Kasus kematian unggar secara mendadak itu tersebar di empat kabupaten/kota di Riau, yakni di Kabupaten Indragiri Hulu (115 ekor ayam), Kabupaten Siak (69 ekor ayam), kabupaten Rokan Hulu (17 ekor ayam), dan Pekanbaru (4 ekor ayam).
Untuk mengurangi tingkat risiko penyebaran ekstrim, Dinas Peternakan Riau membentuk tim reaksi cepat penanggulangan bahaya flu burung untuk memantau dan membantu masyarakat dalam vaksinasi dan penyebaran cairan disifektan.
"Kita juga berharap masyarakat meningkatkan kesadarannya terhadap bahaya virus flu burung dengan menjaga kebersihan lingkungan, terutama kebersihan di kandang unggas," ungkap Kepala Dinas Peternakan Riau, Patrianov di Pekanbaru.
Dinas Peternakan Riau sendiri telah mencatat sejak 2008 hingga 2009, populasi kematian unggas akibat flu burung cenderung mengalami peningkatan. Tahun 2008 tercatat sebanyak 2.897 kasus, dan di tahun 2009 meningkat menjadi 4.232 kasus.(ad)