Hal ini seperti yang diutarakan Drs. Ipin ZA Husni, MPA, Humas Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat dalam pembicara Workshop Training Forum Jurnalis Kependudukan dan KB Provinsi Riau yang digelar di Hotel Furaya Pekanbaru, Kamis (21/9) ini. “Maka dari itu BKKBN Pusat maupun daerah sudah berusaha mensosialisasikan hal ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan partisipasi pria dalam program KB dan meyakinkan kepada kaum pria bahwa KB bukanlah urusan perempuan semata tapi suami juga ikut,” katanya.
Kesadaran kaum pria di Indonesia memang masih sangat rendah dalam ber-KB. Ini sangat berbanding terbalik dengan negara lainnya seperti Malaysia, Pakistan, Mesir kesadaran kaum pria terhadap program KB diatas 15 persen sedangkan Indonesia yang sama-sama penduduknya muslimnya lebih banyak hanya 1,3 persen.
Menurut Ipin kurangnya kesadaran kaum pria untuk program KB disebabkan beberapa faktor. Diantaranya, pemahaman KB hanya urusan perempuan, serta alat kontrasepsi untuk laki-laki hanya dua yakni kondom dan vasektomi dengan kekurangannya. “Pemahaman seperti ini yang harus dihilangkan,” tegas Ipin.
Lebih lanjut di tegaskan Ipin, permasalahan KB bukan semata-mata masalah kontrasepsi tapi lebih kepada komunikasi yakni perubahan sikap. BKKBN sendiri, ungkap Ipin sudah melakukan cara diantaranya tentang bagaimana membentuk paguyuban pria seperti di Aceh.
Selain itu BKKBN juga menumbuhkan kesadaran para kaum pria dengan memanfaatkan media massa seperti TV, radio, surat kabar dan lainnya. Bahkan sejak tahun 2000, BKKBN Pusat membentuk selevel tingkat II Direktorat yang khusus menangani masalah meningkatkan partisipasi pria.
“Sosialisasi sudah dilakukan dimana-mana lewat komunikasi massa, kelompok inter-persona dan berbagai cara lain. Tapi salah satu program yang sulit dalam program BKKBN adalah meningkatkan kesadaran pria. Karena egoisme laki-laki lebih tinggi dari perempuan,” jelasnya.