Perairan Selat Malaka Dicemari Limbah Minyak

PEKANBARU: Dalam beberapa hari terakhir ini perairan Selat Malaka yang memisahkan Kabupaten Bengkalis dengan Malaysia mengalami pencemaran. Gumpalan minyak ditemukan menyebar di perairan ini, bahkan mencapai sejumlah pulau di kabupaten Bengkalis. 

Keterangan yang dihimpun RiauInfo, Jumat (20/2) diketahui sebagian besar limbah itu mencemari perairan Selat Malaka di sekitar wilayah Kabupaten Bengkalis, Riau. Belum ada tindakan berarti yang dilakukan untuk menanggulangi pencemaran minyak tersebut. Kepala Bidang Pemantauan dan Pemulihan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkalis, Ir H Zainal Zahari ketika dihubungi membenarkan adanya pencemaran minyak di Selat Malaka itu. Dia malah menyebutkan limbah minyak itu sudah menjalar ke pulau-pulau di wilayah Bengkalis. Dia mengaku tidak bisa berbuat banyak dalam menanggulangan pencemaran di Selat Malaka itu, karena wilayahnya berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia. "Ini menjadi kewenangan pemerintah pusat untuk menindaklanjutinya," ungkap dia lagi. Dari berdasarkan penelitian yang dilakukan pihaknya dengan mengambil sampel limbah beberapa waktu, diperkirakan limbah tersebut berasal dari Selat Malaka. Sebab saat kejadian, angin sedang bertiup dari selatan ke atah utara. Diamenyebutkan, dari penelitian itu juga diketahui bahwa limbah tersebut masuk kategori Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Bila limbah tersebut tidak segera ditanggulangi maka dampaknya sangat buruk terhadap kelestarian ekosistem di perairan tersebut. "Sehubungan hal itu kami sangat berharap pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) turun tangan dalam menanggulangan pencemaran itu," ujarnya. Ini perlu dilakukan guna menghindari dampak negatif yang ditimbulkan oleh pencemaran itu. Dia juga mengkhawatirkan kalau nantinya organisasi pecinta lingkungan hidup internasional lebih dahulu turun ke perairan yang tercemar ini, sebab bisa merusak citra Indonesia di dunia internasional. "Makanya kita harus segera tanggap menangani pencemaran ini," tambah dia. Limbah yang mencemari perairan Selat Malaka ini semula sempat dicurigai berasal dari perusahaan pertambangan minyak lepas pantai PT Kondur Petroleum. Sebab sebelumnya pencemaran itu ditemukan di sekitar perairan tempat perusahaan itu beroperasi. Namun setelah dilakukan penelitian, ternyata limbah itu bukan berasal dari PT Kondur Petroleum. Sebab gumpalan minyaknya tidak sama dengan yang dihasilkan Kondur. Meski begitu, PT Kondur telah menyatakan kesediaannya memberikan limbah itu di sekitar wilayah operasinya.(ad)
 

Berita Lainnya

Index