DPR Minta ISG Ditunda

JAKARTA (RiauInfo) — Mengingat masih banyaknya persoalan teknis di lapangan yang harus diselesaikan, maka Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI melalui Komisi X meminta pemerintah agar menunda pelaksanaan Islamic Solidarity Games (ISG) III Tahun 2013 di Pekanbaru, Riau. “DPR mendesak pemerintah untuk mengoptimalkan waktu dan sumber daya dalam mempersiapkan venues dan infrastruktur guna mensukseskan ISG. Komisi X juga mendorong Pemerintah untuk meningkatkan kordinasi antar pemangku kepentingan sehingga dapat meraih kesuksesan prestasi dalamm pelaksaan ISG,“ ujar Ketua Komisi X Agus Hermanto saat membacakan tiga kesimpulan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi X dengan Sesmenpora Yuli Mumpuni, Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tono Suratman dan Ketua Panitia Daerah ISG yang juga Gubernur Riau HM Rusli Zainal serta Ketua Harian Panitia Daerah Syamsurizal, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (27/3). Anggota FPD Parlindungan Hutabarat mengatakan, dari informasi yang ia peroleh, berbagai persoalan mulai dari proses administrasi, dana, manajemen operasional teknis dan non-teknis hingga koordinasi internal dan eksternal, masih belum selesai. Oleh karena itu, ia menyarankan agar ISG diundur pelaksanaannya. “Bagaimanapun ISG itu erat kaitannya dengan brand dan image negara kita. Demi bangsa dan negara, ingat ya, wartawan jangan dipelintir. Sesmenpora dan KOI, jangan plintat-plintut, bilang saja belum siap, daripada dipaksakan nanti malah memalukan nama bangsa,” tegasnya. Deddy “Miing” Gumelar menyatakan, harus ada pemakluman terkait jadwal pelaksanaan ISG. Sebab, ISG adalah iven olahraga berskala internasional yang mempertaruhkan reputasi bangsa Indonesia. “Harus dibuat alasan secantik mungkin untuk penundaan ISG ini,“ ujarnya seraya menambahkan bahwa Komisi X akan segera melakukan kunjungan kerja ke Riau untuk melihat kesiapan Riau sebagai tuan rumah. Pernyataan serupa juga disampaikan anggota FPG Zulfadli. “Lebih baik dimundurkan daripada dipaksakan bulan Juni, tetapi hasilnya tidak optimal, malah menimbulkan persoalan, “ ujarnya. Sesmenpora Yuli Mumpuni mengaku dapat memahami kesulitan KOI untuk menggelar ISG mengingat banyaknya kesulitan di lapangan. Yuli mengaku pihaknya segera melaporkan hasil rapat dengan Komisi X ini kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menko Kesra Agung Laksono. “Kita akan sampaikan ke Presiden. Apapun keputusannya, kami akan ikuti. Yang penting harus ada alasan logis untuk (penundaan) itu,“ ujarnya. Yuli memperkirakan, kalau ditunda, maka ISG baru bisa digelar pada September atau Oktober karena sudah melewati bulan Ramadan. “Tapi kalau Agustus sudah siap, lebih baik dipertimbangkan Agustus saja, “ katanya lagi. Sementara Gubernur Riau Rusli Zainal mengakui bahwa permasalahan ISG bukan hanya menyangkut teknis di lapangan, tapi juga permasalahan anggaran yang pencairannya harus melalui tahapan-tahapan sesuai atura perundang-undangan. “Sebenarnya dana itu sudah ada, tetapi untuk pencairan itu membutuhkan tahapan pencairan yang tidak mudah. Seperti diketahui, Maret saja baru diproses, jadi tidak bisa dipaksakan harus keluar secepatnya,“ paparnya seraya mengakui pihaknya telah berusaha mencarikan solusi dengan menggelar rapat bersama Badan Pengawas Keuangan Pembangunan (BPKP), Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) untuk mencari solusi agar bisa terbayarkan masalah hutang Pemprov kepada KSO tersebut. Gubri mengapresiasi rencana Komisi X melakukan kunjungan kerja ke Riau. Sebenarnya, tegas Gubri, secara prinsip venues di Riau seluruhnya sudah siap dipakai, tinggal penambahan hal-hal teknis menyangkut standar internasional saja. Ketua KOI Rita menambahkan, permasalahan lain adalah belum tersedianya enam lapangan sepakbola yang memenuhi syarat untuk menjadi tempat latihan. “Venue voli pantai sampai saat ini juga belum dibangun, “ ujarnya. Mengingat kondisi tersebut, Rita sependapat, jika tetap dipaksakan penyelenggaraan ISG pada Juni 2013, maka dikhawatirkan tidak akan maksimal. ”Sebaiknya ditunda hingga Oktober. Sebab infrastruktur Main Stadium Riau juga belum maksimal, venue dan pengadaan barang dan jasa juga belum ditenderkan. Termasuk masalah konsumsi dan akomodasi,” pungkasnya. (rls)

Berita Lainnya

Index