Jika Habis Bekal, Korban Perampasan Akan Ngemis di Jalanan

PEKANBARU (RiauInfo) - Korban perampasan tanah dari Desa Kota Garo, Tapung Hilir, Kampar yang masih mengungsi di kantor DPRD Riau mengaku akan mengemis menyusul menipisnya persediaan uang mereka. Walau anggota DPRD Riau sejak pagi tadi telah menyarankan mengungsi di tempat lain, namun warga tetap bertahan di depan gedung rakyat tersebut.

"Kami bukan demo lagi namanya ini. Tapi kami mengungsi karena tidak ada lagi tempat tinggal baik di tempat famili atau lainnya di kota Pekanbaru ini. Makanya kami mengungsi sekalian mengadu ke DPRD,"ujar Yusuf Tarigan menjawab RiauInfo di lokasi. Yusuf mengakui sejak pagi anggota DPRD Riau dari komisi A, Yuda Bhakti dan Badrun Saleh telah memanggil utusan warga dan menyarankan agar mencari tempat pengungsian yang lebih layak. Hal ini menyusul akan diproses secepat mungkin masalah mereka dengan pihak terkait oleh DPRD Riau. Menurut Yusuf, pihak DPRD Riau masih menunggu surat balasan dari Bupati Kampar. Perampasan tanah dan lahan warga tersebut terjadi dua tahun lalu. Sedikitnya 277 kepala keluarga dipaksa meninggalkan rumah dan lahan yang mereka tempati. Tuan tanah yang bernama Aseng Naga alias Budianto keturunan Tiaongha mengaku mengantongi surat kuasa pemilikan tanah dari bupati Kampar. Luas tanah warga sekitar 1.400 Hektar. Padahal warga mengaku telah membeli tanah kepada tokoh adat atau Ninik Mamak yang mengaku pewaris tanah ulayat.(Surya)
 

Berita Lainnya

Index