Koperasi Nasional Bergerak Signifikan

PEKANBARU (RiauInfo) - Laju perkembangan perkoperasian secara nasional telah mengalami pergerakan secara signifikan dan bahkan sangat menggembirakan, hal tersebut dapat dilihat dari dua tahun terakhir ini jumlah koperasi menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Jika pada tahun 2005 jumlah koperasi mencapai 134.463 unit, maka pada 2006 jumlah tersebut bertambah menjadi 140.508 unit.

Menteri Negara Koperasi dan UKM RI, dalam sambutan tertulis melalui Sekdaprov Riau, HR.Mambang Mit, mengatakan hal tersebut, Selasa (17/7), saat peringatan hari Koperasi ke-60 tahun 2007, di halaman kantor gubernur Riau. Peningkatan tersebut bukan saja dapat telihat dari jumlah koperasinya saja tetapi juga jumlah anggotanya. Dalam dua tahun terakhir (2005 dan 2006) peningkatan jumlah anggota bertambah sebanyak 1,34 juta orang dari 27.286.784 orang tahun 2005 menjadi 28.627.562 orang pada tahun 2006. Disamping itu bila dilihat dari segi usaha, pada periode yang sama terjadi peningkatan modal dari Rp 38,21 triliun menjadi Rp 39,16 triliun, sementara itu Sisa Hasil Usaha (SHU) meningkat dari Rp. 2,3 triliun menjadi sekitar Rp. 2,6 triliun. Lebih lanjut Menteri menyatakan, di segi penyerapan tenaga kerja oleh koperasi berupa Manager ataupun Karyawan mengalami peningkatan, dari jumlah Manager sebanyak 28.736 orang dan Karyawan sebanyak 280.035 orang pada tahun 2005, menjadi berturut-turut 31.793 orang dan 325.605 orang pada tahun 2006. “Dari indikator-indikator tersebut bahwa laju perkembangan koperasi secara nasional bergerak signifikan dan mengembirakan,” ujar Menteri. Capaian-capaian seperti ini kata Menteri, tentunya perlu ditingkatkan dan dipelihara kesinambungannya baik oleh Pembina maupun oleh komponen gerakan koperasi sendiri yaitu unsur Pengurus, Anggota, dan Pengawas koperasi yang merupakan perangkat organisasi manajemen koperasi. Sesuai dengan prinsip kepedulian terhadap komunitas, maka kinerja koperasi yang berbasis anggota yang mengakar pada masyarakat, niscaya juga selalu disertai dengai kontrol sosial masyarakat, pengamat dan pencinta koperasi untuk memberi dukungan terhadap keberhasilan dan keberadaan koperasi dalan mensejahterakan ekonomi anggota dar lingkungannya. Disamping keberhasilannya, koperasi yang umumnya menghimpun usaha-usaha mikro dan kecil, sampai sekarang masih bergelut pada masalah-masalah klasik seperti kesulitan akses terhadap permodalan, tidak adanya akses primer terhadap informasi-informasi dan pasar, kemampuan manajerial yang pas-pasan, dan absennya kemampuan teknologi. Kondisi yang demikian menyebabkan upaya-upaya yang dilakukan oleh koperasi terlihat seolah-olah masih berjalan ditempat. Untuk mengatasi masalah ini Pemerintah mengeluarkan berbagai program terobosan. Program-program tersebut dirancang untuk mendorong percepatan pemberdayaan koperasi secara bertahap dan terarah. Program tersebut meliputi aspek-aspek kelembagaan, permodalan, kemampuan teknologi, kualitas sumber daya manusia, pemasaran dan jaringan usaha.(Surya)


Berita Lainnya

Index