Tinjau Ulang Rencana Kenaikan Tarif PDAM

PEKANBARU (RiauInfo) - Rencana kenaikan tarif rekening tagihan air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Siak Kota Pekanbaru hendaknya ditinjau ulang. Karena air yang dialirkan ke rumah masyarakat sangat tidak layak untuk dikonsumsi. Jika memang harus mengalami kenaikan, maka pelayanan harus dibenahi terlebih dahulu. 

Seperti halnya dikatakan Ketua Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Pekanbaru, Syafri Efendi kepada wartawan di Balai Payung Sekaki. Menurut politisi Golkar ini, kenaikan tarif PDAM memang mesti dilakukan menyesuaikan dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Namun, sebelum hal tersebut dilaksanakan hendaknya terlebih dahulu dibenahi pelayanan terhadap masyarakat. ”Saya tidak menolak kenaikan tarif air PDAM asal diiringi dengan pelayanan. Karena jika tidak diiringi dengan pelayanan maka kita akan meninjau ulang tarif PDAM yang tidak dapat memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Sementara itu, beberapa waktu lalu anggota komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Haris Jumadi (kini mantan anggota dewan, red) menanggapi wacana kenaikan tarif PDAM dinilainya masih belum layak jika memang pelayanan yang diberikan telahpun maksimal. Menurutnya, kenaikan tariff PDAM yang diusulkan oleh KTDP memang merupakan satu langkah yang wajar-wajar saja. Karena dengan harga demikian kecil dari biaya produksi yang dibutuhkan saat ini. Namun demikian, perlu juga diperhatikan apakah air yang disalurkan oleh KTDP sudah layak dan lancar. “Untuk menaikan tarif hal pertama yang harus dilihat apakah perusahaan tersebut telah memberikan konfribusi yang seharusnya pada masyarakat. Namun jika kondisinya saat ini hanya dengan menetes lalu tidak layak konsumsi tentu sangat tidak layak untuk dinaikan tarifnya,” ujarnya. Untuk itu Haris saat itu mengharapakan, agar pihak investor terlebih dahulu melakukan pembenahan dan menghasilkan air bersih bagi masyarakat kota Pekanbaru. jika hasil cukup maskimal, maka masyarakat tentu tidak keberatan jika tarif yang sekarang dinaikkan untuk disesuaikan dengan biaya produksi. (muchtiar)
 

Berita Lainnya

Index