Menpar Arief Yahya Road Show Keliling Perusahaan Airlines

JAKARTA  (Riauinfo) –  Pekan ini skedul Menpar Arief adalah roadshow berkunjung ke kantor-kantor airlines, bertemu owners, berbincang dengan big boss-nya, dan menyambung komuniksi bisnis dengan CEO-nya. Kebiasaan saat menjabat CEO PT Telkom Indonesia tetap dipertahankan, gaya-gaya professional pun digunakan untuk menangani pariwisata. “Bayangkan, China adalah pasar utama dan paling potensial. Akses direct flight dari koa-kota di sana hanya 37% atau bulatkan saja 40%. Sisanya harus lewat Singapore, Kuala Lumpur, Hongkong, bagaimana bisa mencapai target?” kata Arief Yahya. Bayangkan jika  Indonesia bisa mengimbangi  Singapore, Thailand, Malaysia, Korea yang rata-rata di atas 80% direct flight dari Tiongkok? Wajar saja, jika Thailand bisa menembus 8 juta inbound dari Tiongkok, dan saat ini menjadi destinasi favourite-nya China. “Aksesnya mudah dan murah. Dari banyak kota bisa terbang dari China ke Bangkok, Phuket, Chiangmai, dan kota-kota lainnya,” ungkap Arief. Inilah yang dia maksud sebagai bottleneck, penghambat, dan harus segera dicari solusi cepat. Ibarat hendak mendownload file dan data besar, banwidth-nya terbatas, yang terjadi hanya gambar muter-muter di screen dengan intil buffering… yang lama-lama menaikkan tensi.  “Karena itu, pekan ini skedul kami bertemu airlines. Kunker ke Garuda Indonesia, Lion Air, Air Asia, Sriwijaya Air, Angkasa Pura, dan Kemenhub” kata Marketeer of The Year 2013 ini. Sebenarnya, dengan CEO ke-4 Airlines itu Menpar sudah bertemu di Gedung Sapta Pesona, Lantai 16, Kemenpar. Kali ini adalah kunjungan balasan, untuk membuktikan keseriusan Arief Yahya mencari solusi di bidang akses. Hanya dengan memperbesar kapasitas akses, yang bisa menyedot lebih banyak wisman ke tanah air. Selasa 6 September lalu  sudah berkunjung ke kantor pusat Lion Air di Jalan Gajah Mada dan bertemu dengan Rusdy Kirana, owner Lion Group yang terdiri dari Lion Air (beroperasi sejak 2000 dengan 133 pesawat), Wings Air (2003, 50 pesawat), Batik Air (2013, 36 pesawat), Malindo Air (2013, 35 pesawat), dan Thai Lion Air (2013, 23 pesawat). Lion Air sendiri beroperasi di 13 international flight, 40 domestik. Wing Air yang lebih banyak penghubung antar kota-kota kecil dengan bandara-bandara yang hanya bisa didarati pesawat berbadan kecil, sudah ada 78 rute domestic. Batik mengambil rute 1 internasional 24 domestik. Malindo Air 26 internasional 13 domestik. Thai Lion Air 12 Internasional 10 Domestik.  “Kami siap siap membantu Pak Menteri Pariwisata mengangkut lebih banyak wisatawan dari mancanegara. Kami sudah mulai Juli-Agustus 2016 lalu dengan membuka lebih banyak penerbangan dari 6 kota di Tiongkok, Changsa, Macau, Guangszhou, Wuhan dan Chongqing. Kota lain yang sebentar lagi kami buka adalah Shanghai, Taipei, Shenzhen, lalu Cebu Island an Davao di Filipina. Kami jadikan Manado sebagai HUB, sesuai gagasan Pak Menteri,” kata Rusdy Kirana. Dari Manado, mereka akan didistribusikan ke Sorong, Ternate, Morotai, Galela, Kao, Buli, Gorontalo, Luwuk, Naha, Melonguane, Makassar dan Balikpapan. Bahkan, Rusdi juga akan mengirim sampai ke Wakatobi dan berbagai destinasi Pariwisata yang dikembangkan oleh Menpar Arief Yahya. “Kami siap terbang,” ungkap Rusdi sangat optimis. Yang kedua, Rusdi juga siap menghidupkan Bandara Adi Sumarmo Solo, karena sekian lama berdiri megah, airport itu tidak hidup. Permintaan Menpar Arief Yahya untuk menjadikan Solo sebagai HUB selatan, juga disambut serius. “Kami sudah membuat simulasi, dengan 6 pesawat bermalam di Solo, 5 Lion Air dan 1 Batik Air. “Jalur Internasional nanti kita buka dengan Kuala Lumpur, Singapore, dan Bangkok,” tutur Risdy Kirana. Saat ini yang sudah beroperasi dari dan ke Solo dengan Lion adalah Jakarta, Bandung, Surabaya, Balikpapan dan Batam. Segera akan dibuka rute baru, Banjarmasin Lombok, Bali, Palangkaraya, Pontianak, Makassar, dan Lampung. “Kami menyadari, Jogja sudah sangat padat, sedangkan amenitas dan atraksi Solo dan sekitarnya sampai ke Jogja, Borobudur, Semarang itu jauh lebih siap infrastrukturnya daripada kota-kota kecil di Indonesia Timur,” ungkap dia.(Rel/Heraman Ami)

Berita Lainnya

Index