Wako Sidak di Dua Pasar Tradisional

Rabu, 27 Agustus 2008 | 22:17:42 WIB

PEKANBARU (RiauInfo) - Menjelang bulan suci Ramadhan Walikota Pekanbaru Herman Abdullah beserta Muspida melakukan sidak kebeberapa tempat perbelanjaan tradisional. Diantaranya, Pasar Sail dan Pasar Palapa jalan Durian KecamatPayung Sekaki.

Dalam kunjungannya, Herman menilai harga maupun ketersediaan yang ada di pasaran masih relatif stabil. Kendati ditemukan cukup banyak kebutuhan rumah tangga yang melonjak. Di pasar Palapa misalnya, daging ayam yang sebelumnya hanya Rp17.000-18.000 per kilogramnya, kini mencapai Rp19.000 per kilogramnya. Begitu juga dengan daging sapi telah mencapai Rp60.000, sebelumnya Rp45.000-55.000 per kilogram. Kemudian ada juga ikan bilis yang kini dinilai Wako naik drasis. Harga sebelumnya hanya Rp30.000 kini Rp40.000 perkilogram. Menurut pedagang, harga ini diperkirakan akan terus naik hingga mendekati Idul Fitri nanti. "Ini baru harga sekarang, kalau mendekati lebaran nanti pasti lebih mahal,"katanya. Selain itu ada juga beberapa kebutuhan rumah tangga lainnya yang malah turun. Diantaranya minyak gorang yang sebelumnya Rp10.000 menjadi Rp.9.000, cabe dari Rp19.000 menjadi Rp18.000 per kilogram. Namun untuk cabe dari Sumbar tidak mengalami penurunan, rata-rata Rp24.000-Rp25.000 per kilogram, ujar Wako kepada wartawan. Terkait untuk daging sapi dan ayam, melonjaknya harga yang terus terjadi disetiap tahunnya dinilai Wako akibat ulah para pedagang yang sengaja memanfaatkan kesempatan bulan puasa dan lebaran. Untuk itu, Wako menghimbau kepada dua instansi terkait, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas Pertanian (Distan) untuk mencarikan solusi kenaikan harga pasar. Misalnya, bekerjasama untuk mengadakan program peternakan untuk pengembangan dan penggemukan sapi. Setelah momen yang dibutuhkan seperti saat ini, lalu dipasarkan. Jadi kalau program ini berhasil, maka solusi untuk menstabilkan harga pasar berhasil diatasi. Selain itu, Wako juga menghimbau kepada distributor dan agen agar tidak menaikan harga tanpa alasan. Sebab, tidak ada alasannya. "Keculai situasi bencana alam atau lainnya yang menyebabkan pasokan barang kebutuhan terhambat," ungkapnya. (muchtiar)
 

Terkini