Ribuan Masyarakat Hadiri Malam Semarak 100 Tahun Harkitnas

news4971PEKANBARU (RiauInfo) - Malam Semarak 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang digelar di lapangan Tugu Bengkalis, Provinsi Riau, Sabtu (10/5) malam, benar-benar semarak. Meskipun sebelum acara dimulai sempat turun hujan gerimis, namun hal itu tidak menyurutkan animo ribuan masyarakat menyaksikan pagelaran yang mengambil tema 'Kokohkan Keutuhan Persatuan, Kesatuan dan Rasa Kebersamaan Sebagai Anak Bangsa' tersebut. Tak hanya itu, dengan kebersamaan yang tinggi dan meggunakan pakaian adat asal daerah masing-masing, perwakilan sejumlah paguyuban, seperti Melayu, Jawa, Batak, Tionghoa, Minang, Bugis, Banjar, Aceh, dan Sunda, menyatakan ikrar bersama. Memperbaharui tekad. Akan bahu membahu, bersatu padu dalam menjaga marwah Negeri. Khususnya dalam menyukseskan pembangunan di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini. Sementara itu, Bupati Bengkalis H Syamsurizal dalam sambutannya mengajak seluruh lapisan masyarakat di daerah ini menjadikan peringatan seabad Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 20 Mei 2008, sebagai momentum untuk mempercepat proses metamorfosis kemajuan bangsa. Untuk menjadikan kembali Indonesia yang berjaya. Indonesia yang cemerlang, gemilang, dan terbilang. Tanpa harus menyalahkan dan mencari siapa yang salah, katanya, keterpurukan dialami Indonesia saat ini, merupakan bukti bahwa sebagai anak bangsa, kita tidak lagi berjalan bersama. Tidak lagi seiring mengayun langkah, tidak lagi seiya mengucap kata dan tidak lagi searah dalam mencapai tujuan. "Padahal dengan lahirnya Budi Utomo 20 Mei 1908 dan apabila rasa nasionalisme di sanubari setiap anak bangsa tidak pernah menjadi sesuatu yang terasa asing seperti yang terjadi saat ini, waktu 100 tahun itu, sudah bisa membawa bangsa ini ke bingkai persatuan yang kokoh dan utuh," katanya. Karena itu, melalui peringatan seabad Harkitnas ini, tugas pertama dan utama yang ada di pundak seluruh anak bangsa di daerah ini, ikut mengembalikan kebanggaan bangsa yang dahulu dapat dibanggakan. Untuk itu jawabannya, kata Syamsurizal, hanya satu. Kapan, dimana dan dalam kondisi apapun, kita harus kembali memperkokoh keutuhan persatuan, kesatuan, semangat kebersamaan dan rasa cinta tanah air. Dikatakan bupati bergelar Sri Mahkota Sempurna Negeri ini, kalau dahulu, ketika jarak waktu belum dapat diperpendek seperti saat ini. Ketika waktu masih dibatasi jarak-ruang, jarak-psikologis, jarak-kesadaran, jarak-informasi dan komunikasi, seluruh anak bangsa bisa bersatu. Maka, sekarang ini, dimana batasan-batasan sudah tak ada lagi, tentunya jauh dan harus lebih bisa. "Mulai hari ini, malam ini, detik ini juga dan sampai jasad terbujur kaku di bumi pertiwi tercinta, kita harus bisa lebih bersatu. Bersatu dalam semangat merah putih. Bersama mengisi dan mengembalikan kebanggaan bangsa. Berpadu dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika. Satu tekad dalam ucapan, sama berbuat dalam tindakan; hanya untuk Indonesia" tegasnya. Kemudian, sebagai bagian dari anak bangsa, seluruh masyarakat di daerah ini, apapun sukunya, agamanya, kebudayaannya, dalam kondisi apapun, kapan dan dimanapun, harus dan terus dapat memberi pentauladanan dalm memperkokoh keutuhan persatuan, kesatuan, semangat kebersamaan dan rasa cinta tanah air. Serta, membuang jauh-jauh kepentingan sesaat, baik itu untuk diri sendiri mau pun kelompok. Harus menjadi panutan dalam mengimplementasikan kembali makna Bhinneka Tunggal Ika dalam arti yang sesungguhnya. Menjadikannya nafas, denyut nadi, nyawa, jiwa dan raga dalam memberikan pengabdian untuk negeri ini. Pengabdian yang tanpa pamrih. "Sebagai anak bangsa, kita harus dapat memberikan yang terbaik, bukan meminta yang terbaik dari bangsa ini. Hanya dengan cara itu Indonesia bisa bangkit. Kembali dapat menjadi bangsa yang dapat duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain. Kembali menjadi bangsa yang dapat kita banggakan dan membanggakan kita," tegasnya. Semua itu disampaikannya, karena kata Syamsurizal, hari ini, di tengah persaingan kehidupan global yang semakin kompetitif, di dalam tatanan masyarakat dunia yang semakin menyatu, rasa persatuan dan kesatuan sebagai anak bangsa, justru sebaliknya. Kian hari, semakin terkikis dan menipis. "Rasa senasib sepenanggungan antar sesama anak bangsa, semakin hari terasa semakin luntur. Jiwa patriotisme tanpa pamrih yang dulunya selalu menjadi garda terdepan dalam setiap tindak-tanduk dan perbuatan anak-anak bangsa, kini menjadi sesuatu yang terasa sangat mahal harganya. Kian terpinggir di negeri sendiri," katanya. Untuk itu, agar tidak mengulang 100 tahun kebangkitan yang sudah dilewati, Syamsurizal mengajak seluruh masyarakatnya agar dapat menjadikan setiap catatan sejarah masa lalu itu, bukan hanya sebagai kenangan saja. Tetapi menjadi cermin, kilas balik, inspirasi dan pondasi guna mempercepat proses kemajuan bangsa ini ke depan. "Salah satu catatan itu adalah kesadaran kolektif akan penting rasa kebersamaan yang digagas Budi Utomo seabad yang lalu," katanya. Selain tokoh masyarakat dan pemuda dari berbagai paguyuban, turut hadir dalam acara yang dimeriahkan penampilan Sanggar Tasik Bengkalis, lawakan group Fahri Semekot Pekanbaru dan Jatara Band Jakarta tersebut, diantaranya Kajari Ersywo Zaimaru, Ketua Pengadilan Negeri R Matras Supomo, Ketua TP PKK Ny Hj Fauziah Siregar Syamsurizal dan anggota DPRD Bengkalis dari Fraksi Partai Golkar, Indra 'Eet' Gunawan. Sedangkan pejabat di lingkup Pemkab Bengkalis, antara lain Asisten II H Zakaria Yusuf, Kepala Bappeda H Eldy Ramli, Kepala Badan Kesbang Linmas dan Infokom H Mukhlis, Kadis Dikpora Sya'ari, Kadis Kimpraswil H Khairussani serta Kadis Pengelolaan Pasar, Kebersihan dan Pertamanan H Zulkarnain.(ad/rls)


Berita Lainnya

Index