PEKANBARU (RiauInfo) – Jika dulu banyak orangtua di Riau yang sangat bangga anaknya bisa jebol masuk ke Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), kini rasa bangga itu musnah sudah.
Pemberitaan di media massa tentang tindak kekerasan dan kekejaman di lingkungan IPDN akhir-akhir ini mendapatkan perhatian serius dari masyarakat. Apalagi setelah mengetahui banyak korban yang tewas akibat tindak kekerasan itu.
Ny Irines (47) warga Tampak Pekanbaru yang putranya tahun ini bakal tamat SMU dan berniat akan masuk ke IPDN mengaku tidak akan mengizinkan anak tertuanya itu masuk ke perguruan tinggi tersebut.
“Saya tidak akan pernah mengizinkan dia masuk ke IPDN, karena telah melihat sendiri bagaimana sistem pendidikan di tempat itu. Pokoknya saya tidak ingin dia menjadi korban berikutnya,” ujarnya lagi.
Irines sendiri mengaku sangat miris melihat banyaknya praja di IPDN yang tewas akibat kekejaman para seniornya. “Seharusnya satu saja cukup dan menjadi pelajaran bagi yang lain,” ungkapnya.
Tapi yang disayangkan kenapa jumlah yang tewas sampai belasan orang. Ini membuktikan sekolah tinggi tersebut memang benar-benar telah menjadi ajang kekerasan dan pihak rektorat seakan merestuinya.(Ad)