Pengamat Lingkungan dari Universitas Riau Prof Dr Ir Adnan Kasry mengatakan, suhu panas yang melanda kota Pekanbaru ini hanya bersifat temporer dan memang akan dialami setiap tahun. "Saat ini posisi matahari dan bumi sangat dekat dengan sudut datang energi panas ke permukan bumi tegak lurus," ungkapnya.
Menurut Adnan, biasanya suhu panas yang melebihi suhu normal ini terjadi bulan Oktober dan Desember. Namun tahun ini terjadi dalam rentang waktu Mei dan Juni. "Kemungkinan cuma dua bulan ini, setelah ini akan kembali normal," ungkapnya.
Dia menyebutkan, suhu panas ini terasa semakin panas akhir-akhir ini karena permukaan bumi hanya ada gedung-gedung, lahan kosong dan pemukiman penduduk. Kalau permukaan bumi masih banyak ditemukan pohon-pohon atau sumber air lainnya, suhunya tidak akan sepanas sekarang ini.
Adnan menjelaskan lagi, jika posisi matahari dan bumi kembali berjauhan, maka sudut datang energi panas ke permukaan bumi menjadi mirin. Dalam kondisi ini energi panas tidak menyebar merata sehingga suhu akan kembali normal.(ad)