Menuju Cakrawala Baru Mengubah Risiko Menjadi Kekuatan Pendorong Pertumbuhan Bank Syariah Yang Berkelanjutan

Menuju Cakrawala Baru Mengubah Risiko Menjadi Kekuatan Pendorong Pertumbuhan Bank Syariah Yang Berkelanjutan
Ilustrasi

Oleh : Novita Sari, mahasiswa Intitut Agama Islam Tazkia Bogor

Dalam dunia perbankan syariah yang semakin dinamis, manajemen risiko yang efektif menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Bank syariah, dengan prinsip-prinsip keadilan dan transparansi yang dianutnya, menghadapi tantangan unik yang memerlukan pendekatan cerdas dalam mengelola profit dan risiko. 

Dalam aktivitasnya suatu perusahaan pasti akan menghadapi suatu resiko begitu juga dengan perbankan syariah yang tak luput dari adanya resiko. Resiko yang dihadapi oleh bank syariah sangatlah beragam dan bermacam-macam. Begitu juga manajemen resiko perlu disesuaikan dengan resiko apa yang kemungkinan muncul dalam bank syariah. Karena manajemen yang tepat akan dapat menghasilkan keputusan yang tepat dalam mengatasi resiko.

Pada implementasinya manajemen resiko memiliki tahapan yang meliputi identifikasi resiko, pengukuran resiko, memonitor, serta mengelola berbagai eksposur resiko. Namun implementasi ini tidak dapat berjalan dengan baik apabila tanpa disertai adanya proses dan sistem yang jelas. Dimana keseluruhan manajemen resiko harus didukung oleh seluruh departeman dan divisi dari lembaga sehingga budaya manajemen resiko dapat muncul.

Bank Syariah, jika dicermati, merupakan salah satu bisnis yang sarat risiko. Hal ini dikarenakan, dalam menjalankkan aktivitasnya bank banyak berhubungan dengan produk-produk yang mengandung risiko, seperti mudharabah2 . Hal ini mencerminkan beberapa risiko pada bank Syariah bersifat unik dan lebih beragam dibanding yang dihadapi oleh bank Konvensional. Bank Syariah tidak hanya dihadapkan oleh risiko-risiko tradisional, seperti risiko kredit, tapi juga dihadapkan pada risiko yang muncul karena keunikan karakteristik bisnis dan akadnya. Risiko- risiko unik dan khas dalam bank Syariah antara lain risiko kepatuhan syariah, risiko pembiayaan, risiko imbal hasil, risiko investasi dan sebagainya. 

Bagian selanjutnya menguraikan 10 taktik utama manajemen keuntungan dan risiko yang digunakan oleh bank Islam.

1.Diversifikasi Produk dan Jasa Mengembangkan beragam produk dan jasa keuangan syariah dapat membantu mengurangi ketergantungan pada satu sumber pendapatan dan meningkatkan diversifikasi risiko. Produk-produk seperti Murabahah, Mudarabah, Musyarakah dan Ijarah menambah keberagaman portofolio bank.

2. Kepatuhan Syariah yang Ketat 
Memastikan seluruh transaksi dan operasional perbankan mematuhi prinsip-prinsip Syariah merupakan langkah pertama dalam memitigasi risiko. Dewan Pengawas Syariah (DPS) harus berperan aktif dalam mengkaji dan memantau kepatuhan tersebut.

3.Manajemen Likuiditas 
Bank syariah harus memiliki strategi pengelolaan likuiditas yang kuat untuk menjamin ketersediaan dana untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang.

Penggunaan instrumen likuiditas syariah seperti Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dapat membantu dalam hal ini.

4. Pengembangan Sumber Daya Manusia 
Berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan staf Anda dengan fokus pada keuangan Islam akan memastikan bahwa staf Anda memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk mengelola risiko secara efektif.

5.Teknologi dan Digitalisasi 
Memanfaatkan teknologi dan digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan manajemen risiko.Sistem manajemen risiko terintegrasi dan teknologi keamanan informasi canggih membantu mengidentifikasi dan memitigasi risiko sejak dini.

6.Penilaian Risiko Kredit
Kami melakukan penilaian risiko kredit secara komprehensif dengan mempertimbangkan nilai-nilai syariah.Hal ini mencakup penyelidikan menyeluruh terhadap kemampuan dan kemauan debitur untuk membayar kembali serta penggunaan agunan yang sesuai dengan syariah.

7.Pemantauan dan Audit Internal
Memperkuat kemampuan pemantauan dan audit internal untuk memastikan bahwa seluruh prosedur dan kebijakan risiko diikuti dengan benar.Audit internal rutin membantu mengidentifikasi potensi risiko dan kelemahan dalam sistem pengendalian.

8.Kerjasama dengan lembaga keuangan lain 
Menjalin kerjasama dengan lembaga keuangan lain, baik syariah maupun konvensional, untuk menyebarkan risiko dan berbagi pengetahuan dan sumber daya.

9Meningkatkan Transparansi 
Meningkatkan transparansi laporan keuangan dan operasional untuk membangun kepercayaan pelanggan dan investor.Transparansi juga bermanfaat bagi pengawasan eksternal dan kepatuhan terhadap peraturan.

10.Pengembangan Produk Berbasis Risiko 
Pengembangan produk keuangan syariah yang dirancang khusus untuk tujuan manajemen risiko, seperti sukuk terstruktur, asuransi syariah (takaful), dan dana investasi syariah yang berfokus pada sektor berisiko rendah.

Mitigasi risiko yang cerdas merupakan kunci untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan bagi bank syariah. Dengan menerapkan strategi mitigasi risiko yang tepat, bank syariah dapat memaksimalkan profit dan meminimalkan risiko, sehingga dapat memberikan nilai tambah yang optimal bagi para nasabah dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan mengadopsi strategi-strategi ini, bank syariah dapat secara efektif mengelola profit dan risiko, memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan stabil. 

Manajemen risiko yang cerdas bukan hanya tentang menghindari kerugian, tetapi juga tentang menciptakan peluang untuk pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan. Prinsip-prinsip syariah yang mendasari operasi bank syariah memberikan kerangka kerja yang kuat untuk mencapai keseimbangan ini.

 

#Artikel Mahasiswa

Index

Berita Lainnya

Index