PEKANBARU (RiauInfo) - Merasa prihatin dengan tayangan di televisi-televisi nasional yang dinilai dapat merusak mental dan moral anak-anak, Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA) mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mematikan TV selama sehari penuh.
Gerakan ini juga terkait dengan peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2007. Sebagai penggantinya, para orangtua diminta mengajak anak-anak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan lainnya seperti berekreasi atau melakukan kegiatan-kegiatan positif lainnya.
YPMA dalam pernyataannya menyebutkan dari semua media yang diakses oleh anak-anak, televisi adalah media yang paling dominan dan paling berpengaruh. Contoh nyatanya adalah jatuhnya 2 anak korban meninggal dan puluhan lainnya luka dan cacat akibat menirukan adegan dalam tayangan TV Smackdown.
Namun sayangnya dalam interaksi antara anak dengan televisi ini, ada beberapa kondisi yang sangat merugikan anak:
• Pertama, belum terbentuk pola kebiasaan menonton TV yang sehat. Menonton TV yang sehat, setidaknya mencakup 2 hal yakni memperhatikan isi acara yang ditonton yang harus sesuai dengan usia anak, dan kapan waktu menonton serta lamanya menonton yang semestinya tidak lebih dari 2 jam sehari.
Di sekolah, anakanak tidak mendapatkan Pendidikan Media atau 'Media Education' yang sangat penting bagi mereka dalam menghadapi perkembangan teknologi komunikasi ddan informasi. Kebiasaan menonton televisi orangtua yang takut kehilangan episode sinetron, juga sangat mempengaruhi pola kebiasaan anak
• Kedua, isi acara TV yang kebanyakan tidak aman untuk anak. Pengelola televisi pada umumnya tidak memperhatikan kepentingan dan perlindungan terhadap kelompok pemirsa anak. Dalam kaitan ini, kondisi pertelevisian kita saat ini sangat memprihatinkan.
• Ketiga, tidak adanya peraturan mengenai 'jam anak' dan acara yang dapat ditayangkan oleh stasi un televisi pada saat anak biasa menonton TV (pagi - siang sore hari).
Karena itu, harus dilakukan upaya untuk menekan kondisi-kondisi yang merugikan anak tersebut. Salah satunya adalah dengan membangun dan mengembangkan sikap kritis dalam mengkonsumsi siaran televisi, agar dampak negatif menonton televisi dapat ditekan serendah mungkin.
Selain itu, perlu dilakukan upaya untuk menekan dan mempengaruhi industri penyiaran agar lebih memperhatikan isi tayangan dan pola penyiaran yang memperlihatkan adanya perlindungan terhadap anak.
Melalui kegiatan "HARI TANPA TV" ini, beberapa LSM, sekolah, individu dan berbagai unsur lainnya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat yang prihati dengan isi tayangan televisi yang tidak aman dan tidak sehat untuk anak-anak, menyatakan keprihatinan tersebut dengan cara mematikan televisi selama sehari, pada hari Minggu 22 Juli 2007.(Ad)
Besok, Masyarakat Diminta Matikan TV Selama Sehari Penuh
Kiki
Sabtu, 21 Juli 2007 - 02:27:49 WIB
Pilihan Redaksi
IndexSMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher Rights'' Bersama Ketua Dewan Pers
Kepala BNPB Pimpin Rakor Penanganan Erupsi Gunung Ruang
Setelah Lebaran, PWI Pusat Kembali Gelar UKW Gratis se-Indonesia
Wow, Tiga Gubernur Riau Pada Masanya Hadir pada Buka Puasa Bersama PWI Riau
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Hiburan
Ketua Forum Pewarta Film Kritik Badan Perfiman Indonesia
Kamis, 24 November 2016 - 08:42:54 Wib Hiburan