Puskemas Harus Ciptakan Pola Pikir Hidup Sehat Masyarakat

TAPUNG HILIR (RiauInfo) - Seluruh Puskesmas di Kabupaten Kampar harus dapat mengfasilitasi dan menjalin kerjasama dengan camat dan pemerintahaan desa serta tokoh masyarakat untuk menyelenggarakan Desa Siaga Aktif sesuai dengan Kesehatan dari Masyarakat desa di wilayah kerjanya dengan menciptakan pola pikir Hidup Sehat Masyarakat. Demikian dikatakan Bupati Kampar H Burhannuddin Husin saat memberikan sambutan pada acara Peresmian Puskesmas Tapung Hilir II Desa Tanah Tinggi, Jum'at (07/01/2011) kemarin. Dijelaskan Burhannuddin, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat dan langkah-langkah harus dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan bagi masyarakat tersebut adalah melakukan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorang, pembiayaan kesehatan, sumber daya kesehatan, tersedianya farmasi, alat kesehatan dan makanan,manajemen dan informasi kesehatan serta pemberdayaan masyarakat, dengan perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia) dan keluarga miskin. " Meskipun sarana pelayanan dianggap sudah memadai, perlu dibarengi dengan tersedianya tenaga kesehatan yang professional di puskesmas dan jaringannya untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. Selain itu perlu dorongan peran serta aktif masyarakat untuk meningkatkan kemandiran masyarakat dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sehingga yang datang ke puskesmas tersebut adalah lebih banyak yang masyarakat sehat dari pada yang sakit untuk itu petugas kesehatan puskesmas diharapkan mampu melakukan upaya deteksi penyakit dan penemuan kasus penyakit ecara dini untuk mencegah banyaknya kasus rujukan kerumah sakit, melalui kampanye hidup bersih dan sehat, panyuluhan kesehatan, imunisasi serta pemberian pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan medis dasar dengan demikian biaya pengobatan dapat ditekan seminimal mungkin sehingga bias diperoleh cost-effective," ujar Bupati Kampar. Berkaitan dengan masih kurangnya tenaga medis di beberapa kecamatan dan desa Burhanuddin mengharapkan kepada dinas terkait untuk dilakukan pemerataan penempatan tenaga medis agar masyarakat benar-benar merasakan pelayanan yang maksimal terutama dibidang kesehatan hingga nantinya tercapai target-target kerja yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah maupun pusat. " Saat ini Masih banyak masyarakat yang memanfaatkan Puskesmas hanya sebagai sarana pengobatan untuk itu Puskesmas dituntut untuk melaksanakan upaya preventif promotif (peningkatan kesehatan), preventif (pencegahaan penyakit), tanpa mengabaikan upaya kuratif (pengobatan) dan rehabilitative (pemilihan) hal ini sesuai dengan sembilan lebih mencegah dari pada mengobati agar terciptanya paradigma sehat bagi masyarakat," kata Burhanuddin. Bupati Kampar juga menghimbau dan mengajak seluruh lapisan masyarakat agar mengembangkan Desa Siaga yang memiliki daya ungkit yang besar dalam mewujudkan masyarakat sehat karena Desa Siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasai masalah/ancaman kesehatan secara mandiri. Dengan adanya Desa Siaga, semua individu dan keluarga diharapkan mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari antara lain persalinan melalui tenaga kesahatan atau bidan, memberi ASI eksklusif, menimbang bayi dan balita dan termasuk tidak merokok didalam rumah. " Dengan adanya kepedulian masyarakat untuk hidup sehat dan kemampuan berperan aktif dibidang kesehatan dalam tatanan rumah tangga akan berdampak positif dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di kabupaten Kampar," sebut Burhanuddin Husin. Berkaitan dengan itu pula Burhannuddin menjelaskan bahwa beberapa hasil yang telah dicapai oleh program perbaikan gizi masyarakat antara lain pemberian kapsul vitamin A pada anak balita usia 6-59 bulan sebesar 85 persen melampui target 80 persen, pemberian tablet besi (Fe) pada ibu hamil sebesar 75 persen dari target 80 persen dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan mengalami peningkatan, dari 32 persen pada tahun 2007 menjadi 54,8 persen pada tahun 2010, namun belum mencapai target yang diharapkan sebesar 80 persen. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi masalah gizi secara nasional untuk balita dengan gizi kurang sebesar 13 persen dan gizi buruk sebesar 5,4 persen. Sedangkan di Kabupaten Kampar prevalensi balita dan gizi kurang sebesar 10 persen dan gizi buruk sebesar 13 persen. Dengan demikian prevalensi balita gizi kurang dan buruk di Kabupaten Kampar masih tinggi yaitu sebesar 23 persen sehingga belum mencapai target nasional perbaikan gizi tahun 2015 (20 persen) maupun target Millineum Develepment Goals (MDG’s) 2015 (18,5 persen). Berdasarkan Riskerda Tahun 2010 secara nasional prevalensi gizi kurang masih tetap 13 persen, sedangkan untuk gizi buruk berkurang menjadi 4,9 persen dan untuk itu diperlukan kerja keras dari Pemerintah Daerah, tenaga kesehatan dan bersama-sama masyarakat dimasa mendatang agar kasus gizi kurang dan buruk di Kabuapten Kampar dapat direkan seminimal mungkin dan mencapai target MDG’s tahun 2015. " Saya tekankan bahwa hal yang terpenting dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Kampar adalah Pencapaian Indikator Kinerja Utama dengan sasaran prioritas nasional adalah meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian Ibu, menurunnya angka kematian bayi dan menurunnya prevelensi gizi kurang pada anak balita, seterusnya pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan di Kabupaten Kampar serta pencapaian indicator (MDG’s)," ujar Bupati Kampar. Kadis Kesehatan Kabupaten Kampar H Herlyn Rahmola melaporkan bahwa untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar, saat ini tersedia personil sebanyak 1.081 orang dan ini tidak termasuk di RSUD Bangkinang yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu kesehatan seperti Dokter Umum, Dokter Gigi, Sarjana Kesehatan Masyarakat, Perawat, Bidan yang bertugas di kantor Dinas Kesehatan, Instalasi Farmasi, Laboratorium, Puskesmas dan jaringannya dengan status PNS sebanyak 875 orang, Pegawai Tidak Tetap (PTT) pusat sebanyak 178 orang Pegawai Tidak Tetap (PTT) provinsi sebanyak 28 orang. " Hasil-hasil pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini di Kabupaten Kampar telah menunjukkan meningkatnya akses pelayanan masyarakat. sarana pelayanan kesehatan yang ada dikabupaten kampar saat ini telah meliputi Rumah Sakit Umum Daerah berjumlah 1 unit, Puskesmas sebanyak 27 buah unit 8 unit diantaranya merupakanpuskesmas perawatan , sedangkan jumlah puskesmas pembantu ada di Kabupaten seluruhnya berjumlah 164 unit, 26 unit Puskel Darat dan 4 unit Puskel Air serta ditunjang oleh 1 unit Instalisasi Farmasi dan 1 unit Laboratorium Kesehatan Daerah," papar Herlyn. Herlyn juga menjelaskan dari 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar saat ini masih ada 1 kecamatan yang belum memiliki Puskesmas yaitu Kecamatan Koto Kampar Hulu namun telah direncanakan pembangunannya pada APBD 2011. Peresmian Puskesmas II kecamatan Tapung Hilir tersebut juga disemarak dengan pelaksanaan Pengobatan gratis, sunatan masal serta donor darah. (arief)

Berita Lainnya

Index