Pengusaha Batu Bata Kulim Keluhkan Mahalnya Kayu Bakar

PEKANBARU (RiauInfo) - Sejumlah pengusaha batu bta tradisional di Kulim, Kecamatan Tenayanraya, Pekanbaru akhir-akhir ini mengeluhkan mahalnya kayu bakar untuk membakar batu batanya. Jika selama ini mereka msih bisa membeli dengan harga Rp600 ribu per truk, sekarang harganya sudah melambung menjadi Rp700 ribu per truk.

Mahalnya harga kayu bakar ini menjadikan mereka sulit "bernafas". Soalnya biaya produksi yang mereka keluarkan menjadi membengkak, padahal harga batu bata tetap seperti biasa. "Setiap membakar kami membutuhkan sampai 3 truk kayu bakar. Bayangkan saja berapa banyak biaya tambahan yang kami keluarkan," ungkap Lek Edi (48) salah seorang pengusaha batu bata. Dia mengatakan, dengan harga kayu bakar yang masih Rp 600 ribu per truk saja, keuntungan yang diperoleh sangat minim. "Apalagi sekarang harga kayu bakar sudah melambung tinggi, terkadang kami malah tekor, karena hasil penjualan batu bata tidak mampu mengejar biaya produksi yang kami keluarkan," jelasnya. Sialnya lagi, menurut dia, harga batu bata di pasaran tidak pernah merangkak di atas Rp 150 per bata. Kalau pihaknya mencoba menaikkan harga batu batanya, dipastikan tidak akan ada pembelinya. "Makanya mau tak mau saya terpaksa bertahan dengan harga pasaran, walau keuntungannya tipis," ungkapnya lagi. Edi menyebutkan, selain mahalnya harga kayu bakar, pihaknya juga kesulitan mendapatkan buruh untuk mencetak batu bata. Sebab saat ini minat warga menjadi buruh pencetak batu bata mulai rendah, disebabkan upahnya yang minim. "Sekarang ini orang lebih suka jadi kuli bangunan ketimbang buruh batu bata," tambahnya lagi.(Ad)
 

Berita Lainnya

Index