Pupuk di Riau Mulai Langka dan Mahal

PEKANBARU (RiauInfo) - Disaat para PNS bersorak-ria menerima gaji ke-13, para petani justru kini sedang gelisah karena harga pupuk kian melambung. Selain harganya makin melambung, komoditi yang sangat dibutuhkan para etani itu juga kini sangat sulit dijumpai dipasaran.

Sejumlah petani sayur di Pekanbaru yang ditemui Rabu (18/7) mengaku kebingungan dengan kondisi pupuk sekarang ini. "Kami tidak mungkin menanam sayuran tanpa pupuk, sementara harganya semakin melambung," ungkap Susanto (46) salah seorang petani di Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru. Menurut dia, seharusnya pemerintah juga memperhatikan nasib para petani yang sekarang ini lagi kelimpungan dalam mendapatkan pupuk. "Pemerintah tampaknya hanya memperhatikan PNS melalui pemberian berbagai tunjangan dan gaji 13," ujarnya sedikit cemburu. Sementara itu Ketua Pusat Koperasi Unit Desa (Puskud) Riau Syafril Manaf mengaku sulitnya mendapatkan pupuk sekarang ini. "Kesulitan mendapatkan pupuk itu sudak kami rasakan sejak tiga bulan terakhir, dan yang mengalaminya bukan Riau saja, tapi daerah lain juga," ujarnya. Disebutkanya, dalam rapat tahunan Puskud se-Indonesia yang diadakan di Bali beberapa hari lalu, masalah pupuk ini sudah dibahas. "Dalam rapat itu telah diputuskan bahwa Puskud akan berjuang membuka pasar impor secara nasional," tambahnya lagi. “Harga pupuk non subsidi naik disebabkan karena pupuk jenis KCL, Super Dolomit maupun SP36, kebutuhan riil mencapai 25.000 ton per jenis. Tetapi yang ada hanya tepenuhi 9.000 ton atau tak lebih dari 30 persen,” ujarnya.(Ad)

Berita Lainnya

Index