ia menganggap kejahatan yang terjadi tidak ada korelasi antara ekonomi dan kejahatan.
"Ini adalah murni kriminalitas yang terorganisir yang dilakukan oleh orang-orang profesional", katanya. "Inilah yang harus diungkap oleh aparat keamanan".
Edyanus juga heran dengan aksi perampok yang dilengkapi dengan senpi. "Karena mereka menggunakan senjata api. Dari mana senjata tersebut. Ini yang harus diungkap oleh aparat keamanan".
Ketika ditanya mengenai korelasi antara stagnannya pembangunan akibat belum berkalannya APBD dengan meningkatnya angka kri,inalitas baru-baru ini, Ediyanus mengganggap tidak ada korelasi.
Menurutnya, "Pengaruh APBD cuma 18% terhadap perekonomian. Jadi sangat tidak signifikan jika dikaitkan dengan kriminalitas akhir-akhir ini". (Tony)
[/caption]
Pekanbaru (RiauInfo) - APBD Provinsi Riau tahun 2014 yang seharusnya sudah bisa dipergunakan untuk pembangunan, sampai saat ini belum bisa dicairkan. Hal ini menyebabkan tidak adanya uang beredar di masyarakat.
Direktur Eksekutif Riau Development Watch, Ir. Yanto Budiman S mengungkapkan kegusarannya dalam menyikapi maraknya peristiwa kejahatan belakangan ini di Provinsi Riau. "Dengan tidak berjalannya APBD, otomatis perputaran duit tidak ada, akibatnya tidak ada multiplier effect, terjadi pengangguran, orang makin lapar tidak ada pekerjaan, sehingga muncul peluang berbuat kejahatan", katanya.
Dalam dua hari ini saja telah terjadi 3 kejahatan yang cukup besar, yaitu perampokan toko emas dan perampokan ATM di beberapa gerai Alfamart.
"Bukan tidak mungkin kejahatan ini semakin berlanjut akibat tidak terbukanya lapangan kerja, tidak adanya perputaran duit, Riau makin rawan", lanjutnya risau. "Antara ekonomi dan kriminalitas pasti ada korelasi yang cukup signifikan."
Seperti yang marak diberitakan media dalam dua hari ini, 2 ATM milik BRI yang berada di dalam gerai Alfamart di Jl. Rambutan dan gerai di Jl. Rejosari Tenayan Raya digasak rampok yang berhasil menggondol ratusan juta rupiah. Sedangkan sebelumnya perampok juga menjarah toko emas Mulia di Jalan Sudirman, dengan membawa 3 kg emas, dilakukan di siang bolong.
Sementara itu pengamat ekonomi, Edyanus Herman Halim, tidak sependapat dengan Yanto. Ia menganggap kejahatan yang terjadi tidak ada korelasi antara ekonomi dan kejahatan.
"Ini adalah murni kriminalitas yang terorganisir yang dilakukan oleh orang-orang profesional", katanya. "Inilah yang harus diungkap oleh aparat keamanan".
Edyanus juga heran dengan aksi perampok yang dilengkapi dengan senpi. "Karena mereka menggunakan senjata api. Dari mana senjata tersebut. Ini yang harus diungkap oleh aparat keamanan".
Ketika ditanya mengenai korelasi antara stagnannya pembangunan akibat belum berkalannya APBD dengan meningkatnya angka kri,inalitas baru-baru ini, Ediyanus mengganggap tidak ada korelasi.
Menurutnya, "Pengaruh APBD cuma 18% terhadap perekonomian. Jadi sangat tidak signifikan jika dikaitkan dengan kriminalitas akhir-akhir ini". (Tony)
Pilihan Redaksi
IndexPeran Pendidikan Kewirausahaan dalam Mendorong Tumbuhnya Generasi Produktif
Indosat Ooredoo Hutchison Hidupkan Semangat Kreator Muda lewat Indonesia Creator Hub di USU
PWI Pusat Matangkan Persiapan HPN 2026 di Banten, Berikan Dampak Nyata bagi Masyarakat
Bhinneka Tunggal Ika: Menyatukan yang Tak Sama, Merawat yang Berbeda
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Umum
Indosat Ooredoo Hutchison Hidupkan Semangat Kreator Muda lewat Indonesia Creator Hub di USU
Sabtu, 25 Oktober 2025 - 10:20:06 Wib Umum
PWI Pusat Matangkan Persiapan HPN 2026 di Banten, Berikan Dampak Nyata bagi Masyarakat
Sabtu, 25 Oktober 2025 - 07:52:38 Wib Umum
Indosat dan Komdigi Gelar Demo Biometrik eSIM, Dorong Registrasi Pelanggan Lebih Aman dan Modern
Jumat, 17 Oktober 2025 - 21:27:02 Wib Umum
PWI Pusat Siapkan Anugerah Kebudayaan di HPN 2026 Banten: Ajang Penghargaan untuk Kepala Daerah dan Wartawan Berprestasi
Kamis, 16 Oktober 2025 - 22:52:18 Wib Umum
