Walikota Optimis, Sedangkan Haris Melihat Belum Jelas

PEKANBARU (RiauInfo) - Dulu Pemerintah Kota Pekanbaru menabur harapan dengan dimulainya proyek Kawasan Industri Tenayan (KIT). Bahkan dikabarkan, jika proyek yang diperkirakan menelan 624,6 miliar rupiah ini akan membuka gerbang ekonomi baru bagi Kota Pekanbaru.

Setelah sekian lama perjalanan proyek tersebut, akhirnya terkesan berangsur-angsur jalan di tempat. Dulu Mei 2004 Walikota Herman Abdullah mengatakan, bahwa Pemerintah kota Pekanbaru tetap komit untuk membangun KIT, namun realisasinya akan dilakukan setelah terminal AKAP yang kini sudah dioperasikan akan selesai. Selang beberap lama Mei 2004, Herman Abdullah mengatakan lagi, bahwa KIT sangat tergantung pada komitmen pemerintah Provinsi Riau. Pembangunan kawasan industri itu tidak hanya tanggung jawab Pemko tapi juga tak lepas dari komitmen provinsi. Masih kata Wako waktu itu, katanya pihaknya sudah sering menyampaikan permintaan kepada Pemprov Riau supaya menyisihkan anggaran untuk pembangunan KIT ini. Meski demikian Pemprov melalui Sekda Riau HR Mambang Mit waktu itu membantah jika disebut tidak perhatian. Karena pihak Pemprov telah memprioritaskan tiga kawasan pinggiran pantai, salah satunya adalah KIT ini. Namun sampai saat ini belum juga bisa juga terealisasi. Apakah sebenarnya yang melatarbelakangi hingga proyek ratusan milliar itu terkesan jalan di tempat. Dan bagaimana pula komentar anggota dewan Kota Pekanbaru setelah Herman Abdullah menyatakan masih optimis dan tetap menindaklanjutinya hingga menjadi gerbang ekonomi Riau kawasan timur. Menurut Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Ir Syafri Effendi, pernyataan walikota untuk tetap menindak lanjuti proyek KIT adalah sebuah apresiasi dan perlu didukung. Karena jika KIT tersebut bisa berjalan sesuai pungsinya, maka akan membuka gerbang perekonomian Riau. Saat disinggung terkait banyaknya persoalan yang dihadapi pihak Pemko mulai dari pembebesan tanah, persoalan anggaran terbatas, hingga mundurnya para investor karena melihat ketidakmatangan perencanaan, Syafri yang berasal dari Golkar ini tidak mau berkomentar banyak. Katanya, sikap kemauan walikota untuk berbuat tetap harus didukung. Diayakininya, walikota selalu komit dari apa yang telah ia katakan. Termasuk pernyataan keoptimisannya tentang proyek KIT ini. Ungkapan dari Ketua Komisi II ini amatlah berbeda dengan pernyataan wakil ketua Komisi II Haris Jumadi beberap waktu lalu. Menurut Haris apa pun alasannya, karena ketidaksiapan Pemko Pekanbaru dalam menyikapi dampak dan berbagai kesiapan apa yang harusnya dilakukan. Seperti hal nya yang kita tahu hingga saat ini (5/6, red), begitu banyak kendala apakah sarana penunjang, pembebasan lahan yang tak kunjung selesai. Bahkan, Haris yang dijumpai di gedung DPRD Kota Pekanbaru mengatakan sangat pesimis akan proyek KIT tersebut. Hal ini dikarenakan banyaknya permasalahan atau target proyek bersamaan yang mesti dikejar, tapi juga ada proyek baru yang lebih prioritas seperti jembatan Siak III yang menelan ratusan milliaran rupiah dan lainnya. "Nah, mestinya ada plening yang jelas yang mana harus diutamakan terlebih dahulu. Jika ini tidak direncanakan dengan matang akan bingung hasilnya," katanya. Pernyataan Haris dulu itu sepertinya tidak bergeser sedikit pun. Buktinya, hari ini Selasa (24/6) politisi yang dikenal vokal ini saat dihubungi via telephon selulernya mengatakan, belum melihat kejelasan konsep yang ditawarkan apakah berorientasi profit (melihat peluang bisnis, red) atau dalam rangka menata kota agar tidak terjadi kesemerautan kelak. Katanya, disaat belum terciptanya kematangan KIT, pihak Pemko malah menjualnya ke beberapa investor. Hasilnya, calon investor setelah melalui pertimbangan, mundur secara perlahan. "Saya belum mendapatkan informasi yang lengkap dari pemerintah Pemko tantang konsep kawasan tersebut. Apakah berorientasi profit (melihat peluang bisnis, red) atau dalam rangka menata kota agar tidak terjadi kesemerautan dan terciptanya tata kota yang baik. Mereka (Pemko, red) hingga saat ini belum pernah datang ke DPRD untuk melakukan presentasi. Tetapi mereka telah menjual keluar dengan memanggil atau mengunjungi calon investor," kata Haris melalui telephon selulernya. (muchtiar)


Berita Lainnya

Index