Hadir pada kesempatan tersebut, beberapa perwakilan dinas, badan yang terkait di lingkungan Provinsi Riau, akademisi serta beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), di Hotel Pangeran Pekanbaru Rabu (5/8).
Menurut Gubri, beberapa yang menyebabkan kondisi kristis sumbe daya air diantaranya disebabkan, pertambahan penduduk, industri dan pembangunan ekonomi yang berbasis sumber daya alam. Kedua, penataan lahan yang kurang terkendali, kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang semakin meningkat. Ketiga Kwalitas air semakin merosot akibat pencemaran serta pemanpaatan sumber daya air yang masih boros, baik untuk keperluan irigasi, rumah tangga termasuk industri.
Kerusakan DAS yang terjadi dewasa ini sangat berpengarus terhadap keberlanjutan sumber daya air, serta akan menambah semakin kompleksitasnya permasalahan banjir dan longsor hingga kekeringan yang beberapa tahun terakhir melanda Riau, katanya.
"Melalaui GN-KPA sudah seharusnya perbaikan DAS direhabilitasi. Hal tersebut untuk menghindari dampak-dampak yang ditimbulkan seperti bahaya longsor banjir dan kekeringan," ujarnya.
Antispiasi El-Nino jelas Gubri, harus ada penataan irigasi yang tertata dengan baik. Sehingga kemungkinan yang akan menyebabkan ancaman kekeringan bisa diatasi. "Melalui forum ini, saya berharap disepakatinya penentuan lokasi DAS kritis yang akan dijadikan prioritas penanganan," harapnya lagi.(ad)