Resepsi Kenegaraan di Bengkalis

BENGKALIS (RiauInfo) - Kemajuan sebuah puak, komunitas masyarakat, negeri ataupun sebuah bangsa, sesungguhnya sangat ditentukan oleh pelajaran dan iktibar yang dipetik dari selambak peristiwa silam. Sangat ditentukan dari kemampuan untuk menemukan mutiara dari cangkang-cangkang sejarah.

“Karena itu, memperingati sebuah peristiwa bersejarah seperti detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI, bukan sekedar mengenang masa lampau. Tetapi harus menjadikannya sebuah media yang dapat membuka pikiran dan imajinasi untuk berbuat dan melakukan tindakan-tindakan besar dan benar”, terang Bupati Bengkalis, H Syamsurizal. Hal itu disampaikan Syamsurizal ketika memberikan sambutan pada malam resepsi kenegaraan memperingati HUT ke-62 Kemerdekaan RI di Gedung Kesenian Cikpuan, Bengkalis, Jum’at (17/8) malam lalu. Diingatkan Syamsurizal, sebuah bangsa yang tidak berpedoman pada sejarah akan menjadi bangsa yang kehilangan pijakan dalam berbuat. Bangsa yang tidak berdiri di atas sejarah, akan menjadi bangsa yang berdiri di atas kekosongan. Bangsa yang berdiri di atas kekosongan, hanya akan memperoleh kehampaan. “Hanya akan menuai kekalahan demi kekalahan dari zaman ke zaman”, Syamsurizal, mengingatkan. Masih menurut Syamsurizal, sekelompok orang, sebuah komunitas atau negeri yang tidak mengerti akan sejarahnya sendiri, tidak akan memiliki pegangan yang cukup dalam menentukan tindakan-tindakan yang akan diambil. Sebuah negeri yang tidak belajar dari sejarahnya, akan menjadi negeri yang gagal dalam meneruskan masa depan. Gagal dalam memperjuangkan kemaslahatan. “Arti penting proklamasi kemerdekaan, tidaklah berhenti pada batas bahwa kita telah memiliki negara. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah sebuah modal perjuangan untuk mengisi hari-hari ke depan yang penuh tantangan. Tempat bertanya, apakah yang kita lakukan hari ini sudah maksimal sebagaimana yang diamanatkan proklamasi”, ujarnya. Selain itu dan dalam rangka mencapai kemaslahatan dan kemajuan Kabupaten Bengkalis, Syamsurizal mengajak seluruh lapisan masyarakat di daerah ini untuk dapat menjadikan peringatan HUT ke-62 Kemerdekaan RI sebagai momentum untuk lebih mempererat persatuan dan meningkatkan rasa kebersamaan. “Sejarah membuktikan, tidak ada bangsa atau negeri yang besar yang dapat melakukan capaian-capaian penting atau menjadi besar, tanpa persatuan. Sejarah juga membuktikan bagaimana sebuah negeri yang tidak bersatu pada akhirnya hancur dan mudah untuk dikalahkan”, imbuh Syamsurizal. Melalui untaian ungkapan Melayu nan bijak, Syamsurizal mengatakan, “bila hidup tidak bersatu, di sanalah tempat tumbuh seteru, bila hidup berpecah belah, di sanalah tempat binasa marawah. Bila hidup tidak mufakat, di dalam air perahu setakat”. Kemudian, sambung Syamsurizal, “Bila hidup tidak sehati, banyak kerja tidak menjadi. Bila hidup tidak sejalan, sama sebangsa makan memakan, bila hidup tidak tolong menolong, banyaklah beban di atas punggung. Bila hidup tidak menanggang, tuah hilang marwah terbuang”. Dengan memperkuat rasa persaudaraan, lanjut Syamsurizal, siapapun di daerah ini yang hidup hari ini, akan mampu melaksanakan tanggungjawab kesejarahan untuk mewujdukan Kabupaten Bengkalis yang berisi catatan tentang kemajuan yang terus menerus. Sebuah kabupaten yang gerincing, kegemilangan yang muncul dari akumulasi pengetahuan, kearifan dan kesejahteraan yang meningkat. Untuk itu, juga melalui ungkapan Melayu yang bijak, Syamsurizal mengingatkan tanda-tanda orang bersaudara. Orang bersaudara itu, katanya, tenggang menenggang jaga menjaga. Menenggang buruk dengan baik, menenggang salah dengan benar, menenggang jahat dengan manfaat. “Menenggang keji dengan budi, menenggang cakap dengan adap, menenggang dengan kasih saying, menenggang dengan dada lapang, menenggang dengan pikiran terang dan menenggang timbang menimbang”, urai Syamsurizal. Segala perbedaan, harap Syamsurizal, apapun bentuknya dan penyebabnya, harus diselesaikan secara baik dan bermartabat. “Karena, semua persoalan yang terjadi, pastilah ada peran dan keterlibatan kita, meskipun sangat kecil. Sebab, di muka ini tak ada yang berdiri sendiri. Saling berhubungan”, katanya. Sebelum itu, dalam sambutannya hal senada disampaikan Wakil Ketua DPRD Bengkalis, Bagus Santoso. Menurutnya, setiap perbedaan yang terjadi, hendaknya dijadikan sebagai inspirasi untuk mendatangan kekuatan yang dirahmati. Perbedaan itu, akan terbingkai menjadi karya manis, jika bijak dalam memandangnya. Bila setiap orang mau memposisikan diri padatempatnya, “Perbedaan itu, akan terbingkai menjadi karya manis, jika kita tidak suka meremehkan orang lain. Karena setiap orang memiliki peran sendiri yang tidak dapat digantikan. Serta, pantang menonjolkan diri, karena tanpa orang lain kita tidak akan bisa berbuat apa-apa dan memiliki semangat sukses bersama. Sukses bukan untuk diri kita sendiri. Sukses yang kita raih harus dapat menjadi jalan bagi kesuksuksesan orang lain”, katanya. Diakhir sambutannya, melalui dua bait pantung Santoso menjelaskan arti penting persatuan dan kesatuan untuk mempercepat keberhasilan proses pembangunan di daerah ini. “Kalau pergi ke pematang pudu, bawakan kami buah manggis, Kalau ingin hidup bersatu, mari ciptakan suasana harmonis. Kalau hendak membeli belah, jangan lupakan asam dan garam, kalau kita suka bercanggah alamat diri akan tenggelam”, terang Santoso. Selain Wakil Bupati H Normansyah Abdul Wahab, terlihat hadir dalam malam resepsi itu diantaranya Kapolres Anang R, Ketua Pengadilan Negeri R Matras Supomo, Kajari Ersywo Zaimaru, Sekretaris Daerah H Sulaiman Zakaria, Ketua TP PKK Ny Hj Fauziah Syamsurizal, Ketua Gabungan Organisasi Wanita Ny Hj Hera Triwahyuni Riza Pahlefi dan Ketua Dharmawanita Persatuan Ny Darmiwati Sulaiman. (Tony/rls)


Berita Lainnya

Index