Warga Berspekulasi Terhadap Minyak Tanah

PEKANBARU (RiauInfo) - Sejumlah warga melakukan spekulasi terhadap minyak tanah. Tindakan tersebut dilakukan menyusul program konversi minyak tanah ke gas yang dijadwalkan pemerintah berjalan September 2009 ini, termasuk di Riau. Sedikitnya tahap awal penyeluran gas seberat 3 Kilogram akan disalurkan kepada warga di 5 daerah Riau, termasuk di Kota Pekanbaru. Keadaan ini dibaca sebagian warga dengan akan langkanya minyak tanah. Sehingga sejumlah warga melakukan aksi stok minyak tanah tersebut sebagai investasi yang bisa dijual dengan harga tinggi di kemudian hari.
Meski tidak terlalu terdeteksi secara pasti, namun sejumlah warga yang sempat ditemui RiauInfo mengaku sengaja mencari dan membeli minyak tanah untuk persiapan mengahadai program konversi minyak tanah ke gas. Dengan anggapan bahwa program konversi ini akan membuat langka minyak tanah, sejumlah warga terdorong untuk memperbanyak stok minyak tanah di rumah mereka. Sementara itu, Dinas Perindusterian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Riau menegaskan, program konversi minyak tanah merupakan program yang dijalankan pemerintah secara bertahap. Hal ini terlihat dari penyaluran gas tiga kilogram tersebut berdasarkan kriteria warga dan hanya diawali dengan 5 daerah di Riau. Sehingga Disperindag menyatakan spekulasi tersebut merupakan hal yang tidak punya alasan. Seperti yang dilansir RiauInfo sebelumnya, pendataan warga yang layak menerima kompor gas untuk program konversi minyak tanah ke gas masih berlangsung di Riau. Pekerjaan pendataan yang dilakukan oleh konsultan PT. Nusa Konsultan yang telah ditunjuk oleh Dirjen Minyak dan Gas (Migas) ini dijadwalkan rampung dalam satu bulan. Sementara, Pertamina menyediakan 221 ton gas untuk memulai konversi pada September mendatang. Kepala Dinas Perindusterian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Riau, Herlian Saleh melalui Kabid Perdagangan Dalam Negeri (PDN), Hamsani Rahman mengatakan, pendataan penduduk yang layak menerima kompor gas dimulai di lima kabupaten/kota sejak 29 Juli 2009 silam. "Tahap awal ini konsultan hanya melakukan pendataan di lima daerah Riau. Diantaranya adalah Kota Pekanbaru, Kampar, Siak, Bengkalis dan Kota Dumai. Untuk tahap awal realisasi konversi ini, Pertamina sudah menyatakan siap dengan 221 ton elpiji dengan standar tabung 3 kg,"terang Hamsani. Menurut Hamsani, pemerintah masih menetapkan syarat warga yang layak menerima kompor gas konversi tersebut. Dimana warga yang berhak menerima diantaranya hanya berpenghasilan dibawah satu juta dan tercatat sebagai pengguna minyak tanah aktif selama ini. "Sebenarnya, setiap yang menggunakan minyak tanah bisa dikategorikan sebagai penerima kompor gas konversi ini. Namun, setelah konsultan mengumpulkan data, pemerintah dari Dirjen Migas kembali melakukan data ulang terhadap hasil pendataan dari konsultan ini nantinya,"ungkap Hamsani.(Surya)
 

Berita Lainnya

Index