RAPP Waspadai Kebakaran di Lahan HTI

news8297PEKANBARU (RiauInfo) - Memasuki musim kemarau pada semester pertama tahu 2009 yang diperkirakan akan berlangsung dua bulan ke depan, Sustainability Head PT.RAPP, Bradford Sanders, didampingi Manejer Hubungan Media PT.RAPP, Nandik Sufaryono mengingatkan semua pihak agar mewaspadai terjadinya kebakaran lahan di sekitar kawasan hutan dan lahan.

Hal tersebut disampaikan Bradford kepada wartawan di Pangkalan Kerinci, Rabu (28/1), menyikapi perubahan cuaca yang terjadi akhir-akhir ini yang cenderung ekstrim.

Menurut Bradford, berdasarkan data historis curah hujan rata-rata, Propinsi Riau mengalami dua musim kemarau setiap tahunnya. Musim kemarau pertama berlangsung dari bulan Februari-Maret dan kemarau kedua terjadi pada Juni hingga Agustus. 

“Selama musim kemarau ini, hutan dan lahan vegetasi menjadi kering dan biasanya beberapa oknum melakukan pembukaan lahan atau land clearing dengan cara membakar. Jika kebakaran ini semakin meluas dan parah, maka api dapat mengancam kawasan yang berdekatan dengan lokasi kebakaran dan berpotensi mengakibatkan kabut asap,” papar Bradford.

Untuk melakukan pencegahan dini, Bradford mengatakan seluruh Tim Fire Fighter yang berada dalam kawasan di Estate Fiber yang mengelola HTI milik PT.RAPP memantau secara rutin kondisi cuaca setiap hari dan melakukan perhitungan potensi bahaya kebakaran berdasarkan kondisi curah hujan, kelembaban udara dan tumbuhan vegetasi. 

“Beberapa waktu belakangan, tingkat bahaya kebakaran di wilayah operasional PT.RAPP telah naik status dari SEDANG ke TINGGI di seluruh estate, menyusul rendahnya curah hujan akhir-akhir ini. Ancaman kebakaran semakin meningkat seiring turunnya curah hujan hingga beberapa bulan terakhir,” ungkapnya.

Menurut Bradford kondisi yang sama juga pernah terjadi di awal tahun 2005, ketika sejumlah oknum melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar, sedangkan saat itu terjadi musim kering yang sangat parah ditambah pula rendahnya tingkat kelembaban udara pada siang hari serta angin kencang yang bergerak dari arah Timur Laut yang menyulitkan upaya pemadaman kala itu.

“Pada tahun 2005 itu PT.RAPP kehilangan sekitar 3.100 hektar lahan akibat pembukaan lahan secara serampangan dengan cara membakar yang dilakukan oknum yang tidak bertanggung-jawab. Lahan HTI milik PT.RAPP yang berada di dekat lahan milik masyarakat sangat beresiko terhadap kebakaran pada masa tanam atau panen tiba,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan di areal operasional PT.RAPP, saat ini pihaknya sudah menaikan status WASPADA bagi seluruh Fire Figter Team di seluruh kawasan estate. Tim ini melaksanakan patroli rutin ke seluruh kawasan HTI PT.RAPP menggunakan mobil patroli yang dilengkapi juga dengan airboat untuk berpatroli di areal peatland yang melewati kanal-kanal. 

”Sedangkan untuk remote area yang sulit dijangkau, tim ini diperkuat dengan armada helikopter. Tim akan melaporkan setiap perkembangan yang terjadi di lapangan, baik kabut asap atau kebakaran yang terjadi di sekitar HTI kepada Tim Pemadam Kebakaran (Estate Fire Team) untuk dapat mengambil tindakan penanganan segera,” pungkas Bradford,

Di samping itu, PT.RAPP juga melakukan tindakan preventif atau pencegahan dengan melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran lahan dan hutan kepada para kontraktor di lapangan serta masyarakat setempat yang cenderung membuka lahan dengan cara membakar. 

”PT.RAPP bahkan telah menetapkan No Smoking Area (larangan merokok) bagi siapa saja yang berada di dalam dan di sekitar hutan tanaman yang secara konsisten diawasi para Supervisor Plantation and Harvesting di lapangan,” tukasnya.(ad/rls)

Berita Lainnya

Index