FPKS KUNLAP Dua Bocah Diindikasikan Gizi Buruk

PEKANBARU (RiauInfo) - Dua orang bocah yang kini sedang dalam perawatan di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru diindikasikan gizi buruk. Meski terlihat tidak terlalu menyerupai seperti fisiknya orang terkena gizi buruk, tapi kuat dugaan, adanya berbagai kemiripan ciri-ciri seperti fisik di kedua bocah tersebut kepala sedikit agak besar, badan kurus. Selain itu, kedua bocah itu juga mengalami kekurangan cairan, nutrisi serta sering mencret. 

Kedua bocah tersebut adalah Ristiani (1) anak dari pasangan Hasnida dan Ahmad Dauli Lubis yang beralamat di RT5 RW3 jalan Nelayan Kelurahan Meranti Kecamatan Rumbai Pesisir. Kemudian Eric Ritardi (6) anak dari pasangan Izar dan Musriadi yang berdomisili di RT1 RW1 Desa I Terantang, Danau Bingkuang Kampar. Dari masing-masing pengakuan kedua ibu bocah tersebut, keduanya sebelum dirawat di rumah sakit, terlebih dahulu sama-sama demam, dan tampak lebih kurus. Sedangkan dari kondisi perekonomian keluarga, pasangan Izar dan Musriadi lebih jauh beruntung. Dikatakan Hasnida, Suaminya Ahmad Dauli Lubis bekerja sebagai buruh bangunan musiman, dengan penghasilan tidak menentu. Hasil maksimal yang selama ini diperoleh hanya 800 ribu rupiah per bulan. Kadang-kadang pernah hanya 500 ribu rupiah. Sedangkan Hasnida yang hanya seorang ibu rumah tangga ini, hanya mengandalkan apa yang didapat suaminya tersebut, katanya. Ketika ditanya, apakah dengan penghasilan suaminya selama ini tercukupi akan gizi, ibu kedua orang anak ini terdiam sejenak lalu menjawab dengan pas-pasan. Meski demikian dirinya mengaku, persoalan makanan di rumahtangganya tidak ada masalah, selalu ada meski hanya seadanya, katanya dengan nada lirih. Anaknya, Ristiani yang saat ini sedang dalam perawatan intesip dokter, masuk perawatan pada Sabtu (13/12) lalu. Selama perawatan tersebut, telah nampak kemajuan yang semula berat badannya hanya 6,5 kilogram, kini telah bertambah menjadi 7 kilogram. Sementara Eric, bocah yang juga diduga kuat mengalami gizi buruk ini, juga sedang dalam perawatan intensip. Ciri-ciri fisiknya sedikit lebih mirip, dengan kondisi badan kurus, perut agak besar. Namun ketika mendengar keterangan, ibu dari bocah tersebut cukup ironis. Karena dengan penghasilan suaminya yang perminggu bisa mencapai 400 ribu, ditambah dengan rendahnya tuntutan biaya hidup menjadi tanda tanya sendiri, bagaimana bisa mengalami kekurangan nutrisi dan vitamin yang banyak. Sementara kedua pasangan tersebut hanya mempunyai dua orang anak. Menurut kepala ruangan anak-anak RS Arifin Ahmad, Roza, dari hasil pemeriksaan dokter pertama, kedua bocah tersebut belum dinyatakan gizi buruk, tetapi sudah mengarah kesana. Indikasi tersebut berupa banyaknya kekurangan cairan dan nutrisi. Selain itu, pemberian vitamin ataupun makanan bergizi jarang diberikan. Meski demikian, Roza tidak mau memvonis apakah kedua bocah tersebut sudah positif gizi buruk. Sebab indikasi kearah gizi buruk yang ia katakan baru berdasarkan pemeriksaan pertama. Sedangkan kini, masing-masing bocah mengalami peningktan kesehatan dan fisik. Sedangkan untuk lebih jelasnya, tanyakan saja dengan dokter yang menanganinya, terangnya. Namun sayang, saat hendak melakukan konfirmasi kepada dokter bersangkutan, tidak ada ditempat, Senin (15/12). Hal ini terungkap ketika Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Kota Pekanbaru melakukan kunjungan lapangan di RS Arifin Ahmad, yang sebelumnya menerima informasi dari warga. (muchtiar)
 

Berita Lainnya

Index