LAGI, PEDAGANG TAGIH JANJI DPRD Tuntut Dikembalikan Dua Arah

PEKANBARU (RiauInfo) - Senin (24/11) beberapa orang pedang Jalan Ahmad Yani kembali mendatangi DPRD Pekanbaru. Kedatangan mereka untuk menagih janji anggota DPRD Pekanbaru yang akan menindaklanjui permasalahan jalan Ahmad Yani yang saat ini masih menjadi jalan satu arah. 

Kedatangan beberapa orang perwakilan pedagang tersebut disambut oleh anggota DPRD Pekanbaru dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Martius Busti di ruang komisi IV Balai Payung Sekaki. ”Kedatangan kami untuk kesekian kalinya untuk menangih janji anggota dewan yang katanya akan segera menindaklanjuti permasalahan jalan Ahmad Yani yang saat ini sangat merugikan masyarakat pedagang dan pengusaha yang ada dijalan tersebut,” ucap Mery, pedagang buah di jalan Ahmad Yani mewakili pedagang lainnya. Karena menurut Mery, sampai saat ini jalan tersebut masih satu arah dan belum dikemblaikan seperti semula, mesti hal tersebut telah beberapa kali diprotes oleh warga yang dirugikan didaerah tersebut. Bahkan, omset mereka menurun hingga 80 persen, beberapa pengusaha juga telah memecat beberapa orang karyawan, termasuk buruh yang tidak mempunyai mata pencaharian lagi. ”Saya sendiri telah memecat dua orang pekerja saya karena buah yang saya jual banyak yang busuk karena tidak adanya pembeli. Termasuk beberapa pengusaha yang ada di jalan Ahmad Yani juga telah mengambil langkah yang sama karena tidak sanggup lagi membayar gaji keryawan,” tegasnya. Untuk itu, kesekian kalinya pedagang datang ke DPRD Pekanbaru, meminta agar jalan tersebut dikembalikan menjadi dua arah seperti sebelumnya. Karena pada dasarnya kemacetan yang terjadi dijalan tersebut hanya pada jam antar jemput anak sekolah di depan sekolah Santa Maria. Ada Apa dengan Santa Maria?  Lebih lanjut Mery mempertanyakan, ada apa gerangan dengan Santa Maria? Kenapa sekolah dan rumah Sakit Santa Maria yang menjadi penyebab terjadinya macet tidak disalahkan dalam hal kemacetan. Malah pedagang tempatan yang telah lama mencari nafkah dijalan tersebut yang menjadi korban. ”Pasca diterapkannya jalan satu arah di jalan Ahmad Yani kendaraan semakin bebas parkir di badan jalan disektar Sekolah dan Rumah Sakit Santa Maria, ada apa dengan Santa Maria, kenapa masyarakat kecil yang dikorbankan,” ungkapnya penuh tanda tanya terhadap pemasalahan kemacetan yang jadi alasan embelakuan jalan satu arah di jalan tersebut. Menurutnya, yang perlu pemerintah pikirkan adalah Santa Maria, baik sekolah maupun rumah sakitnya. Bukan malah masyarakat yang dikorbankan. Santa maria yang merupakan yayasan memiliki banyak dana untuk melakukan pembangunan, seharunya memikirkan solusi untuk mencegah kemacetan yang ditimbulkannya. Bukan malah menyalahkan pihak lain dengan kemacetan tersebut. ”Waktu melakukan pembangunan gedung baru rumah sakit Santa Maria kenapa tidak dibangun tempat parkir yang representatif sehingga mampu menampung kendaraan yang berkunjung ke rumah sakit maupun sekolah santa maria yang berhadapan letaknya itu. Jangan korbankan kami yang hanya bekerja dari hasil berjualan dengan bergantung pada jumlah pembeli,” ungkapnya lagi dengan nada keprihatinan. Ia menambahkan, sebagai yayasan yang cukup maju dan banyak dana, apa salahnya memikirkan tentang angkutan antar jemput bagi anak sekolah. Sehingga, kendaraan yang pada umumnya merupakan milik orang tua murid yang sekolah di santa maria, tidak lagi memadati jalan ahmad yani pada jam antar jemput yang bentrok. 

Berita Lainnya

Index