PEKANBARU (RiauInfo) - Sehubungan dengan Instruksi pemerintah pusat kepada masing-masing penyedia jasa layanan internet untuk segera memblokir situs-situs porno ternyata tidak berjalan seperti apa yang diharapkan.
Seperti yang terlihat pada sebuah tempat warung internet (warnet) yang ada di daerah jalan KH Ahmad Dahlan, para remaja yang masih mengenakan pakaian sekolah dengan leluasanya membuka beberapa situs yang mampu membuat bola mata tidak berkedip. Bahkan diantaranya, ada yang terlena hingga mau menambah waktu online internet walau harus mengeluarkan uang lagi.
Pemandangan ini sepertinya sudah lazim bagi para remaja. Ini terbukti sesaat setelah mereka keluar (habis masa online, red), ketika dicek 7 situs, 1 diantaranya situs porno Indonesia.
Ketika ditanyakan kepada petugas warnet setempat tentang pengawasan terhadap pelanggan, pemuda yang tidak mau disebut namanya ini mengatakan tidak ada pengawasan. Selama ini sifatnya jika membayar tarif, maka komputer pun di online-kan.
Lebih jauh ketika ditanya tentang pengawasan oleh pemerintah kota, katanya dulu ada sewaktu masa masih ada intruksi. Tapi belakangan sudah tidak ada sama sekali.
Ungkapan seperti ini, ternyata tidak jauh berbeda seperti warnet yang ada di jalan Balam, warnet jalan Paus. Menurut para petugas warnet ini ia hanya melakukan sebatas himbauan, khususnya para remaja. Tetapi mereka tidak bisa menyalahkan ketika situs itu diakses. Alasannya, dari pada langganan hilang. Selain itu katanya, tidak sedikit yang memanfaatkan layanan internet dengan positif.
Menyikapi hal ini, anggota Komisi I DPRD Pekanbaru Muhammad Sabarudi yang dihubungi lewat handphone-nya mengungkapkan, atas permasalahan ini selain atas moralitas seseorang juga dituntut penuh pengawasan pemerintah kota melalui intansi terkait.
Kata Sabarudi, pihak terkait tersebut jangan segan-segan untuk melakukan pemantauan. Jika ditemukan cepat koordinasikan dengan pimpinan dan tentukan sikap. Jika memang harus ditindak demi kepentingan banyak kenapa tidak, katanya.
Selain itu kata Ketua Fraksi PKS ini, skat-skat yang ada di warnet pun sudah menciptakan dengan sendirinya untuk memberi kesempatan kepada remaja membuka situs yang bisa merusak moralitas tersebut. Apalagi yang membuka remaja yang masih mengenakan pakaian sekolah, tentu harus dicari penyebabnya, ungkap Sabarudi.
Untuk itu, Sabarudi mengharapkan kepada semua pihak untuk tetap melakukan pengawasan, baik pemerintah kota, petugas warnet, pihak sekolah untuk mengkampanyekan bahaya situs porno.(muchtiar)
Remaja di Pekanbaru Sudah Terbiasa Buka Situs Porno
Kiki
Jumat, 01 Agustus 2008 - 22:32:39 WIB
Pilihan Redaksi
IndexSMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher Rights'' Bersama Ketua Dewan Pers
Kepala BNPB Pimpin Rakor Penanganan Erupsi Gunung Ruang
Setelah Lebaran, PWI Pusat Kembali Gelar UKW Gratis se-Indonesia
Wow, Tiga Gubernur Riau Pada Masanya Hadir pada Buka Puasa Bersama PWI Riau
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Umum
SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher Rights'' Bersama Ketua Dewan Pers
Rabu, 24 April 2024 - 19:12:02 Wib Umum
Semangat Juang di Ladang Minyak PHR, Merayakan Idulfitri dengan Dedikasi untuk Negeri
Sabtu, 06 April 2024 - 19:53:28 Wib Umum