PEKANBARU (RiauInfo) - Penurunan produksi minyak dialami seluruh operator minyak di Indonesia, termasuk PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). Apalagi sebagian besar sumur minyak yang dimiliki perusahaan Amerika Serikat ini sudah tua.
Kini satu-satunya upaya yang dilakukan perusahaan minyak yang beroperasi di Riau ini adalah menekan laju penurunan produksi minyak. Bila secara alami penurunan produksi minyak berkisar antara 15-20 persen setahun, Chevron bisa menekannya menjadi 5 persen.
Manager Communication and Media Relations PT Chevron Pacific Indonesia, Hanafi Kadir dalam keterangannya kepada wartawan Rabu (11/3) di Pekanbaru mengatakan, penekanan penurunan produksi minyak itu dilakukan dengan cara pemanfaatan teknologi dan melakukan efisiensi.
Disebutkannya, Chevron akan memanfaatkan teknologi perminyakan mutakhir untuk memanfaatkan sumur-sumur minyak yang ada, serta melakukan intensifikasi usaha. "Dengan cara ini maka penurunan produksi minyak Chevron akan bisa ditekan semaksimal mungkin," ungkapnya.
Pemanfaatan teknologi mutakhir itu telah diterapkan di sejumlah lapangan minyak Chevron, seperti di lapangan Duri dan lapangan Minas. Meskipun sumur-sumur minyak di kedua lapangan itu sudah tua, namun berkat penggunakan teknologi, kini bisa berproduksi secara maksimal.
Melalui pemanfaatkan teknologi inilah, maka Chevron sangat otpmis target produksi yang ditetapkan pemerintah tahun ini sebesar 380 ribu barel per hari akan tercapai. "Kita akan berusaha mengejar target tersebut, mudah-mudahan tercapai," ujarnya.
Hanafi Kadir mengatakan, produksi minyak Chevron mencapai puncaknya pada tahun 1973 lalu dengan produksi lebih dari 1 juta barel per hari. Produksi 1 juta barel sehari itu berlangsung selama lebih kurang 2 bulan. Setelah itu berangsung-angsur menurun.
Sejak berproduksi di Riau tahun 1952 hingga Februari 2009 lalu, produksi minyak Chevron sudah mencapai 11 milar barel. Produksi 11 miliar itu sangat berarti bagi perusahaan minyak raksasa ini, karena keberhasilan pertamanya di dunia.
Menurut Hanafi Kadir, selama beroperasi di Indonesia, Chevron juga dikenal sebagai perusahaan yang sangat peduli terhadap keselamatan dan pelestarian lingkungan. "Dalam beroperasi kita selalu menomor satukan keselamatan dan pelestarian lingkungan," tambah dia lagi.(ad)GUNAKAN TEKNOLOGI MUTAKHIR CPI Tekan Penurunan Produksi Minyak
Kiki
Rabu, 11 Maret 2009 - 09:02:49 WIB
PEKANBARU (RiauInfo) - Penurunan produksi minyak dialami seluruh operator minyak di Indonesia, termasuk PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). Apalagi sebagian besar sumur minyak yang dimiliki perusahaan Amerika Serikat ini sudah tua.
Kini satu-satunya upaya yang dilakukan perusahaan minyak yang beroperasi di Riau ini adalah menekan laju penurunan produksi minyak. Bila secara alami penurunan produksi minyak berkisar antara 15-20 persen setahun, Chevron bisa menekannya menjadi 5 persen.
Manager Communication and Media Relations PT Chevron Pacific Indonesia, Hanafi Kadir dalam keterangannya kepada wartawan Rabu (11/3) di Pekanbaru mengatakan, penekanan penurunan produksi minyak itu dilakukan dengan cara pemanfaatan teknologi dan melakukan efisiensi.
Disebutkannya, Chevron akan memanfaatkan teknologi perminyakan mutakhir untuk memanfaatkan sumur-sumur minyak yang ada, serta melakukan intensifikasi usaha. "Dengan cara ini maka penurunan produksi minyak Chevron akan bisa ditekan semaksimal mungkin," ungkapnya.
Pemanfaatan teknologi mutakhir itu telah diterapkan di sejumlah lapangan minyak Chevron, seperti di lapangan Duri dan lapangan Minas. Meskipun sumur-sumur minyak di kedua lapangan itu sudah tua, namun berkat penggunakan teknologi, kini bisa berproduksi secara maksimal.
Melalui pemanfaatkan teknologi inilah, maka Chevron sangat otpmis target produksi yang ditetapkan pemerintah tahun ini sebesar 380 ribu barel per hari akan tercapai. "Kita akan berusaha mengejar target tersebut, mudah-mudahan tercapai," ujarnya.
Hanafi Kadir mengatakan, produksi minyak Chevron mencapai puncaknya pada tahun 1973 lalu dengan produksi lebih dari 1 juta barel per hari. Produksi 1 juta barel sehari itu berlangsung selama lebih kurang 2 bulan. Setelah itu berangsung-angsur menurun.
Sejak berproduksi di Riau tahun 1952 hingga Februari 2009 lalu, produksi minyak Chevron sudah mencapai 11 milar barel. Produksi 11 miliar itu sangat berarti bagi perusahaan minyak raksasa ini, karena keberhasilan pertamanya di dunia.
Menurut Hanafi Kadir, selama beroperasi di Indonesia, Chevron juga dikenal sebagai perusahaan yang sangat peduli terhadap keselamatan dan pelestarian lingkungan. "Dalam beroperasi kita selalu menomor satukan keselamatan dan pelestarian lingkungan," tambah dia lagi.(ad)Pilihan Redaksi
IndexMenjelang Kejuaraan Domino dan Pingpong, Kantor PWI Riau Rampungkan Persiapan Final
Rektor Unri Akan Dirikan Pusdiklat Keterbukaan Informasi, Dukung Tata Kelola Kampus Transparan
Kantor Imigrasi Pekanbaru Sosialisasikan Layanan dan Bahaya TPPO di SMK Negeri 5
Siswa MAN 1 Pekanbaru Raih Medali Perak di OMI 2025, Harumkan Nama Riau di Kancah Nasional
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Ekonomi & Bisnis
AI-RAN Research Center Resmi Dibuka di Surabaya, Kolaborasi Indosat, Nokia, dan NVIDIA Jadi Tonggak Sejarah AI Nasional
Kamis, 13 November 2025 - 21:12:17 Wib Ekonomi & Bisnis
Indosat Catat Pendapatan Rp14 Triliun di Kuartal III 2025, Dorong Pertumbuhan Digital Lewat Inovasi Berbasis AI
Kamis, 30 Oktober 2025 - 23:38:54 Wib Ekonomi & Bisnis
Kominfo dan Indosat Gelar Pelatihan AI untuk Ratusan ASN Muda, Percepat Reformasi Pelayanan Publik Digital
Ahad, 05 Oktober 2025 - 10:29:11 Wib Ekonomi & Bisnis
IOH Dukung Kontingen Mahasiswa Riau di POMNAS 2025, Kuatkan Semangat Juang Lewat Seragam dan Fasilitas Olahraga
Rabu, 24 September 2025 - 14:41:04 Wib Ekonomi & Bisnis