Mengapa Akuntansi Syariah Menjadi Pilar Keadilan Dan Transparansi Di Era Globalisasi?

Mengapa Akuntansi Syariah Menjadi Pilar Keadilan Dan Transparansi Di Era Globalisasi?
Ilustrasi

Oleh : Supri Riduan, mahasiswa Institut Agama Islam Tazkia Bogor

Dalam era globalisasi yang semakin kompleks, kebutuhan akan sistem perbankan yang berlandaskan prinsip syariah menjadi semakin mendesak. Bank-bank syariah tidak hanya muncul sebagai alternatif, tetapi juga sebagai tonggak penting yang mampu menjawab tuntutan pasar akan keadilan dan transparansi dalam berbisnis. Akuntansi syariah, sebagai fondasi operasional perbankan syariah, memegang peran krusial dalam memastikan setiap aktivitas finansial berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Akuntansi Syariah menjadi Fondasi Keuangan Modern

Akuntansi syariah telah menjadi prinsip fundamental dalam lembaga keuangan syariah, termasuk perbankan syariah. Berbeda dengan akuntansi konvensional yang berfokus pada profitabilitas, akuntansi syariah mengedepankan prinsip-prinsip keadilan dan kebenaran. Hal ini menunjukkan bahwa akuntansi syariah tidak hanya sekadar mencatat angka, tetapi juga menekankan nilai-nilai moral dalam setiap transaksi keuangan.

Prinsip-Prinsip Utama dalam Akuntansi Syariah

1.    Prinsip Kebenaran: Akuntansi syariah harus didasarkan pada kebenaran yang sesuai dengan aturan syariah dan tidak boleh menyimpang dari hukum Allah SWT.

2.    Prinsip Keadilan: Setiap transaksi harus memperhatikan hak-hak semua pihak terkait secara adil dan tidak diskriminatif.

3.    Prinsip Syariah: Semua proses dan transaksi harus sejalan dengan aturan-aturan syariah.

Peran Sentral Akuntansi Syariah dalam Perbankan Syariah

Akuntansi syariah memegang peran penting dalam bank syariah, terutama dalam memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah di setiap transaksi dan kegiatan perbankan. Selain itu, akuntansi syariah berperan dalam memberikan informasi yang akurat dan transparan kepada berbagai pemangku kepentingan, termasuk nasabah, investor, dan otoritas pengawas.

Penerapan akuntansi syariah di perbankan syariah meliputi:

•    Penghitungan Biaya: Semua biaya harus dihitung dengan jujur dan akurat berdasarkan prinsip kebenaran dan keadilan.

•    Penghitungan Pendapatan: Pendapatan juga harus dihitung secara jujur dan sesuai dengan aturan syariah.

•    Penghitungan Liabilitas: Liabilitas yang muncul dari transaksi keuangan harus dicatat dengan tepat dan adil.

Tahapan Proses Akuntansi Syariah dalam Perbankan Syariah

Proses akuntansi syariah mencakup beberapa tahapan penting untuk memastikan bahwa transaksi dan laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan standar akuntansi yang berlaku:

1.    Analisis Transaksi Akuntansi: Memastikan transaksi sesuai dengan prinsip syariah dan PSAK yang berlaku.

2.    Pembuatan Jurnal: Mencatat transaksi dalam jurnal sesuai dengan PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah.

3.    Pemindahan Catatan ke Buku Besar: Memastikan semua transaksi tercatat dengan benar.

4.    Menyusun Neraca Saldo: Menyusun saldo untuk memastikan keakuratan akun.

5.    Membuat Jurnal Penyesuaian: Menyesuaikan jurnal agar semua transaksi sesuai dengan standar akuntansi syariah.

6.    Menyusun Neraca Saldo Setelah Penyesuaian: Memastikan semua akun dihitung dengan benar.

7.    Menyusun Laporan Keuangan: Menyusun laporan keuangan sesuai dengan PSAK 59 dan standar akuntansi syariah lainnya.

8.    Menyusun Jurnal Penutup: Menutup akun-akun yang telah selesai.

Kesimpulan

Akuntansi syariah adalah pilar utama dalam operasional bank syariah, memastikan semua aktivitas keuangan sejalan dengan prinsip keadilan dan kebenaran. Dengan menerapkan akuntansi syariah, bank syariah dapat memberikan transparansi dan kepercayaan yang tinggi kepada semua pemangku kepentingan. Ini menjadikan mereka pemain kunci dalam lanskap keuangan global yang terus berkembang. Akuntansi syariah bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang menjalankan bisnis dengan integritas dan tanggung jawab moral yang tinggi

 

#Artikel Mahasiswa

Index

Berita Lainnya

Index