Pesona Pantai Pink (di Labuan Bajo Komodo) Memukau Dunia
Anthony Harry
Senin, 27 Juni 2016 - 09:40:00 WIB
Melancong ke Labuan Bajo, Komodo? Hmmmm, pasti menarik dan penuh kesan. Rugi, jauh jauh ke tanah Flores jika hanya melihat Komodo. Bagusnya bikin juga foto keren di Pulau Padar, kemudian berenang, snorkling dan diving di Pantai Pink. Lokasinya di Loh Liang, masih di kawasan Taman Nasional Komodo. Jangan lupa, bermain dengan Manta jika menyelami bawah laut Pantai Pink. Seru sekali. Beri Manta makan ikan segar ya...
Patrice Luciane, gadis berkulit putih, bermata biru, berdarah Lisabon yang lahir di Larantuka 27 tahun silam, menuliskan kalimat itu di wall Facebooknya, kemarin. Spontan, penuturan mahasiswi program doktoral di La Trobe, Melbourne, Australia itu direspon teman temannya.
"Pantai Pink? Wow, saya tak akan lupa. Pantai yang unik. Saya akan selami bawah laut pantai itu, sehabis foto foto prewedding di Pantai Pink," balas Irena, teman kuliah Patrice yang sedang liburan di Labuan Bajo, bersama tunangannya.
Kini Irena sedang tawar menawar sewa kapal di Labuan Bajo. Pakai kapal khusus ke Pantai Pink, kata Irena, lebih nyaman agar banyak lokasi wisata lain bisa ditengok.
Pesona Pantai Pink memang, tak terbantahkan. Walau letaknya masih di kawasan Taman Nasional Komodo, tetapi petugas taman nasional meyakinkan, komodo tidak suka ke Pantai Pink, mungkin karena ke daerah itu susah dapat makan. Sejatinya Komodo lebih suka ke lokasi habitat rusa, babi hutan, kerbau, serangga dan reptil lainnya di alam yang relatif lembab dan banyak pohon.
Karenanya, walau Pantai Pink belum dilengkapi tempat berteduh, toh ramai saja wisatawan mengunjungi pantai itu. Ada yang sekedar berjemur menghitamkan badan di pantai, ada juga yang snorkling.
Kini, berkat promosi dari mulut ke mulut didukung beragam status promosi di media sosial, Pantai Pink menjadi primadona dunia. Bahkan tak sedikit wisman yang baru beberapa saat menikmati alam Pulau Dewata Bali, sudah buru buru terbang ke Labuan Bajo Komodo, lalu sewa speedboat ke Pantai Pink. "Bali sudah terlalu ramai untuk sekedar beristirahat di pantai kuta. Di Pantai Pink, saya dapatkan suasana yang sangat pribadi. Saya suka." cerita seorang wisman cantik asal Jerman.
Areal pantai itu cukup luas dan landai. Berpasir halus dan ada juga yang berkerikil. Uniknya, pasir pantai yang halus dan pantai berkerikil, semua berwarna merah muda. Bila mendekati senja dan disirami cahaya matahari yang akan tenggelam, warna pantai menjadi dominan merah muda. Itu sebabnya masyarakat Flores, khususnya yang tinggal di Labuan Bajo, Manggarai Barat menyebutnya Pantai Merah. Turis asing menyebutnya Pink Beach.
Sekitar 5 - 15 meter dari bibir pantai, lautnya kehijau hijauan, bagus dijadikan lokasi snorkling. Lebih dari 15 meter, warna lautnya berubah biru pirus. "Itulah lokasi penyelaman terbaik di Labuan Bajo Komodo," tutur Marthen Malau, petugas Taman Nasional Komodo. Alam bawah laut Pantai Pink tak kalah menariknya. Terumbu karangnya tampil dalam beragam bentuk, begitu juga spesies ikannya. Salah satu spot penyelaman menarik di kedalaman 10 meter, ditandai dengan terumbu karang berbentuk kipas, lebarnya 3 meter, berwarna keperak perakan dengan kombinasi hijau, dihiasi banyak ikan batu warna warni.
Spot penyelaman unik lainnya, di kedalaman 20 meter, ditandai dengan banyaknya Manta, sebutan warga Labuan Bajo Komodo untuk ikan pari raksasa. Karena sudah sering bertemu banyak penyelam, pari itu selalu bersahabat dengan penyelam baru.
Menurut Daeng Sangkala, orang Bugis Makassar, nakhoda kapal phinisi Nusantara 3 di Labuan Bajo, rata rata penyelam jika ingin ke bawah laut Pantai Pink, selalu bawa bekal ikan layang, tembang atau kembung sekitar 2 - 3 kg. Ikan segar banyak dijual di pasar ikan Labuan Bajo. "Penyelam bawa ikan itu ke dalam laut untuk makanan pari raksasa. Bila diberi makan, penyelam bisa menyentuh pari tersebut." Ujar Daeng Sangkala.
Irena juga menyiapkan banyak ikan layang untuk dibawa ke bawah laut Pantai Pink. Dia menyewa kapal kayu dilengkapi 4 kamar tidur dan sebuah sekoci. Hanya butuh waktu sekitar 1,5 jam pelayaran, kapal pun tiba di tempat tujuan. "Perairan Labuan Bajo sedang sangat tenang ketika kami tinggalkan menuju Pantai Pink." Jelas David, tunangan Irena.
Begitu mendekati pantai Pink, crew kapal menurunkan sekocinya untuk ditumpangi Irena dan rombongannya ke daratan. Kapal tak boleh langsung menepi ke pantai, juga tak boleh lego jangkar di sekitar pantai, agar dampak perputaran baling baling kapal tidak menimbulkan arus yang bisa merusak sedimen terumbu karang di sekitar pantai. Akibatnya kapal berlabuh 100 meter dari pantai.
