KUALA LUMPUR (Riauinfo) -- Ir Ridar Hendri MSi, meraih gelar Doctor of Philosophy (Ph.D) dalam bidang Sains Sosial (Komunikasi Pembangunan), setelah dalam ujian lisan (Viva Voce) di Pusat Studi Pascasarjana Universiti Selangor (Unisel) Malaysia, Kamis pagi (22/6), berhasil mempertahankan disertasinya. Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau ini, diuji oleh Dr Latifah Abd Latib (Unisel), Prof Dr Darussalam, dan Prof Dr Ir Usman M Tang (Universitas Riau).
Viva Voce tersebut dipimpin Deputi Vice Chansellor Unisel Prof Dr Md Sidin A Ishak, dan dihadiri Dekan Pascasarjana (CG) Prof Dr Setyawan Widyarto -- keduanya ikut melontarkan pertanyaan. Dalam Viva Voce itu, Ridar Hendri dinyatakan lulus sangat baik dengan koreksi yang minim (minor correction).
Disertasi Ridar, yang jika dalam bahasa Indonesia berjudul “Model Materi Penyuluhan Siber Budidaya Perikanan Air Tawar,” itu dibimbing oleh Prof Dr Haslinda Sutan Ahmad Nawi (promotor), dan Prof Dr Azmuddin Ibrahim (co-promotor). Dia mengkaji keberadaan konten materi penerangan di website milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan menganalisis manfaatnya bagi para pembudidaya ikan di Provinsi Riau. Kemudian, memformulasikan model konten materi penyuluhan siber yang ideal bagi sekitar 6.000 pembudidaya ikan pengguna website tersebut di Riau.
Hasilnya, ternyata konten materi penyuluhan yang ada selama ini, masih belum ideal, baik untuk konten penyuluhan dalam format teks, grafis, maupun video. Ini terjadi pada konten tentang jenis ikan; manajemen budidaya ikan; ukuran media (panjang teks, ukuran grafis, dan durasi video); dan sifat materi penyuluhan yang ditampilkan di website tersebut. Akibatnya, materi penyuluhan perikanan air tawar di website tersebut, secara keseluruhan, kurang bermanfaat bagi pembudidaya ikan di Riau. “Konten penyuluhan siber itu baru dapat memperbaiki pengetahuan pengetahuan dan sikap pembudidaya ikan, namun tidak mampu meningkatkan keterampilan (skill) mereka,” kata Ridar Hendri, yang juga Penasehat PWI Riau itu.
Karena itu, katanya, formulasi konten materi penyuluhan siber perikanan tersebut perlu dirubah. Dia menemukan model konten materi penyuluhan yang ideal, yakni: (a) harus banyak menyajikan tentang jenis ikan patin dan mujair; (b) membahas tentang pakan ikan dan kualitas air, (c) bersifat penyelesaian masalah; dan (d) dikemas dalam bentuk video, berdurasi 4,5 – 9 menit, dan diperbaharui (updated) empat kali sebulan. “Sebelumnya, materi yang disajikan sebelumnya, belum ,” pungkasnya.