UPM, perusahaan asal Finlandia, yang menyuplai produk-produk seperti kertas fotokopi pada pasar global termasuk Amerika Serikat, China, Eropa dan Australia, mengakui bahwa produk pulp APRIL “berasal dari lingkungan yang rentan” dan dilaporkan telah menyatakan akan memutus kontrak. Greenpeace memperkirakan kontrak ini senilai lebih dari 4% dari total produksi pulp APRIL, dengan nilai lebih dari US$55 juta per tahun.
“Ini langkah sangat positif dari UPM untuk membantu melindungi hutan alam Indonesia dan lahan gambut kaya karbon, dimana perusakannya menyebabkan perubahan iklim, kepunahan besar-besaran spesies, dan menyebabkan kemiskinan kepada masyarakat lokal yang hidupnya bergantung pada hutan,” ujar Bustar Maitar, Jurukampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara.
“Jika perusahaan-perusahaan internasional mulai menjauhi diri dari bencana lingkungan ini, desakan untuk menghentikan deforestasi global di sini dan dan di seluruh dunia akan makin keras terdengar. Penghentian perusakan hutan tidak hanya merupakan cara tercepat dan murah dalam memerangi perubahan iklim tetapi sangat penting untuk menghindari bencana perubahan iklim.”
Aksi Greenpeace kemarin berlangsung saat Presiden Amerika Serikat Barrack Obama bersiap mengunjungi Asia untuk menghadiri Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC). Para aktivis dari Indonesia , Filipina , Thailand , Spanyol, Jerman, Belgia, Brasil dan Finlandia menghentikan aktivitas operasi APRIL di jantung hutan alam Indonesia di Sumatra.
Para aktivis merantai diri mereka pada tujuh eskavator yang sedang digunakan untuk membersihkan lahan dari sisa perusakan hutan untuk dikonversi menjadi perkebunan. Rombingan aktivis lain membentangkan banner besar di daerah yang mengalami kerusakan bertuliskan “Obama: Anda Bisa Menghentikan Ini”, mendesak Obama untuk bersama para pemimpin dunia lainnya membantu menanggulangi krisis iklim dengan cara menghentikan deforestasi global, yang menyumbang seperlima dari emisi gas rumah kaca global.
Awal pekan ini Greenpeace mengeluarkan bukti terbaru, termasuk gambar pengamatan dari udara yang membuktikan APRIL merusak area hutan alam dan mengeringkan lahan gambut di Semenanjung Kampar Sumatra dimana kedalaman tanah gambutnya diduga kuat lebih dari tiga meter (3). Ini ilegal berdasarkan hukum di Indonesia .
Lebih dari satu juta hektar hutan yang sebagian besar merupakan hutan tropis hancur setiap bulannya di dunia – setara dengan area hutan seluas satu lapangan sepakbola hancur setiap dua detik. Perusakan hutan tropis dan lahan gambut melepaskan karbon dalam jumlah yang sangat besar sehingga menempatkan Indonesia menjadi negara ketiga terbesar penghasil gas rumah kaca setelah Amerika Serikat dan China .
"Presiden Obama, Presiden Yudhoyono dan para pemimpin dunia lainnya harus mendengarkan dan mengambil tindak nyata untuk menarik kita dari pinggir tebing krisis iklim. Mereka harus menghadiri konferensi iklim PBB dan menyetujui pembentukan kesepakatan yang adil, ambisius dan mengikat mencakup penghentian perusakan hutan tropis di dunia,” tegas Von Hernandez, Eksekutif Direktur Greenpeace Asia Tenggara.(ad/rls)
UNTUK HENTIKAN PERUSAKAN HUTAN INDONESIA Industri Kertas Raksasa Putuskan Kontrak dengan APRIL
Kiki
Jumat, 13 November 2009 - 13:28:56 WIB
Pilihan Redaksi
IndexWiwik Widaningsih dan Pengurus PWI Siak Periode 2023-2026 Resmi Dilantik
Topaz: Benih Sawit Unggul dari Asian Agri untuk Produktivitas Tinggi
SMSI Provinsi Riau Kunjungi BP Batam, Muhammad Rudi: Mari Dukung Pembangunan
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Lingkungan
Raih CSR Award Bengkalis, PHR Dinilai Sukses Jaga Ekosistem dan Antisipasi Konflik Gajah-Manusia
Kamis, 09 November 2023 - 16:53:57 Wib Lingkungan
Jumat, PWI Riau-KLHK Gelar "Ngobrol Pintar" Bahas Masalah Perhutanan Sosial
Kamis, 26 Oktober 2023 - 07:46:26 Wib Lingkungan
Dialog dengan Ibu Negara Iriana Jokowi, Bank Sampah Binaan PHR: Gerakan Kami Didukung Penuh!
Senin, 26 Juni 2023 - 12:20:38 Wib Lingkungan
PHR - PCR Kumpulkan Pemuda Riau Bersama Gamal Albinsaid di Riau’s Youth Leader Club
Ahad, 18 Juni 2023 - 20:30:29 Wib Lingkungan