Perbandingan Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah di Seluruh Dunia

Perbandingan Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah di Seluruh Dunia
Ilustrasi

Oleh: Clara Putri Patricia, 2310101145, Institut Tazkia 

Sistem perbankan merupakan bagian penting dari perekonomian global, yang terbagi menjadi dua model utama: perbankan konvensional dan perbankan syariah. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menyediakan layanan keuangan bagi individu dan bisnis, terdapat perbedaan mendasar dalam prinsip operasional, sumber pendapatan, serta etika bisnis yang diterapkan.

1. Prinsip Dasar Perbankan Konvensional vs. Syariah

Perbankan Konvensional

Perbankan konvensional beroperasi berdasarkan prinsip kapitalisme dan keuntungan finansial. Bank ini memperoleh pendapatan utamanya melalui bunga (interest) yang dikenakan pada pinjaman dan tabungan. Mekanisme bunga ini sering kali dikaitkan dengan fluktuasi suku bunga yang ditentukan oleh pasar dan kebijakan moneter suatu negara.

Ciri utama perbankan konvensional:

Bunga (Interest): Keuntungan diperoleh dari selisih suku bunga antara pinjaman dan tabungan.

Spekulasi dan Risiko: Bank sering kali terlibat dalam investasi berbasis spekulasi untuk mendapatkan keuntungan.

Tidak Ada Keterbatasan dalam Investasi: Bank dapat berinvestasi dalam berbagai sektor, termasuk yang memiliki risiko tinggi atau kontroversial, seperti industri alkohol atau perjudian.

Perbankan Syariah

Perbankan syariah beroperasi berdasarkan prinsip hukum Islam (syariah) yang melarang riba (bunga), gharar (ketidakpastian berlebihan), dan maysir (perjudian). Keuntungan diperoleh melalui sistem bagi hasil (profit-sharing) dan akad-akad yang sesuai dengan syariah, seperti murabahah (jual beli dengan margin keuntungan), mudarabah (bagi hasil), dan ijarah (sewa guna usaha).

Ciri utama perbankan syariah:

Tanpa Bunga (Riba-Free): Keuntungan diperoleh dari mekanisme bagi hasil atau fee-based services.

Investasi Etis: Tidak berinvestasi di sektor yang bertentangan dengan prinsip Islam, seperti alkohol, perjudian, atau industri hiburan yang tidak etis.

Berbasis Keadilan dan Transparansi: Transaksi harus jelas dan disetujui oleh kedua belah pihak tanpa ada eksploitasi atau ketidakpastian yang berlebihan.

2. Perkembangan Global Perbankan Syariah dan Konvensional

Perbankan Konvensional

Perbankan konvensional telah berkembang pesat dan mendominasi sistem keuangan dunia. Negara-negara dengan ekonomi maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok memiliki sistem perbankan konvensional yang sangat kuat. Selain itu, teknologi digital telah memungkinkan bank konvensional untuk lebih mudah menjangkau masyarakat melalui layanan seperti mobile banking, fintech, dan kecerdasan buatan dalam analisis keuangan.

Namun, dalam beberapa dekade terakhir, bank konvensional juga mulai mengadopsi prinsip-prinsip yang lebih etis dan berkelanjutan, seperti praktik perbankan hijau dan investasi sosial yang bertanggung jawab.

Perbankan Syariah

Perbankan syariah berkembang pesat, terutama di negara-negara mayoritas Muslim seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Malaysia, dan Indonesia. Selain itu, beberapa negara non-Muslim, seperti Inggris dan Jerman, juga mulai mengembangkan layanan keuangan syariah untuk menarik investor dari Timur Tengah dan Asia.

Faktor utama yang mendorong pertumbuhan perbankan syariah:

Dukungan Pemerintah: Negara-negara seperti Malaysia dan Uni Emirat Arab memiliki regulasi yang kuat untuk mendorong pertumbuhan industri keuangan syariah.

Meningkatnya Kesadaran Masyarakat: Banyak umat Muslim yang mulai memilih layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip Islam.

Stabilitas di Masa Krisis: Beberapa studi menunjukkan bahwa bank syariah lebih stabil selama krisis keuangan, karena tidak terlibat dalam instrumen spekulatif yang berisiko tinggi.

3. Tantangan yang Dihadapi Kedua Sistem Perbankan

Tantangan Perbankan Konvensional

Krisis Keuangan Global: Sering kali terjadi karena spekulasi dan pengelolaan risiko yang buruk.

Ketimpangan Sosial: Sistem berbasis bunga dapat meningkatkan ketimpangan ekonomi dengan membebani peminjam dengan bunga yang tinggi.

Regulasi yang Ketat: Bank konvensional menghadapi berbagai peraturan internasional yang semakin ketat, terutama terkait pencucian uang dan transparansi keuangan.

Tantangan Perbankan Syariah

Kurangnya Standarisasi Global: Tidak semua negara memiliki regulasi yang sama dalam perbankan syariah, sehingga terjadi perbedaan interpretasi dalam implementasi hukum syariah.

Kurangnya Pemahaman dan SDM: Masih banyak masyarakat yang belum memahami konsep perbankan syariah, serta keterbatasan tenaga kerja yang ahli di bidang ini.

Inovasi Teknologi: Perbankan syariah masih tertinggal dalam adopsi teknologi keuangan dibandingkan dengan bank konvensional.

Kesimpulan

Perbankan konvensional dan syariah memiliki kelebihan dan tantangan masing-masing. Perbankan konvensional unggul dalam skalabilitas, teknologi, dan aksesibilitas, tetapi menghadapi kritik terkait etika dan ketahanan terhadap krisis. Di sisi lain, perbankan syariah menawarkan pendekatan yang lebih berbasis etika dan keadilan, tetapi masih menghadapi tantangan dalam standarisasi dan inovasi teknologi.

Dengan meningkatnya kesadaran akan etika dalam keuangan dan pertumbuhan ekonomi Islam, perbankan syariah diprediksi akan terus berkembang dan menjadi alternatif yang semakin kompetitif terhadap perbankan konvensional.

#Artikel Mahasiswa

Index

Berita Lainnya

Index