Presiden Jokowi: Jaga Sumber Daya Bahari, Promosikan Via Media Sosial

KAYONG UTARA (Riauinfo) – Presiden RI Joko Widodo semakin tegas sikapnya terhadap potensi bahari di tanah air. Laut tidak hanya menjadi sumber kehidupan dan masa depan bangsa, namun juga alat pemersatu 17 ribu pulau di Nusantara. Karena itu dia mengajak masyarakat untuk turut menjaga dan memanfaatkan Sumber Daya Alam kelautan Indonesia secara bertanggung jawab.  Hal itu disampaikan saat pembukaan Puncak Sail Selat Karimata 2016, Sabtu pagi pekan lalu di Pelataran Pantai Pulau Datok, Desa Sutera, Kec Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat. Bukan hanya di Selat Karimata, tapi juga di pulau-pulau lain yang tersebar di Indonesia. "Sail ini harus jadi momentum kita bersama untuk menjaga, merawat, serta memanfaatkan sumber daya alam kelautan kita dengan baik. Juga momentum bersama untuk kembali pada jati diri kita sebagai bangsa bahari, mengembalikan kembali budaya bahari ke tengah kita," ucap Presiden. Selat Karimata kata Presiden  menyajikan keindahan bawah laut yang belum banyak diketahui dunia. Selain taman lautnya, potensi landscape-nya tak kalah menawan. Karenanya,  Presiden  mengajak masyarakat  menjaga dan memanfaatkan sumber daya alam kelautan Indonesia. Tak hanya di Pulau Karimata, tapi juga di pulau-pulau lain yang tersebar di Indonesia. Presiden juga mengingatkan, 71 persen wilayah Indonesia ialah lautan. Laut tidak hanya menjadi sumber kehidupan dan masa depan bangsa, namun juga sebagai pemersatu sekitar 17 ribu pulau di Nusantara.  "Jaga laut kita dari pencurian ikan. Kita harus jaga laut kita dari pencemaran. Kita harus jaga laut kita dari kerusakan ekosistem. Ketika nanti ikan sudah kembali berlimpah, kita juga harus terus memperkuat industri perikanan kita sehingga bisa menjadi sumber kehidupan yang berkelanjutan bagi anak-cucu kita di masa yang akan datang" ujarnya. Menurut Presiden kekayaan wisata bahari Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Bunaken, Raja Ampat, Teluk Tomini, dan Selat Karimata merupakan beberapa di antaranya. Untuk itu, Presiden menginstruksikan agar gelaran serupa Sail Selat Karimata ini terus digencarkan di tahun-tahun berikutnya. "Saya juga minta  tahun-tahun berikutnya digencarkan lagi promosinya, termasuk melalui media sosial sehingga tempat-tempat yang indah bisa dikenal di seluruh Tanah Air dan dunia," ucap Presiden. Statemen Presiden  ini sesuai dengan  yang  dijalankan Menpar Arief Yahya dalam mempromosikan pariwisata baik di tanah air maupun di mancanegara. Menpar menggunakan strategi BAS-Branding, Advertising, Selling. Lalu strategi media yang ditempuh dengan ilmu POSE, Paid Media, Own Media, Social Media dan Endorser. Kapan promosi itu dilakukan, juga harus pas dengan strategi pemasaran, DOT. Yakni matching antara Destinasi, Originasi dan Timeline. Sebagaimana yang diserukannya saat pidato kenegaraan pertama selepas dilantik oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat 20 Oktober 2015 silam, Presiden Joko Widodo kembali menyerukan agar Indonesia kembali jaya melalui lautan.  Lagi-lagi, statemen Presiden  itu pas dengan strategi pengembangan destinasi yang tengah dilakukan dengan 10 “Bali Baru.” Bahkan, Arief Yahya sudah mengaktifkan shadow management khusus untuk Percepatan 10 Top Destinasi yang lebih popular disebut 10 Bali Baru itu.  “Dari 10 destinasi prioritas itu, 7 diantaranya bahari. Yakni Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Mandalika Lombok, Laban Bajo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara,” tambah Arief Yahya.   Tiga diantaranya yang berada di daratan, diantaranya Danau Toba Sumatera Utara, Borobudur di Joglosemar dan Bromo Tengger Semeru (BTS) Jawa Timur. Sail Selat Karimata Tahun 2016 ini merupakan penyelenggaraan yang ke-8 dan dilaksanakan berturut-turut tiap tahunnya. Gelaran serupa pertama kali diselenggarakan pada tahun 2009 lalu. Dalam peresmian puncak acara Sail Karimata 2016, turut dipertontonkan  Atraksi Budaya "Tarian Kolosal Gelar Tari Nusantara" oleh 450 penari dari Kayong Utara, Kalbar,  juga atraksi Fly Pass Pesawat Hawk 100-200. Penekanan tombol sirene oleh Presiden  didampingi oleh sejumlah Menteri Kabinet Kerja menandai peresmian puncak acara tersebut. (Herman Ami)

Berita Lainnya

Index