Tiga Pangkalan TNI AU Disulap Jadi Akses Pariwisata
Sabtu, 26 November 2016 | 07:57:29 WIB
JAKARTA (Riauinfo) - Menpar Arief Yahya lagi-lagi memberikan dua jempol buat Menhub Budi Karya Sumadi. Komitmennya dalam membangun akses pariwisata tidak perlu diragukan lagi. Ada 3 pangkalan militer milik TNI AU yang akan disulap menjadi bandara komersial, yakni Bandara Gading di Gunung Kidul Yogyakarta, Bandara Wirasaba Purbalingga, dan Bandara Wiriadinata Tasikmalaya.
“Akses adalah komponen dari 3A yang vital dalam pengembangan destinasi pariwisata, selain Atraksi dan Amenitas. Akses udara akan membuka potensi wisata di daerah tersebut, contohnya Bandara Silangit, Danau Toba, Sumatera Utara. Begitu dibuka, kawasan itu semakin hidup dan berkembang,” kata Menpar Arief Yahya yang memberi contoh Bandara Silangit yang sudah tembus 15 ribu penumpang per bulan, atau 180 ribu orang per tahun, dari nol.
Dia berharap, hadirnya bandara baru dan diikuti oleh penerbangan komersial yang regular bisa membuat daerah itu semakin maju. Pariwisata adalah core economy negeri. Pariwisata adalah cara yang paling cepat, mudah dan murah untuk mendatangkan devisa, menaikkan PDB, dan menyerap tenaga kerja. “Karena itu, bersia-siap, destinasi terdekat dari bandara-bandara itu segera dikembangkan, agar atraksinya semakin menarik,” kata dia.
Ketiga Lanud TNI AU di atas berada di kawasan yang memiliki potensi pariwisata yang menarik. Salah satu moda transportasi yang dapat dikembangkan adalah penerbangaan, karena telah ada fasitias Lanud milik TNI AU yang memadai. Langkah Kemenhub dalam pengalihan Lanud TNI tersebut adalah dengan membuat MOU antara dengan TNI AU dan Pemerintah Daerah. Mereka akan membentuk organisasi (Unit Penyelenggara Bandara/UPBU); setelah memenuhi segala persyaratan keselamatan, keamanan, dan pelayanan seperti penerbitan Sertifikat Bandara (SBU), Airport Security Programme (ASP), Airport Emergency Plan (AEP), dan lain sebagainya.
Seperti disampai Menhub Budi Karya Sumadi, pengembangan Lanud Wirasaba dan Gading, Kementerian Perhubungan bersama Pemerintah Daerah akan segera melakukan koordinasi dengan TNI AU. Terutama untuk memulai MOU. Kemenhub sudah berkoordinasi TNI AU terkait penggunaan Bandara Wiriadinata, Tasikmalaya.
Pengalihan pengoperasian Bandara Gading sebagai bandara komersial akan dimulai dengan pengembangan sejumlah fasilitas oleh Kemenhub. Diantaranya, pembuatan taxiway, appron, dan landasan pacu; pengadaan rescue car; dan pengembangan fasilitas keamanan seperti pemasangan pagar di lingkungan bandara.
Bandara Gading berada di daerah Gunung Kidul yang memiliki dimensi runway 45 m x 1400 m, taxiway 18 m x 106 m, dan apron 70 m x 110 m. Bandara itu akan dikembangkan untuk penerbangan pribadi maupun pesawat komersial jenis ATR, atau baling-baling. “Tentu ini akan mendukung pengembangan potensi pariwisata dan kemaritiman di Gunung Kidul,” kata Menhub Budi Karya.
Bandara Wiriadinata berjarak ± 6 km dari pusat kota Tasikmalaya dan berjarak ±12 km dari Terminal Tipe A Kota Tasikmalaya. Saat ini, landasan masih 1.200 m x 30 m dan akan diperpanjang hingga 1.800 m. Sedangkan luas apron saat ini adalah 37 m x 37 m dan luas taxiway adalah 88 m x 25 m.
Di sisi darat, bandara tersebut sudah dilengkapi terminal penumpang, VIP room, tower, hanggar namun belum memiliki gedung PKPPK. Kondisi topografi sekitar Bandara Wiriadintaa relatif datar dan kondisi obstacle clear. Ada beberapa tower BTS pada kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Dalam, tapi sudah ada rekomendasi ketinggian bangunan dari Bandara Wiriadinata. Pada arah runway 33 dengan jarak ± 300 m dari threshold runway 33 terdapat jalan akses ke pemukiman penduduk. Akses tersebut dapat ditutup apabila akan dilakukan perpanjangan runway.
Sementara itu, Bandara Wirasaba, Purbalingga memiliki dimensi runway 850 m x 50 m yang dapat didarati Pesawat Casa 212 atau sejenisnya. Sedangkan dimensi appron Bandara Wirasaba adalah 100 m x 45 m, dan taxiway 30 m x 25 m.
Dengan akan beroperasinya Lanud tersebut menjadi bandara yang melayani penerbangan komersil, diharapkan bisa semakin memudahkan akses transportasi dari dan ke daerah-daerah tersebut sehingga dapat menarik wisatawan dan para investor. Dengan begitu, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah-daerah tersebut. (Herman Ami)