Siswa Indonesia Raih Best Film Award di Singapura

[caption id="attachment_42146" align="alignnone" width="800"]filmspor1 Siswa asal Indonesia, Samuel Remiasa dari MDIS School of Media and Communications menangkan film horror berjudul “The Curse of Pantianak”[/caption]

Para Siswa Asal Indonesia Raih Best Film Award di Kompetisi Film Singapura, yang Dilanjutkan dengan Festival Tahunan 48 Hour Film Project di Seattle, Amerika Serikat

  Jakarta (RiauInfo) – Para siswa dari Management Development Institute of Singapore (MDIS) untuk pertama kalinya meraih penghargaan Best Film Award dalam kegiatan 48 Hour Film Horror Project 2016 di Singapura. Hadiah utama diberikan kepada tim The Mask Productions yang berhasil membawakan tampilan bergaya komedi mengenai “Pantianak”, hantu vampir wanita yang memiliki obsesi aneh terhadap 'panty', di sebuah kantor. Tim yang anggotanya berasal dari Indonesia, Singapura, Myanmar dan Cina ini akan mewakili Singapura dalam festival penghargaan tahunan 48 Hour Film Project, Filmapalooza 2017 di Seattle, Washington, Amerika Serikat dari tanggal 1-14 Maret 2017, dan akan bersaing dengan tim-tim lainnya dari 130 kota di seluruh dunia. Samuel Remiasa, Sarjana Humaniora lulusan MDIS berusia 21 tahun (Sarjana Strata Satu dalam Program Studi Liberal dengan konsentrasi pada Komunikasi Massa), yang juga merupakan Direktur film ini mengatakan, "Penghargaan ini merupakan pengalaman yang luar biasa bagi saya dan tim; Saya mendapatkan pengalaman untuk bekerja dengan rekan-rekan dari berbagai negara dan memperoleh perspektif yang berbeda dari mereka, serta mempelajari pentingnya pra-produksi, untuk mengaplikasikan teori dalam praktek. Hal-hal tersebutlah yang merupakan alasan bagi saya memilih MDIS dalam menempuh studi saya, selain juga MDIS dilengkapi dengan berbagai fasilitas media yang lengkap. Kegiatan ini cukup menantang dan melelahkan dikarenakan jangka waktu produksi yang singkat namun kami terus berusaha memberikan yang terbaik dan pada akhirnya kami merasa puas. Seluruh hasil kerja keras kami terbayarkan!" Film ini bercerita tentang Louis, seorang insinyur yang menghiraukan saran atasannya untuk tidak berada di kantor hingga lewat tengah malam, hingga ia terjebak dalam kutukan kelam.  Berbagai kejadian supernatural dan sesat pun terjadi sepanjang malam itu. Salah satu dari anggota tim yang juga merupakan teman kuliah Samuel, Randy Adriansyah dari Indonesia yang juga menempuh pendidikan di MDIS dikarenakan sistem pendidikannya yang berkualitas, ketersediaan kegiatan-kegiatan klub media dan berbagai pengalaman praktis yang ia dapatkan dalam mempersiapkan diri untuk terjun langsung di industri media internasional. Dalam project ini Randy adalah Penata Suara dan juga anggota pemain film tersebut. "Saya suka tantangan yang ditawarkan oleh program studi ini untuk menjadi kreatif dan berpikir kritis," ujar Randy. "Menjadi bagian dari kompetisi ini adalah hal yang menarik dan menyenangkan; selain menguji kreativitas, juga mengasah daya tahan dan profesionalisme saya. Saya sangat bangga dengan apa telah dicapai oleh seluruh tim dengan bimbingan dosen-dosen kami, dan yang terpenting adalah, kami berhasil membuat sebuah film yang dapat dinikmati dan dihargai oleh orang lain." Videografer dalam tim adalah Tristan Wijatmoko dari Indonesia, "Ini adalah kompetisi pertama saya dan saya sangat senang kami berhasil menang!” ujar Tristan. Saya benar-benar menikmati kerjasama dan interaksi dengan seluruh anggota tim kami, dan pastinya saya juga belajar banyak hal dari mereka. Kita semua berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam kompetisi ini." Tiga tim dari MDIS yang beranggotakan siswa-siswa internasional berbakat turut mengambil bagian dalam kompetisi ini, dan masing-masing tim tersebut meraih nominasi di berbagai kategori, seperti Best Editing, Best Use of Line dan Audience Choice, juga Special Mention untuk Make Up & Special FX. Dalam kompetisi nasional lainnya, para siswa dari School of Media and Communications MDIS juga berhasil membuktikan keahlian mereka, dengan meraih posisi juara ke-2 di kompetisi Music Video yang diselenggarakan oleh Singapore Press Holdings, juara ke-3 dalam kompetisi Super Tuber yang diadakan oleh Jamiyah, dan posisi top 8 di kompetisi Singapore Heritage Short Film garapan Singapore Film Society. School of Media and Communications MDIS menawarkan fasilitas studio media yang lengkap, seperti studio Televisi dan Radio serta ruangan editing Audio dan Video yang berstandar tinggi sesuai dengan kebutuhan industri. Siswa diberikan pendidikan dengan kualitas terbaik, kurikulum yang berfokus pada industri dan pelatihan praktis untuk mengasah bakat dan kesiapan kerja di industri media. Para siswa dilatih untuk menguasai keterampilan penting seperti menangani perangkat radio dan TV, memproduksi konten, pengarahan, penulisan naskah, serta editing video dan audio. "Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menghubungkan siswa dengan industri nyata, dan di MDIS kami berusaha untuk memberikan siswa kami berbagai hal untuk mendukung kesuksesan mereka, dari mulai pengetahuan komprehensif di bidang akademik dan industri, serta keterampilan dan kompetensi," kata Dr. R Theyvendran, Sekretaris Jenderal MDIS.  

Tentang Management Development Institute of Singapore (MDIS):

The Management Development Institute of Singapore (MDIS), didirikan pada tahun 1956 sebagai Institusi pendidikan nirlaba tertua di Singapura. MDIS memiliki 2 cabang utama: Management Development Institute of Singapore Pte Ltd (MDIS Pte Ltd) untuk mengawasi kegiatan akademis di Singapura dan MDIS International Pte Ltd untuk strategi globalisasi yang lebih mendalam. MDIS menawarkan berbagai program studi terakreditasi dari universitas-universitas ternama berstandar global di Australia, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat.  Institusi pendidikan ini telah memiliiki sertifikasi EduTrust sejak tahun 2010 dan merupakan salah satu Institusi Pendidikan Swasta pertama yang terdaftar di bawah Enhanced Registration Framework. Pada tahun 2015, MDIS menerima penghargaan dari Enterprise 50 Award. MDIS memiliki tiga kampus lain di luar Singapura - seperti di Tashkent, Uzbekistan (2008), Johor, Malaysia (2013) dan Chennai, India (2015). MDIS juga memiliki kantor-kantor perwakilan di China, India, Indonesia, Sri Lanka, dan Thailand, serta agen di seluruh Asia Tenggara.

Berita Lainnya

Index