Dihadapan Ribuan Mahasiswa UNP, Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman

Dihadapan Ribuan Mahasiswa UNP, Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman
Gubri H Syamsuar hadir pada acara wisuda UNP

PADANG (Riauinfo) - Dihadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau.

Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.

Sebab setalah menamatkan pendidikan SMA pada tahun 1972, dia tidak langsung melanjutkan pendidikannya karena terkendala biaya, dan memutuskan untuk menganggur dulu.

"Saya ini juga wisudanya kalau dikatakan terlambat, ya terlambat gitu. Saya tamat SMA tahun 72, tamat SMA saya nganggur karena memang saya sesuaikan kemampuan orang tua saya. Tak mungkin saya paksakan karena orang tua saya tidak mampu, padahal saya ingin kuliah," ujarnya, dalam wisuda periode 131 UNP, Senin (19/6/23).

Syamsuar menambahkan, setelah memutuskan untuk tidak kuliah dan menganggur, Gubri itu juga sempat ikut abangnya bekerja di Sawah Lunto Sumatera Barat.

Oleh karena itu, Sumbar bukan lagi hal yang baru dan asing baginya, sebab dia telah pernah bekerja di Sawah Lunto tersebut.

"Jadi pada waktu buya Mahyeldi (Gubernur Sumbar) ke Riau, menyampaikan saya pernah dibesarkan di Dumai. Terus saya (Syamsuar) balas, saya juga pernah di besarkan  di Sawah Lunto, jadi sama kita ini," ucapnya.

Mantan Bupati Siak itu mengenang, dulu itu dia sangat sulit untuk bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Dia baru bisa kuliah setelah menjadi Pegawai Negeri.

Syamsuar menuturkan, tiga tahun dia bekerja di tambang batu bara, barulah menjadi pegawai honor awalnya di Kabupaten Bengkalis.

"Saya diangkat PNS pangkat 2 A paling rendah di pegawai negeri. Makanya saya terpikir dulu kok bisa jadi pegawai negeri, tapi Allah semua yang takdirkan," ujarnya.

Gubri menerangkan, dia sempat masuk di APDN Pekanbaru setalah mengikuti tes tiga kali baru akhirnya lulus. Kemudian, lulus APDN dapat lah gelar Diploma IV, maka naiklah pangkatnya menjadi 2 C.

Dia menyebutkan, dulu itu Pemuda tidak memiliki uang untuk beasiswa, namun beruntungnya Menteri Dalam Negeri memiliki kebijakan beasiswa untuk PNS, yang ditentukan perguruan tinggi yang bekerja sama dengan Mendagri, yakni ada tiga lembaga seperti UGM, USU dan Universitas Brawijaya.

"Saya jodohnya dapat di USU Fakultas Ilmu Sosial Politik jurusan administrasi negara. Disitulah saya merasakan wisuda di kampus. Barulah ngambil S2 di Unri. Tapi S3 tak sanggup lagi banyak kerja, payah bagi waktu," ucapnya.

Mantan Bupati Siak ini menambahkan, menurutnya pengalaman hidupnya ini merupakan salah satu contoh kasus, jika di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin asal kerja keras dan mau tentunya bekerja maksimal.

Berawal dari pengangguran lulusan SMA, dengan kerja keras Gubri Syamsuar bisa membuktikan jika ia pernah menjadi pejabat dipercayakan gubernur di provinsi Riau.

Kemudian akhirnya menjadi Bupati Siak dua periode dan menjadi pimpinan Provinsi Riau, tepatnya menjadi Gubernur Riau saat ini.

"Artinya dunia ini begitu luas apalagi kalian dihadapkan begitu besar tantangan. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin asal kerja keras dan mau tentunya bekerja maksimal," lanjutnya.

Gubri menerangkan, Indonesia Emas 2045, ini kan tidak main-main. Indonesia juga diberikan bonus demografi, dimana nantinya sangat besar populasi anak-anak usia muda yang usia produktif.

Karena itu, menurutnya usia muda perlu berkualitas, kalau tidak berkualitas pasti akan  kalah dan akan menjadi bencana bagi Indonesia.

"Tentunya kami selalu orang tua yang diberikan amanah memimpin kami tak ingin seperti itu. Kami ingin masa depan kalian ini betul-betul masa depan emas bagi Indonesia, semuanya berkualitas. Sebab kalau kita kemana mana ke negara lain orang ceritanya kompetensi, keahliannya apa," ucapnya.

"Jadi mudah-mudahan dengan hadirnya kami ini juga memberikan semangat selaku orang tua, mudah-mudahan kalian bisa lebih hebat dari saya, bisa jadi presiden, bisa jadi menteri, bisa jadi rektor," tutupnya.

Berita Lainnya

Index