TERKAIT MUNDURNYA 116 GDB "Akan Kita Crosschek Ulang"

PEKANBARU (RiauInfo) - Kepala Dinas Pendidikan Riau, H.Drs Wardan, menyatakan sikap akan mengecek data tersebut terlebih dahul 116 Guru Bantu Daerah menyatakan mundur dengan alasan gaji rendah sebesar Rp800 ribu. Pasalnya, ada diantaranya program Disdik mengatakan dengan

mengangkat GDB ini adalah prioritas untuk mengisi kekurangan guru yang ada diperdesaan yang daerah yang terpencil. "Nah, ketika menerbitkan SK, dengan program yang konsekuen yang kita laksanakan. Kan kita telah mempunyai data sekolah mana yang kekuranggan guru tersebut. Jadi seharusnya menurut SK mereka ditempatkan berdasarkan kebutuhan daerah. Ketika ada daerah yang menerima GDB, sebagian mereka menilai dengan honornya Rp800 inilah yang dia tak sanggup," kata Wardan kepada RiauInfo di Kantor DPRD Riau, Rabu (25/7). Menurut Wardan, dari data yang ada di Disdik Riau lebih kurang 5475, sementara 116 Guru Bantu Daerah yang menyatakan mundur dengan alasan gaji mereka rendah tersebut diantaranya Kampar 47 orang, Pelalawan 15 orang, Bengkalis 16 orang, Rokan Hilir 14 orang,Indragiri Hulu 6 orang, Siak 1 orang, Rokan Hulu 1 orang dan Pekanbaru 14 orang. Pada dasarnya masalah Disdik yakni kekurangan guru untuk daerah tersebut. Untuk menanggani masalah ini jangan berlanjut. Kedepannya dalam perekrutan akan lebih memprioritaskan putra daerah yang telah memiliki memiliki standar Disdik Riau (ijazah S1). "Sehingga untuk menjadi guru yang profesional dapat tercipta," katanya. Disdik sejak tahun 2005 lalu telah memberikan bantuan kepada guru yang berada di daerah-daerah sulit. Dengan besar bantuan Rp500 ribu perkepala kepada guru-guru yang bersangkutan. Ini semuanya sudah ada anggaran berasal dari daerah maupun provinsi. "Yang jadi prioritas kita yakni guru yang telah menetap didaerah tersebut. Sehingga gaji Rp800 ribu yang mereka dapatkan itu cukup. Permasalahan inilah yang terjadi saat ini. Kita lihat saja bagaimana perkembangan selanjutnya," tandasnya. (Dd)

Berita Lainnya

Index