Mahalnya Listrik di Negeri 1.000 Parit

Ahad, 18 Oktober 2009 | 14:35:24 WIB
Warga tembilahan termasuk salah satu penikmat listrik bertenaga diesel dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Kendala utama yang dihadapi warga negeri Seribu Parit ini adalah terbatasnya pemasangan listrik. KwH atau yang akrab disebut meteran listrik sebagai tanda pemasangan jaringan listrik mencapai harga puluhan juta di daerah ini.
Keadaan itu telah menjadi rahasia umum oleh warga Tembilahan selama bertahun-tahun. PLN daerah Tembilhan selalu beralasan tidak akan bisa menambah pemasangan jaringan karena kapasitas mesin diesel mereka terbatas. Namun, sejumlah warga merasa tidak percaya karena perlakuan berbeda pada sejumlah pelanggan. "Jika kita mampu bayar mahal, maka kita bisa punya meteren listrik disini (Tembilan-red). Tapi jika ada yang membayar lebih dari kita, maka kita akan tidak mendapatkan arus listrik ke rumah kita. Sebut saja para pengusaha walet di kota ini mampu membayar hingga Rp.15 juta atau bahkan ada yang bayar Rp.30 juta,"ungkap seorang sumber kepada RiauInfo. Keadaan ini menjadi salah satu ladang uang bagi oknum PLN Tembilahan. Tidak jarang ada warga yang juga menjual meteran listriknya kepada warga lain yang membutuhkan listrik ke rumahnya. Sehingga para biro listrik juga meraup keuntungan memasang dan memindahkan jaringan listrik antar warga. Namun, warga sangat heran dengan alasan PLN Tembilhan yang tidak sesuai dengan keadaannya. Dimana, jika ada yang sanggup membayar mahal dengan puluhan juta rupiah, maka PLN Tembilhan pun tetap memasang meteran, bahkan meteran baru. Keadaan ini telah diketahui pemerintah daerah setempat. Bahkan, setiap pejabat daerah ini juga terpaksa membayar mahal mencapai Rp.8 juta untuk mengalirkan listrik ke rumah mereka. Meskipun bertenaga diesel, warga Tembilahan juga merasakan pemadaman bergilir setiap harinya dengan intensitas yang tidak menentu. Hingga, Minggu (18/10/09) ini, sejumlah warga Tembilhan melakukan unjukrasa ke PLN Ranting Tembilahan menyuarakan protes pemadaman tersebut. Namun mereka tidak berhasil menemui kepala ranting PLN Tembilhan berhubung hari libur dan keluar kota. Perwakilan warga mengancam akan melakukan aksi besar-besaran terkait pemadaman ini.

Terkini