"Setelah bikin foto prewedding, kami pun snorkling dan menyelam. Woow, luar biasa, ikan segar yang saya bawa dalam plastik langsung diserbu pari yang bodinya lebar lebar. Saya sempat bikin foto sambil kasih makan seekor pari raksasa. Senang sekali walau sempat deg degan juga..." Ujar Irena sambil memeluk calon suaminya, Seorang pria keturunan Israel yang pernah tinggal dan bekerja di Denpasar.
Irena menghabiskan waktu 4 jam berenang, snorkling dan menyelami alam bawah laut Pantai Pink. Dia masih ingin lebih lama lagi berada di tengah kerumunan pari raksasa, tetapi sang tunangan mengingatkan masih perlu bikin foto prewedding tambahan di Pulau Padar.
Pesona pulau Padar bisa dilihat di puncak bukitnya. Selain panorama alamnya eksotis, Pulau Padar tampak indah dengan tiga pantainya yang mirip danau tiga warna di Ende. Bedanya, air danau tiga warna disekitar Gunung Kelimutu, Ende itu berwarna merah, hijau dan putih, sedangkan air laut tiga pantai Pulau Padar kehijau hijauan, namun tenang sekali sehingga menyerupai lagoon. Lokasi itu kerap jadi latar belakang pemotretan wisatawan.
Baru baru ini sejumlah wartawan dari Tiongkok diundang Kementerian Pariwisata melakukan Famtrip di Labuan Bajo, sempat foto bersama di lokasi itu. Mereka mengaku terpukau dengan eksotisnya keindahan alam Pulau Padar. Irena dan tunangannya juga bikin foto prewedding di puncak bukit Padar, berlatar belakang pemandangan tiga pantai dan laut lepas yang biru. Dan, dalam beberapa menit kemudian, foto prewedding Irena sudah terpampang di instagramnya. Tak pelak rekan rekannya di Australia memberi pujian dalam beragam ucapan. Banyak juga yang tanya dimana lokasi pemotretan cantik itu. Irena pun menjawab, di Labuan Bajo, tepatnya di bukit Padar Taman Nasional Komodo.
Setelah itu rombongan Irena lanjut mengunjungi Pulau Rinca, menyaksikan dua ekor Komodo, sedang mencabik cabik daging kerbau. Biawak raksasa yang keberadannya dilindungi itu selalu menyita perhatian dunia, karena habitat asli Komodo hanya ada di Taman Nasional Komodo. Tetapi Irena tak ingin lama disitu. "Saya jijik melihat liur komodo yang sangat beracun itu. Makanya saya ingin lekas ke tempat lain," jelas Irena dengan muka masam.
Marthen sempat bertanya apakah Irena sudah menyelami bawah laut Labuan Bajo? Ketika Irena menggelengkan kepala, Marthen mengingatkan alam bawah laut Labuan Bajo sudah mendunia karena ada taman lautnya yang indah, dipenuhi bentuk bentuk unik terumbu karang dan spesies ikan batu yang lucu. "Sebelum menyelami kedalaman laut Pantai Pink,biasanya turis menyelami dulu bawah laut Labuan Bajo. Pesonanya menakjubkan," ujar Marthen yang sebelum diangkat menjadi petugas Taman Nasional Komodo sempat lama menjadi pemandu wisata di Labuan Bajo.
Marthen cerita, selama menjadi pemandu wisata, dia sudah mengunjungi hampir semua obyek wisata bahari di Indonesia. Marthen pun bangga menjadi warga pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, karena potensi wisatanya berpotensi mendapat nilai tertinggi. "Tanah Flores ini sedikitnya punya dua lokasi wisata yang dilindungi dunia, yaitu Komodo dan danau tiga warna di Ende. Belum lagi atraksi tradisi perburuan paus di Lamalera,Lembata. O, menarik sekali," Lanjut Marthen Malau yang dibenarkan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, Theodorus Suardi.
Setelah merampungkan jadwal wisatanya ke Pantai Pink, Pulau Padar dan Rinca, Irena dan rombongan kembali ke Labuan Bajo. Sebelum terbang ke Australia melalui Denpasar, dia ingin menyelami dulu pesona bawah laut Labuan Bajo. Sang tunangan pun mendukung, lalu mengecup lembut bibir Irena.
Pilihan Redaksi
IndexSMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher Rights'' Bersama Ketua Dewan Pers
Kepala BNPB Pimpin Rakor Penanganan Erupsi Gunung Ruang
Setelah Lebaran, PWI Pusat Kembali Gelar UKW Gratis se-Indonesia
Wow, Tiga Gubernur Riau Pada Masanya Hadir pada Buka Puasa Bersama PWI Riau
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Pariwisata
Hadiri Festival Pacu Jalur 2022, Gubri Serahkan Bantuan dan Sertifikat WBTb
Ahad, 21 Agustus 2022 - 13:14:54 Wib Pariwisata
Kunker Ke Siak, Gubri Dampingi Menparekraf Keliling Desa Wisata Dayun
Sabtu, 20 Agustus 2022 - 11:01:09 Wib Pariwisata
Wapres Ma'ruf Amin: Pentingnya Peningkatan Literasi Masyarakat Mengenai Wisata Halal
Kamis, 16 September 2021 - 00:28:00 Wib Pariwisata
Gubri Bersama Komunitas Pariwisata Kunjungi Wisata sejarah Pekanbaru
Ahad, 12 Maret 2017 - 13:19:58 Wib Pariwisata