Kasubdin Sawit Dinas Perkebunan Riau, Hanafi kepada wartawan Selasa (12/12) mengatakan harga ini nilai tertinggi sepanjang sejarah persawitan di Riau. ”Harga TBS sawit diperkirakan akan terus naik hingga pertengahan Januari 2007 mendatang. Setelah itu diperkirakan stabil,” jelas Hanafi.
Hanafi menambahkan sebelumnya sempat terjadi konjungtur harga yang cukup signifikan. Harga TBS dari Rp 800-an pernah jatuh mencapai Rp 300-400 an per kg. Kejatuhan harga ini disebabkan pengaruh ketidakstabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Harga TBS sawit berfluktuasi sesuai dengan fluktuatif nilai tukar rupiah terhadap USD.
Menurut Hanafi harga TBS kali ini dipengaruhi tingkat kebutuhan pasar Eropa terhadap CPO meningkat. Sementara pasokan Crude Palm Oil (CPO) Malaysia saat ini sudah mampu ditandingi produksi Indonesia. Alhasil permintaan CPO pasar Eropa terhadap CPO dari Indonesia meningkat. Dengan demikian Hanafi memprediksi kalau terjadi penurunan harga TBS, tidak akan mengalami penurunan drastis.***